-->
KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Lihat Detail

KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Skripsi/Thesis
KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Erlin Natsir, SKM dan Joeharno, SKM

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menjelang era pasar bebas atau dikenal AFTA (Asean Free Trade Assosiation) diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya adalah akreditasi rumah sakit yang ada saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit (Departemen Kesehatan RI, 1990).
Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan.
Tenaga perawat yang merupakan “The caring profession” mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2001).
Tuntutan dan kebutuhan asuhan keperawatan yang berkualitas di masa depan merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar-benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh dari rumah sakit. Tanggung jawab ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap awal proses professional.
Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan terhadap kenyamanan, kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri mempunyai nilai yang relative tergantung dari masing-masing individu (Wijono, 2003).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, beban kerja, pelatihan dan masa kerja.
Hal ini dikarenakan bahwa banyaknya perawat melaksanakan asuhan keperawatan memiliki pendidikan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang mendukung terciptanya kinerja mengalami masalah dalam aplikasi di lapangan berupa keterlambatan atau banyaknya proses pengisian asuhan keperawatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pihak rumah sakit.
Bertitik berat pada uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul studi tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
  1. Batasan Masalah
Banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang. namun karena keterbatasan sumber daya dari peneliti maka hanya dibatasi pada pengetahuan perawat, motivasi kerja perawat, beban kerja perawat, dan pelatihan perawat.
  1. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini dapat di rumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, dan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang ?”
D. Tujuan Penelitian
  1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
  1. Tujuan Khusus
    1. Untuk mengetahui kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, dan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
E. Manfaat Penelitian
  1. Manfaat Institusi
  2. Manfaat Ilmiah
  3. Manfaat Praktis

KEPUSTAKAAN

  1. Kinerja
  2. Tenaga Kesehatan
  3. Perawat
  4. Asuhan Keperawatan
  5. Pengetahuan Perawat
  6. Motivasi Perawat
  7. Beban Kerja Perawat
  8. Pelatihan Perawat

METODE PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Observasional dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
    1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
        1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang.
        1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juli – Agustus 2006.
    1. Populasi dan Sampel
        1. Populasi
Dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang jumlahnya 88 orang (honor maupun PNS) di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
        1. Sampel
Cara pengambilan sample dalam penelitian ini adalah Exhausive Sampling atau Sampel Jenuh adalah metode pengambilan sampel dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel penelitian yaitu perawat pada ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
    1. Pengumpulan Data
        1. Data Primer
Data yang di kumpulkan dari responden dengan cara wawancara langsung dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.
        1. Data Sekunder
Diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian. Data sekunder dikumpulkan dengan menghubungi unit-unit atau bagian yang dianggap mempunyai hubungan dengan penelitian ini yaitu : Ruang Cempaka (Perawatan Dalam), Ruang Anggrek (Vip Room), Ruang Melati (Bedah), Ruang Asoka (Bangsal Nifas) dan bagian pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
    1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan menggunakan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for Windows versi 12.0. Adapun langkah – langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :
      1. Tahap editing dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh merupakan informasi yang benar. Pada tahap ini dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jawaban dan jelas tidaknya jawabannya.
      2. Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat data yang diperoleh agar memudahkan mengolah dan manganalisis data dengan memberikan kode – kode dalam bentuk angka.
      3. Pembuatan/pemindahan hasil koding kuesioner ke daftar koding (master tabel)
      4. Tabulasi. Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputer disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
    1. Penyajian Data
Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang antara variabel penelitian disertai penjelasan.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Penelitian
  1. Karakteristik Responden
  1. Kelompok umur
Responden tertinggi berada pada kelompok umur antara 25 – 29 tahun sebanyak 37 (42,0%) dan terendah pada kelompok umur antara 35 – 39 tahun sebanyak 4 responden (4,5%).
  1. Jenis kelamin
Sebagian besar responden penelitian yang melaksanakan asuhan keperawatan rawat inap adalah perempuan sebanyak 63 (71,6%).
  1. Pendidikan
Sebagian besar responden telah menamatkan pendidikan sampai kejenjang strata 1 (S1) sebanyak 48 responden (54,5%).
  1. Variabel penelitian
  1. Pengetahuan
Sebagian besar responden dengan penilaian pengetahuan pada kategori cukup sebanyak 62 (70,5%).
  1. Motivasi
Sebagian besar responden menyatakan pemberian motivasi kerja berada pada kategori kurang sebanyak 47 (53,4%)
  1. Beban kerja
Sebagian besar responden menyatakan beban kerja yang dimiliki berada pada kategori cukup sebanyak 46 (52,3%).
  1. Pelatihan
Sebagian besar responden menyatakan pelatihan yang dilaksanakan di rumah sakit berada pada kategori cukup sebanyak 46 (52,3%
  1. Kinerja
Sebagian besar responden memiliki kinerja pada kategori cukup sebanyak 57 (64,8%).
  1. Distribusi Antar Variabel Penelitian
  1. Distribusi Pengetahuan Terhadap Kinerja
Responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 47 (82,5%) sedangkan responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang sebanyak 16 responden (51,6%).
  1. Distribusi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Responden dengan motivasi kerja cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 31 responden (54,4%) sedangkan responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 26 responden (67,7%).
  1. Distribusi Beban Kerja Terhadap Kinerja
Responden dengan beban kerja cukup sebagian besar memiliki kinerja yang cukup sebanyak 34 (59,6%) sedangkan responden dengan beban kerja kurang sebagian besar terdistribisi pada kinerja cukup sebanyak 23 responden (40,4%).
  1. Distribusi Pelatihan Terhadap Kinerja
Responden dengan pelatihan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 39 (68,4%) sedangkan responden dengan pelatihan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang sebanyak 24 responden (77,4%).

  1. Pembahasan
Berdasarkan penyajian hasil pengolahan data penelitian di atas maka dapat dibahas berdasarkan variabel penelitian sebagai berikut.
    1. Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki kinerja pada kategori cukup (64,8%) yang memberikan gambaran tentang kemampuan tenaga perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada pasien dan keluarganya.
Kinerja pada kategori cukup pada penelitian ini dikategorikan dari kemampuan yang dimiliki oleh tenaga perawat dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pasien yang ditinjau dari aspek pengetahuan perawat atas pelaksanaan asuhan keperawatan, melaksanakan dan mengikuti pelatihan terutama pelatihan bidang keperawatan, memiliki semangat kerja yang tinggi karena adanya motivasi kerja baik dari dalam diri sendiri tenaga perawat maupun dari luar dalam konteks kerumahsakitan dan adanya beban kerja yang dapat dilaksanakan oleh perawat seperti pemberian tugas tambahan namun perawat masih memiliki kemampuan yang maksimal untuk tetap melaksanakan tugas tambahan tersebut.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden dengan (tenaga perawat) pada kategori kurang (35,2%). Angka ini dapat dikatakan kecil namun dapat menjadi penghambat terhadap penciptaan pelayanan keperawatan di rumah sakit yang syarat akan kualitas dan kepuasan pasien dan keluarganya.
Kinerja kurang juga dapat disebabkan karena adanya unsur dari luar diri tenaga perawat yang mempengaruhi psikologis sehingga menurunkan semangat kerja dalam rangka pemenuhan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Aspek yang berasal dari luar ini mencakup hubungan interpersonal dengan teman sejawat di tempat kerja, adanya konflik internal keorganisasiaan rumah sakit, kurangnya aspek motorik dari rumah sakit dalam rangka pemberian motivasi kepada tenaga perawat sehingga dapat melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas dan menjawab tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan.
    1. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden perawat telah memiliki pengetahuan pada kategori cukup (52,3%). Pengetahuan cukup mencakup adanya kemampuan daya nalar dari tenaga perawat dalam mendeskripsikan fungsi dan peran perawat dalam berbagai kegiatan di rumah sakit.
Pengetahuan kategori cukup pada penelitian ini dimaksudkan adalah pengetahuan tentang tujuan penyelenggaraan asuhan keperawatan, langkah-langkah penyusunan asuhan keperawatan, pengkajian data dan perencanaan asuhan keperawatan, upaya pengumpulan data, pengetahuan tentang diagnosa keperawatan dan keperawatan komunitas. Berdasarkan hasil penentuan skor pilihan jawaban dari masing-masing pertanyaan menunjukkan bahwa responden dengan menjawab beberapa aspek penilaian pada skor 3 dan 4 menjadi acuan bahwa pengetahuan yang dimiliki pada kategori cukup sedangkan responden dengan skor 1 dan 2 merupakan pengetahuan pada kategori kurang.
Hasil penelitian menunjukkan pencapaian perawat dalam menjawab beberapa aspek penilaian pengetahuan pada kategori cukup untuk skor 3 dan 4 yaitu tujuan asuhan keperawatan (55,7 dan 37,5%), langkah-langkah pembuatan asuhan keperawatan (3,4 dan 48,9%), pengkajian dan perencanaan askep (36,4 dan 44,3%), dan pengumpulan data (25,0 dan 35,2%), tujuan diagnosa keperawatan (26,1 dan 39,8%), langkah-langkah diagnosa keperawatan (17,0 dan 45,5%). Beberapa aspek penilaian pengetahuan perawat di atas memberikan gambaran bahwa pengetahuan perawat sudah dapat dikatakan cukup dengan angka pencapian 50 % melebihi angka pencapaian skor rendah namun jika ditinjau lebih lanjut bahwa angka ini masih relatif kecil mengingat kebutuhan pelayanan berkualitas yang semakin dimengerti dan dipahami masyarakat sehingga peningkatan pengetahuan dalam rangka menunjang pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas dan memenuhi kepuasan konsumen yakni pasien dan keluarganya.
Pengetahuan tenaga perawat menyangkut tentang aspek yang berhubungan dengan bidang keperawatan dan dapat mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang dijalankan dalam rangka pemberian pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Kurangnya pengetahuan perawat dapat mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pelayanan kesehatan mengingat aspek pengetahuan ini merupakan pondasi dasar untuk terselenggaranya suatu tindakan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang juga memiliki kinerja yang kurang (51,6%) sedangkan responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (82,5%) yang memberi interpretasi bahwa pengetahuan mempengaruhi kinerja dalam hal in yang berhubungan dengan kualitas kerja tenaga perawat dalam melaksanakan dan menyelenggarakan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya.
    1. Motivasi Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perawat menyatakan bahwa motivasi kerja yang diperoleh berada pada kategori kurang (53,4%) yang memberi interpretasi bahwa tugas dan tanggung jawab keprofesian perawat dapat dikatakan kurang pula mengingat motivasi merupakan upaya peningkatan semangat kerja dari tenaga kerja termasuk perawat di rumah sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden yang menyatakan bahwa pembagian kerja tersebut berada pada kategori kurang sesuai (12,5%). Meskipun angka ini relatif kecil namun memberi interpretasi tentang masih terdapatnya kerancuan dalam hal pelaksanaan pembagian kerja tenaga perawat di rumah sakit. Hal ini biasanya berhubungan dengan aspek kepentingan yang tentunya kurang menjadi tanggapan dalam hal penyusunan tenaga perawat berdasarkan jenis dan tanggung jawab kerja yang akan dilaksanakan dala suatu aktivitas perencanaan kerja rumah sakit.
Motivasi kerja bagi tenaga perawat merupakan aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan dan kualitas kerja yang akan dilaksanakan dan diterima oleh pasien di rumah sakit dimana hal ini berhubungan dengan kinerja yang dimiliki tenaga perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan motivasi kerja kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerj cukup (45,6%) yang memberi interpretasi bahwa meskipun angka pencapaiannya rendah namun dapat diasumsikan bahwa masih terdapat perawat yang tidak terlalu mengharapkan adanya imbalan sebagai bentuk motivasi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab keprofesiannya. Sedangkan perawat yang menyatakan telah memperoleh motivasi kerja pada kategori cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (54,4%) dimana angka pencapain ini dapat dikatakan relatif tinggi sehingga memberi interpretasi bahwa pemberian motivasi dapat meningkatkan kualitas kerja yang dilaksanakan perawat dalam rangka penyelenggaraan asuhan keperawatan dengan hasil yang maksimal dan memuaskan kebutuhan pasien dan keluarganya.
Interpretasi lain yang dapat ditarik berdasarkan peningkatan kinerja dengan motivasi cukup adalah bahwa terdapat perawat yang telah lama mengharapkan adanya motivator yang dapat memenuhi kebutuhannya sehingga memberi semangat dalam melaksanakan aktivitas kerja di rumah sakit.
    1. Pelatihan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perawat telah memperoleh pelatihan pada kategori cukup (52,3%) yang memberi intrpretasi tentang pengembangan kemampuan dan kompetensi bagi perawat di rumah sakit telah dilaksanakan dalam upaya peningkatan kemampuan kerja tenaga perawat dalam memberikan pelayanan di rumah sakit yang tidak hanya mencakup keprofesiannya saja namun juga beberapa jenis pekerjaan lainnya diluar bidang keprofesiannya.
Angka pencapaian pelatihan pada tenaga perawat di rumah sakit jika ditinjau secara mendalam memberi interpretasi bahwa upaya pengembangan kemampuan dan keterampilan kerja masih dapat dikatakan rendah mengingat masih banyak tenaga perawat yang menyatakan belum memperoleh pelatihan atau sudah dapat namun pelatihan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan kerja dalam artian pelatihan pada kategori kurang (47,7%).
Pelatihan pada kategori kurang berdasarkan aspek penilaian pelatihan dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa masih terdapat perawat yang telah mengikuti pelatihan namun tidak memberikan perubahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan (38,6% dan 9,1%) yang memberi interpretasi bahwa pelatihan tersebut memuat materi yang sifatnya belum menunjukkan perkembangan keilmuan kekinian dan belum menjawab tuntutan kebutuhan pelaksanaan asuhan keperawatan yang lebih kompleks.
Pelatihan sebagai bentuk pengembangan kemampuan dan keterampilan tenaga perawat tentunya akan memberi pengaruh terhadap peingkatan kualitas kerja dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan pelatihan kategori kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kategori kurang (77,4%) dan perawat yang telah memperoleh pelatihan pada kategori cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (68,4%) yang memberi interpretasi bahwa pelatihan yang diselenggarakan kepada perawat memberi pengaruh terhadap kualitas kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
    1. Beban Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan responden menyatakan bahwa beban kerja yang dimiliki sudah berada pada kategori cukup (52,3%) yang memberi interpretasi akan kesesuaian terhadap jenis kerja dan tanggung jawab yang diemban dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat responden yang menyatakan bahwa beban kerja yang dimiliki masih kurang (47,7%) yang memberi interpretasi akan ketidak sesuai antara kemampuan yang dimiliki dengan tanggung jawab kerja yang dilaksanakan. Hasil ini juga memberi interpretasi akan kekurangpercayaan pihak manjerial (pimpinan) dalam pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada perawat untuk melaksanakan berbagai kegiatan kerja di rumah sakit yang tidak hanya dengan pelaksanaan asuhan keperawatan saja namun juga berbagai aktifitas kerja lainnya.
Aspek penilian beban kerja pada penelitian dengan memperhitungkan adanya pekerjaan tambahan yang diberikan secara langsung dari pimpinan, adanya tambahan pekerjaan diluar pekerjaan pokok, kesesuaian kemampuan terhadap pelaksanaan kerja, kesesuaian jenis pekerjaan dengan keprofesian dan adanya tugas tambahan dari pimpinan.
Beban kerja yang dimiliki oleh setiap karyawan begitu pula pada perawat di rumah sakit dapat memberi pengaruh terhadap kemampuan kerja yang dilaksanakan dimana hal ini berhubungan dengan maksimalisasi hasil kerja demi memberikan kepuasan dan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan beban kerja cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja yang cukup pula (59,6%) yang memberi gambaran bahwa beban kerja yang cukup akan mempengaruhi peningkatan kualitas kerja yang dimiliki oleh perawat. Sedangkan pada perawat dengan beban kerja kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang (61,3%) yang memberi informasi akan tingkat beban kerja yang kurang sesuai atau berlebih dapat menurunkan kemampuan kerja ditambah lagi dengan kurangnya pemberian insentif sehingga mempertinggi pencapaian kualitas kerja yang rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang telah disajikan dan dibahas di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  1. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan pengetahuan berada pada kategori cukup (82,5%) dan pada kategori kurang (17,5%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (48,4%) dan kategori kurang (51,6%)
  2. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan motivasi kerja berada pada kategori cukup (54,4%) dan pada kategori kurang (45,6%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (32,3%) dan kategori kurang (67,7%)
  3. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan pelatihan berada pada kategori cukup (68,4%) dan pada kategori kurang (31,6%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (22,6%) dan kategori kurang (77,4%)
  4. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan beban kerja berada pada kategori cukup (59,6%) dan pada kategori kurang (40,4%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (38,7%) dan kategori kurang (61,3%)

    1. Saran
Saran yang diajukan pada penelitian berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan adalah sebagai berikut :
  1. Dalam rangka penciptaan kualitas kerja yang maksimal sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas ditinjau dari aspek pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit maka pengembangan pengetahuan pada perawat harus dilaksanakan melalui pengembangan pendidikan dan atau penyelenggaraan pelatihan didunia kerja
  2. Pihak manajerial rumah sakit harus tetap memperhatikan perawat dengan motivasi kurang namun masih memiliki kesadaran untuk tetap melaksanakan aktivitas kerja dengan maksimal dengan memberikan motivasi yang cukup pula sehingga lebih memaksimalkan hasil kerja yang dicapai rumah sakit.
  3. Pemberian beban kerja tambahan kepada perawat harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapabilitas dari masing-masing tenaga perawat sehingga dapat melaksanakan aktivitas kerja dengan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani, Nilai-Nilai Profesionalisme Dalam Praktek Keperawatan, Makalah Seminar Loka Karya Praktek Keperawatan Profesionalisme, FIK, Universitas Indonesia, Jakarta, 1998.

Aditama, Chandra Yoga, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2000.

Azrul Azwar,Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakrta, 1996

Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996

Christina Ibrahim, Introduksi dan Ilustrasi Pelaksanaan Proses Keperawatan, Depkes Pajajaran, Bandung, 1997

Depkes RI, Konsep dan Mutu Manajemen Rumah Sakit, Jakarta, 1990.

,Standar Pelayanan Rumah Sakit, Cetakan V, Jakarta, 2001.

Depnakertrans, Undang-Undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13 Tahun 2003.

Direktorat Kesehatan Jiwa, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Rumah Sakit Jiwa Makassar, 1996.

Eapluyito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi Kedua, Penerbit Kedokteran EEG, Jakarta, 1987.

Habiba Ngaru, Kepuasan Kerja Tenaga Paramedik, 2002

Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Jacobus, Manajemen dan Keperawatan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa, Jakarta, 2001.

Marilyn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ketiga, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2000
Nasrul Efendy, Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997

Noer Bahry Noor, Motivasi Kerja Dalam Sebuah Organisasi, FKM UNHAS, Makassar, 1995.

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Ilmu Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Pertama : Salemba Medika, Jakarta

Prasetya Irawan, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIA LAN PRESS, Jakarta, 1997

Rusli Ngatimin, Upaya Menciptakan Masyarakat Sehat Di Pedesaan, Pascasarjana UNHAS, Makassar, 1987.

, Mengukur perilaku Kesehatan Masyarakat, Ujung Pandang, 1996.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Savitri, T., Modul Penilaian Kinerja Sianber Daya Manusia Organisasi Pelayanan Kesehatan, Yogyakarta, PPS UGM, 1997.

Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

Sondang, P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung, 2000.

Wijono. Djoko, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Vol. 1. Airlangga University Press, Surabaya, 1999.

Yasir, Ilyas, Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Cetakan I, Jakarta, 1999.


Dokumen Selengkapnya dapat menghubungi
085242854524
Blog : http:\\blogjoeharno.blogspot.com
a.n. Rhano
Skripsi/Thesis
KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Erlin Natsir, SKM dan Joeharno, SKM

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menjelang era pasar bebas atau dikenal AFTA (Asean Free Trade Assosiation) diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya adalah akreditasi rumah sakit yang ada saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit (Departemen Kesehatan RI, 1990).
Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan.
Tenaga perawat yang merupakan “The caring profession” mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2001).
Tuntutan dan kebutuhan asuhan keperawatan yang berkualitas di masa depan merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar-benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh dari rumah sakit. Tanggung jawab ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap awal proses professional.
Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan terhadap kenyamanan, kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri mempunyai nilai yang relative tergantung dari masing-masing individu (Wijono, 2003).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, beban kerja, pelatihan dan masa kerja.
Hal ini dikarenakan bahwa banyaknya perawat melaksanakan asuhan keperawatan memiliki pendidikan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang mendukung terciptanya kinerja mengalami masalah dalam aplikasi di lapangan berupa keterlambatan atau banyaknya proses pengisian asuhan keperawatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pihak rumah sakit.
Bertitik berat pada uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul studi tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
  1. Batasan Masalah
Banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang. namun karena keterbatasan sumber daya dari peneliti maka hanya dibatasi pada pengetahuan perawat, motivasi kerja perawat, beban kerja perawat, dan pelatihan perawat.
  1. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini dapat di rumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, dan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang ?”
D. Tujuan Penelitian
  1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
  1. Tujuan Khusus
    1. Untuk mengetahui kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, dan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
E. Manfaat Penelitian
  1. Manfaat Institusi
  2. Manfaat Ilmiah
  3. Manfaat Praktis

KEPUSTAKAAN

  1. Kinerja
  2. Tenaga Kesehatan
  3. Perawat
  4. Asuhan Keperawatan
  5. Pengetahuan Perawat
  6. Motivasi Perawat
  7. Beban Kerja Perawat
  8. Pelatihan Perawat

METODE PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Observasional dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
    1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
        1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang.
        1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juli – Agustus 2006.
    1. Populasi dan Sampel
        1. Populasi
Dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang jumlahnya 88 orang (honor maupun PNS) di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
        1. Sampel
Cara pengambilan sample dalam penelitian ini adalah Exhausive Sampling atau Sampel Jenuh adalah metode pengambilan sampel dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel penelitian yaitu perawat pada ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
    1. Pengumpulan Data
        1. Data Primer
Data yang di kumpulkan dari responden dengan cara wawancara langsung dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.
        1. Data Sekunder
Diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian. Data sekunder dikumpulkan dengan menghubungi unit-unit atau bagian yang dianggap mempunyai hubungan dengan penelitian ini yaitu : Ruang Cempaka (Perawatan Dalam), Ruang Anggrek (Vip Room), Ruang Melati (Bedah), Ruang Asoka (Bangsal Nifas) dan bagian pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
    1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan menggunakan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for Windows versi 12.0. Adapun langkah – langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :
      1. Tahap editing dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh merupakan informasi yang benar. Pada tahap ini dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jawaban dan jelas tidaknya jawabannya.
      2. Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat data yang diperoleh agar memudahkan mengolah dan manganalisis data dengan memberikan kode – kode dalam bentuk angka.
      3. Pembuatan/pemindahan hasil koding kuesioner ke daftar koding (master tabel)
      4. Tabulasi. Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputer disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
    1. Penyajian Data
Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang antara variabel penelitian disertai penjelasan.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Penelitian
  1. Karakteristik Responden
  1. Kelompok umur
Responden tertinggi berada pada kelompok umur antara 25 – 29 tahun sebanyak 37 (42,0%) dan terendah pada kelompok umur antara 35 – 39 tahun sebanyak 4 responden (4,5%).
  1. Jenis kelamin
Sebagian besar responden penelitian yang melaksanakan asuhan keperawatan rawat inap adalah perempuan sebanyak 63 (71,6%).
  1. Pendidikan
Sebagian besar responden telah menamatkan pendidikan sampai kejenjang strata 1 (S1) sebanyak 48 responden (54,5%).
  1. Variabel penelitian
  1. Pengetahuan
Sebagian besar responden dengan penilaian pengetahuan pada kategori cukup sebanyak 62 (70,5%).
  1. Motivasi
Sebagian besar responden menyatakan pemberian motivasi kerja berada pada kategori kurang sebanyak 47 (53,4%)
  1. Beban kerja
Sebagian besar responden menyatakan beban kerja yang dimiliki berada pada kategori cukup sebanyak 46 (52,3%).
  1. Pelatihan
Sebagian besar responden menyatakan pelatihan yang dilaksanakan di rumah sakit berada pada kategori cukup sebanyak 46 (52,3%
  1. Kinerja
Sebagian besar responden memiliki kinerja pada kategori cukup sebanyak 57 (64,8%).
  1. Distribusi Antar Variabel Penelitian
  1. Distribusi Pengetahuan Terhadap Kinerja
Responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 47 (82,5%) sedangkan responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang sebanyak 16 responden (51,6%).
  1. Distribusi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Responden dengan motivasi kerja cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 31 responden (54,4%) sedangkan responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 26 responden (67,7%).
  1. Distribusi Beban Kerja Terhadap Kinerja
Responden dengan beban kerja cukup sebagian besar memiliki kinerja yang cukup sebanyak 34 (59,6%) sedangkan responden dengan beban kerja kurang sebagian besar terdistribisi pada kinerja cukup sebanyak 23 responden (40,4%).
  1. Distribusi Pelatihan Terhadap Kinerja
Responden dengan pelatihan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 39 (68,4%) sedangkan responden dengan pelatihan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang sebanyak 24 responden (77,4%).

  1. Pembahasan
Berdasarkan penyajian hasil pengolahan data penelitian di atas maka dapat dibahas berdasarkan variabel penelitian sebagai berikut.
    1. Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki kinerja pada kategori cukup (64,8%) yang memberikan gambaran tentang kemampuan tenaga perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada pasien dan keluarganya.
Kinerja pada kategori cukup pada penelitian ini dikategorikan dari kemampuan yang dimiliki oleh tenaga perawat dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pasien yang ditinjau dari aspek pengetahuan perawat atas pelaksanaan asuhan keperawatan, melaksanakan dan mengikuti pelatihan terutama pelatihan bidang keperawatan, memiliki semangat kerja yang tinggi karena adanya motivasi kerja baik dari dalam diri sendiri tenaga perawat maupun dari luar dalam konteks kerumahsakitan dan adanya beban kerja yang dapat dilaksanakan oleh perawat seperti pemberian tugas tambahan namun perawat masih memiliki kemampuan yang maksimal untuk tetap melaksanakan tugas tambahan tersebut.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden dengan (tenaga perawat) pada kategori kurang (35,2%). Angka ini dapat dikatakan kecil namun dapat menjadi penghambat terhadap penciptaan pelayanan keperawatan di rumah sakit yang syarat akan kualitas dan kepuasan pasien dan keluarganya.
Kinerja kurang juga dapat disebabkan karena adanya unsur dari luar diri tenaga perawat yang mempengaruhi psikologis sehingga menurunkan semangat kerja dalam rangka pemenuhan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Aspek yang berasal dari luar ini mencakup hubungan interpersonal dengan teman sejawat di tempat kerja, adanya konflik internal keorganisasiaan rumah sakit, kurangnya aspek motorik dari rumah sakit dalam rangka pemberian motivasi kepada tenaga perawat sehingga dapat melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas dan menjawab tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan.
    1. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden perawat telah memiliki pengetahuan pada kategori cukup (52,3%). Pengetahuan cukup mencakup adanya kemampuan daya nalar dari tenaga perawat dalam mendeskripsikan fungsi dan peran perawat dalam berbagai kegiatan di rumah sakit.
Pengetahuan kategori cukup pada penelitian ini dimaksudkan adalah pengetahuan tentang tujuan penyelenggaraan asuhan keperawatan, langkah-langkah penyusunan asuhan keperawatan, pengkajian data dan perencanaan asuhan keperawatan, upaya pengumpulan data, pengetahuan tentang diagnosa keperawatan dan keperawatan komunitas. Berdasarkan hasil penentuan skor pilihan jawaban dari masing-masing pertanyaan menunjukkan bahwa responden dengan menjawab beberapa aspek penilaian pada skor 3 dan 4 menjadi acuan bahwa pengetahuan yang dimiliki pada kategori cukup sedangkan responden dengan skor 1 dan 2 merupakan pengetahuan pada kategori kurang.
Hasil penelitian menunjukkan pencapaian perawat dalam menjawab beberapa aspek penilaian pengetahuan pada kategori cukup untuk skor 3 dan 4 yaitu tujuan asuhan keperawatan (55,7 dan 37,5%), langkah-langkah pembuatan asuhan keperawatan (3,4 dan 48,9%), pengkajian dan perencanaan askep (36,4 dan 44,3%), dan pengumpulan data (25,0 dan 35,2%), tujuan diagnosa keperawatan (26,1 dan 39,8%), langkah-langkah diagnosa keperawatan (17,0 dan 45,5%). Beberapa aspek penilaian pengetahuan perawat di atas memberikan gambaran bahwa pengetahuan perawat sudah dapat dikatakan cukup dengan angka pencapian 50 % melebihi angka pencapaian skor rendah namun jika ditinjau lebih lanjut bahwa angka ini masih relatif kecil mengingat kebutuhan pelayanan berkualitas yang semakin dimengerti dan dipahami masyarakat sehingga peningkatan pengetahuan dalam rangka menunjang pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas dan memenuhi kepuasan konsumen yakni pasien dan keluarganya.
Pengetahuan tenaga perawat menyangkut tentang aspek yang berhubungan dengan bidang keperawatan dan dapat mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang dijalankan dalam rangka pemberian pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Kurangnya pengetahuan perawat dapat mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pelayanan kesehatan mengingat aspek pengetahuan ini merupakan pondasi dasar untuk terselenggaranya suatu tindakan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang juga memiliki kinerja yang kurang (51,6%) sedangkan responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (82,5%) yang memberi interpretasi bahwa pengetahuan mempengaruhi kinerja dalam hal in yang berhubungan dengan kualitas kerja tenaga perawat dalam melaksanakan dan menyelenggarakan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya.
    1. Motivasi Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perawat menyatakan bahwa motivasi kerja yang diperoleh berada pada kategori kurang (53,4%) yang memberi interpretasi bahwa tugas dan tanggung jawab keprofesian perawat dapat dikatakan kurang pula mengingat motivasi merupakan upaya peningkatan semangat kerja dari tenaga kerja termasuk perawat di rumah sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden yang menyatakan bahwa pembagian kerja tersebut berada pada kategori kurang sesuai (12,5%). Meskipun angka ini relatif kecil namun memberi interpretasi tentang masih terdapatnya kerancuan dalam hal pelaksanaan pembagian kerja tenaga perawat di rumah sakit. Hal ini biasanya berhubungan dengan aspek kepentingan yang tentunya kurang menjadi tanggapan dalam hal penyusunan tenaga perawat berdasarkan jenis dan tanggung jawab kerja yang akan dilaksanakan dala suatu aktivitas perencanaan kerja rumah sakit.
Motivasi kerja bagi tenaga perawat merupakan aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan dan kualitas kerja yang akan dilaksanakan dan diterima oleh pasien di rumah sakit dimana hal ini berhubungan dengan kinerja yang dimiliki tenaga perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan motivasi kerja kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerj cukup (45,6%) yang memberi interpretasi bahwa meskipun angka pencapaiannya rendah namun dapat diasumsikan bahwa masih terdapat perawat yang tidak terlalu mengharapkan adanya imbalan sebagai bentuk motivasi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab keprofesiannya. Sedangkan perawat yang menyatakan telah memperoleh motivasi kerja pada kategori cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (54,4%) dimana angka pencapain ini dapat dikatakan relatif tinggi sehingga memberi interpretasi bahwa pemberian motivasi dapat meningkatkan kualitas kerja yang dilaksanakan perawat dalam rangka penyelenggaraan asuhan keperawatan dengan hasil yang maksimal dan memuaskan kebutuhan pasien dan keluarganya.
Interpretasi lain yang dapat ditarik berdasarkan peningkatan kinerja dengan motivasi cukup adalah bahwa terdapat perawat yang telah lama mengharapkan adanya motivator yang dapat memenuhi kebutuhannya sehingga memberi semangat dalam melaksanakan aktivitas kerja di rumah sakit.
    1. Pelatihan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perawat telah memperoleh pelatihan pada kategori cukup (52,3%) yang memberi intrpretasi tentang pengembangan kemampuan dan kompetensi bagi perawat di rumah sakit telah dilaksanakan dalam upaya peningkatan kemampuan kerja tenaga perawat dalam memberikan pelayanan di rumah sakit yang tidak hanya mencakup keprofesiannya saja namun juga beberapa jenis pekerjaan lainnya diluar bidang keprofesiannya.
Angka pencapaian pelatihan pada tenaga perawat di rumah sakit jika ditinjau secara mendalam memberi interpretasi bahwa upaya pengembangan kemampuan dan keterampilan kerja masih dapat dikatakan rendah mengingat masih banyak tenaga perawat yang menyatakan belum memperoleh pelatihan atau sudah dapat namun pelatihan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan kerja dalam artian pelatihan pada kategori kurang (47,7%).
Pelatihan pada kategori kurang berdasarkan aspek penilaian pelatihan dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa masih terdapat perawat yang telah mengikuti pelatihan namun tidak memberikan perubahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan (38,6% dan 9,1%) yang memberi interpretasi bahwa pelatihan tersebut memuat materi yang sifatnya belum menunjukkan perkembangan keilmuan kekinian dan belum menjawab tuntutan kebutuhan pelaksanaan asuhan keperawatan yang lebih kompleks.
Pelatihan sebagai bentuk pengembangan kemampuan dan keterampilan tenaga perawat tentunya akan memberi pengaruh terhadap peingkatan kualitas kerja dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan pelatihan kategori kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kategori kurang (77,4%) dan perawat yang telah memperoleh pelatihan pada kategori cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (68,4%) yang memberi interpretasi bahwa pelatihan yang diselenggarakan kepada perawat memberi pengaruh terhadap kualitas kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
    1. Beban Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan responden menyatakan bahwa beban kerja yang dimiliki sudah berada pada kategori cukup (52,3%) yang memberi interpretasi akan kesesuaian terhadap jenis kerja dan tanggung jawab yang diemban dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat responden yang menyatakan bahwa beban kerja yang dimiliki masih kurang (47,7%) yang memberi interpretasi akan ketidak sesuai antara kemampuan yang dimiliki dengan tanggung jawab kerja yang dilaksanakan. Hasil ini juga memberi interpretasi akan kekurangpercayaan pihak manjerial (pimpinan) dalam pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada perawat untuk melaksanakan berbagai kegiatan kerja di rumah sakit yang tidak hanya dengan pelaksanaan asuhan keperawatan saja namun juga berbagai aktifitas kerja lainnya.
Aspek penilian beban kerja pada penelitian dengan memperhitungkan adanya pekerjaan tambahan yang diberikan secara langsung dari pimpinan, adanya tambahan pekerjaan diluar pekerjaan pokok, kesesuaian kemampuan terhadap pelaksanaan kerja, kesesuaian jenis pekerjaan dengan keprofesian dan adanya tugas tambahan dari pimpinan.
Beban kerja yang dimiliki oleh setiap karyawan begitu pula pada perawat di rumah sakit dapat memberi pengaruh terhadap kemampuan kerja yang dilaksanakan dimana hal ini berhubungan dengan maksimalisasi hasil kerja demi memberikan kepuasan dan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan beban kerja cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja yang cukup pula (59,6%) yang memberi gambaran bahwa beban kerja yang cukup akan mempengaruhi peningkatan kualitas kerja yang dimiliki oleh perawat. Sedangkan pada perawat dengan beban kerja kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang (61,3%) yang memberi informasi akan tingkat beban kerja yang kurang sesuai atau berlebih dapat menurunkan kemampuan kerja ditambah lagi dengan kurangnya pemberian insentif sehingga mempertinggi pencapaian kualitas kerja yang rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang telah disajikan dan dibahas di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  1. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan pengetahuan berada pada kategori cukup (82,5%) dan pada kategori kurang (17,5%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (48,4%) dan kategori kurang (51,6%)
  2. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan motivasi kerja berada pada kategori cukup (54,4%) dan pada kategori kurang (45,6%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (32,3%) dan kategori kurang (67,7%)
  3. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan pelatihan berada pada kategori cukup (68,4%) dan pada kategori kurang (31,6%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (22,6%) dan kategori kurang (77,4%)
  4. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan beban kerja berada pada kategori cukup (59,6%) dan pada kategori kurang (40,4%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (38,7%) dan kategori kurang (61,3%)

    1. Saran
Saran yang diajukan pada penelitian berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan adalah sebagai berikut :
  1. Dalam rangka penciptaan kualitas kerja yang maksimal sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas ditinjau dari aspek pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit maka pengembangan pengetahuan pada perawat harus dilaksanakan melalui pengembangan pendidikan dan atau penyelenggaraan pelatihan didunia kerja
  2. Pihak manajerial rumah sakit harus tetap memperhatikan perawat dengan motivasi kurang namun masih memiliki kesadaran untuk tetap melaksanakan aktivitas kerja dengan maksimal dengan memberikan motivasi yang cukup pula sehingga lebih memaksimalkan hasil kerja yang dicapai rumah sakit.
  3. Pemberian beban kerja tambahan kepada perawat harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapabilitas dari masing-masing tenaga perawat sehingga dapat melaksanakan aktivitas kerja dengan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani, Nilai-Nilai Profesionalisme Dalam Praktek Keperawatan, Makalah Seminar Loka Karya Praktek Keperawatan Profesionalisme, FIK, Universitas Indonesia, Jakarta, 1998.

Aditama, Chandra Yoga, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2000.

Azrul Azwar,Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakrta, 1996

Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996

Christina Ibrahim, Introduksi dan Ilustrasi Pelaksanaan Proses Keperawatan, Depkes Pajajaran, Bandung, 1997

Depkes RI, Konsep dan Mutu Manajemen Rumah Sakit, Jakarta, 1990.

,Standar Pelayanan Rumah Sakit, Cetakan V, Jakarta, 2001.

Depnakertrans, Undang-Undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13 Tahun 2003.

Direktorat Kesehatan Jiwa, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Rumah Sakit Jiwa Makassar, 1996.

Eapluyito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi Kedua, Penerbit Kedokteran EEG, Jakarta, 1987.

Habiba Ngaru, Kepuasan Kerja Tenaga Paramedik, 2002

Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Jacobus, Manajemen dan Keperawatan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa, Jakarta, 2001.

Marilyn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ketiga, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2000
Nasrul Efendy, Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997

Noer Bahry Noor, Motivasi Kerja Dalam Sebuah Organisasi, FKM UNHAS, Makassar, 1995.

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Ilmu Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Pertama : Salemba Medika, Jakarta

Prasetya Irawan, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIA LAN PRESS, Jakarta, 1997

Rusli Ngatimin, Upaya Menciptakan Masyarakat Sehat Di Pedesaan, Pascasarjana UNHAS, Makassar, 1987.

, Mengukur perilaku Kesehatan Masyarakat, Ujung Pandang, 1996.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Savitri, T., Modul Penilaian Kinerja Sianber Daya Manusia Organisasi Pelayanan Kesehatan, Yogyakarta, PPS UGM, 1997.

Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

Sondang, P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung, 2000.

Wijono. Djoko, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Vol. 1. Airlangga University Press, Surabaya, 1999.

Yasir, Ilyas, Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Cetakan I, Jakarta, 1999.


Dokumen Selengkapnya dapat menghubungi
085242854524
Blog : http:\\blogjoeharno.blogspot.com
a.n. Rhano
Skripsi/Thesis
KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Erlin Natsir, SKM dan Joeharno, SKM

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menjelang era pasar bebas atau dikenal AFTA (Asean Free Trade Assosiation) diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya adalah akreditasi rumah sakit yang ada saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit (Departemen Kesehatan RI, 1990).
Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan.
Tenaga perawat yang merupakan “The caring profession” mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2001).
Tuntutan dan kebutuhan asuhan keperawatan yang berkualitas di masa depan merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar-benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh dari rumah sakit. Tanggung jawab ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap awal proses professional.
Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan terhadap kenyamanan, kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri mempunyai nilai yang relative tergantung dari masing-masing individu (Wijono, 2003).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, beban kerja, pelatihan dan masa kerja.
Hal ini dikarenakan bahwa banyaknya perawat melaksanakan asuhan keperawatan memiliki pendidikan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang mendukung terciptanya kinerja mengalami masalah dalam aplikasi di lapangan berupa keterlambatan atau banyaknya proses pengisian asuhan keperawatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pihak rumah sakit.
Bertitik berat pada uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul studi tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
  1. Batasan Masalah
Banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang. namun karena keterbatasan sumber daya dari peneliti maka hanya dibatasi pada pengetahuan perawat, motivasi kerja perawat, beban kerja perawat, dan pelatihan perawat.
  1. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini dapat di rumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, dan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang ?”
D. Tujuan Penelitian
  1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
  1. Tujuan Khusus
    1. Untuk mengetahui kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, dan pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
E. Manfaat Penelitian
  1. Manfaat Institusi
  2. Manfaat Ilmiah
  3. Manfaat Praktis

KEPUSTAKAAN

  1. Kinerja
  2. Tenaga Kesehatan
  3. Perawat
  4. Asuhan Keperawatan
  5. Pengetahuan Perawat
  6. Motivasi Perawat
  7. Beban Kerja Perawat
  8. Pelatihan Perawat

METODE PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Observasional dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu gambaran tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
    1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
        1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang.
        1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juli – Agustus 2006.
    1. Populasi dan Sampel
        1. Populasi
Dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang jumlahnya 88 orang (honor maupun PNS) di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
        1. Sampel
Cara pengambilan sample dalam penelitian ini adalah Exhausive Sampling atau Sampel Jenuh adalah metode pengambilan sampel dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel penelitian yaitu perawat pada ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
    1. Pengumpulan Data
        1. Data Primer
Data yang di kumpulkan dari responden dengan cara wawancara langsung dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.
        1. Data Sekunder
Diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian. Data sekunder dikumpulkan dengan menghubungi unit-unit atau bagian yang dianggap mempunyai hubungan dengan penelitian ini yaitu : Ruang Cempaka (Perawatan Dalam), Ruang Anggrek (Vip Room), Ruang Melati (Bedah), Ruang Asoka (Bangsal Nifas) dan bagian pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang.
    1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan menggunakan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for Windows versi 12.0. Adapun langkah – langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :
      1. Tahap editing dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh merupakan informasi yang benar. Pada tahap ini dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jawaban dan jelas tidaknya jawabannya.
      2. Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat data yang diperoleh agar memudahkan mengolah dan manganalisis data dengan memberikan kode – kode dalam bentuk angka.
      3. Pembuatan/pemindahan hasil koding kuesioner ke daftar koding (master tabel)
      4. Tabulasi. Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputer disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
    1. Penyajian Data
Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang antara variabel penelitian disertai penjelasan.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Penelitian
  1. Karakteristik Responden
  1. Kelompok umur
Responden tertinggi berada pada kelompok umur antara 25 – 29 tahun sebanyak 37 (42,0%) dan terendah pada kelompok umur antara 35 – 39 tahun sebanyak 4 responden (4,5%).
  1. Jenis kelamin
Sebagian besar responden penelitian yang melaksanakan asuhan keperawatan rawat inap adalah perempuan sebanyak 63 (71,6%).
  1. Pendidikan
Sebagian besar responden telah menamatkan pendidikan sampai kejenjang strata 1 (S1) sebanyak 48 responden (54,5%).
  1. Variabel penelitian
  1. Pengetahuan
Sebagian besar responden dengan penilaian pengetahuan pada kategori cukup sebanyak 62 (70,5%).
  1. Motivasi
Sebagian besar responden menyatakan pemberian motivasi kerja berada pada kategori kurang sebanyak 47 (53,4%)
  1. Beban kerja
Sebagian besar responden menyatakan beban kerja yang dimiliki berada pada kategori cukup sebanyak 46 (52,3%).
  1. Pelatihan
Sebagian besar responden menyatakan pelatihan yang dilaksanakan di rumah sakit berada pada kategori cukup sebanyak 46 (52,3%
  1. Kinerja
Sebagian besar responden memiliki kinerja pada kategori cukup sebanyak 57 (64,8%).
  1. Distribusi Antar Variabel Penelitian
  1. Distribusi Pengetahuan Terhadap Kinerja
Responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 47 (82,5%) sedangkan responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang sebanyak 16 responden (51,6%).
  1. Distribusi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Responden dengan motivasi kerja cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 31 responden (54,4%) sedangkan responden dengan pengetahuan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 26 responden (67,7%).
  1. Distribusi Beban Kerja Terhadap Kinerja
Responden dengan beban kerja cukup sebagian besar memiliki kinerja yang cukup sebanyak 34 (59,6%) sedangkan responden dengan beban kerja kurang sebagian besar terdistribisi pada kinerja cukup sebanyak 23 responden (40,4%).
  1. Distribusi Pelatihan Terhadap Kinerja
Responden dengan pelatihan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup sebanyak 39 (68,4%) sedangkan responden dengan pelatihan kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang sebanyak 24 responden (77,4%).

  1. Pembahasan
Berdasarkan penyajian hasil pengolahan data penelitian di atas maka dapat dibahas berdasarkan variabel penelitian sebagai berikut.
    1. Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki kinerja pada kategori cukup (64,8%) yang memberikan gambaran tentang kemampuan tenaga perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada pasien dan keluarganya.
Kinerja pada kategori cukup pada penelitian ini dikategorikan dari kemampuan yang dimiliki oleh tenaga perawat dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pasien yang ditinjau dari aspek pengetahuan perawat atas pelaksanaan asuhan keperawatan, melaksanakan dan mengikuti pelatihan terutama pelatihan bidang keperawatan, memiliki semangat kerja yang tinggi karena adanya motivasi kerja baik dari dalam diri sendiri tenaga perawat maupun dari luar dalam konteks kerumahsakitan dan adanya beban kerja yang dapat dilaksanakan oleh perawat seperti pemberian tugas tambahan namun perawat masih memiliki kemampuan yang maksimal untuk tetap melaksanakan tugas tambahan tersebut.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden dengan (tenaga perawat) pada kategori kurang (35,2%). Angka ini dapat dikatakan kecil namun dapat menjadi penghambat terhadap penciptaan pelayanan keperawatan di rumah sakit yang syarat akan kualitas dan kepuasan pasien dan keluarganya.
Kinerja kurang juga dapat disebabkan karena adanya unsur dari luar diri tenaga perawat yang mempengaruhi psikologis sehingga menurunkan semangat kerja dalam rangka pemenuhan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Aspek yang berasal dari luar ini mencakup hubungan interpersonal dengan teman sejawat di tempat kerja, adanya konflik internal keorganisasiaan rumah sakit, kurangnya aspek motorik dari rumah sakit dalam rangka pemberian motivasi kepada tenaga perawat sehingga dapat melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas dan menjawab tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan.
    1. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden perawat telah memiliki pengetahuan pada kategori cukup (52,3%). Pengetahuan cukup mencakup adanya kemampuan daya nalar dari tenaga perawat dalam mendeskripsikan fungsi dan peran perawat dalam berbagai kegiatan di rumah sakit.
Pengetahuan kategori cukup pada penelitian ini dimaksudkan adalah pengetahuan tentang tujuan penyelenggaraan asuhan keperawatan, langkah-langkah penyusunan asuhan keperawatan, pengkajian data dan perencanaan asuhan keperawatan, upaya pengumpulan data, pengetahuan tentang diagnosa keperawatan dan keperawatan komunitas. Berdasarkan hasil penentuan skor pilihan jawaban dari masing-masing pertanyaan menunjukkan bahwa responden dengan menjawab beberapa aspek penilaian pada skor 3 dan 4 menjadi acuan bahwa pengetahuan yang dimiliki pada kategori cukup sedangkan responden dengan skor 1 dan 2 merupakan pengetahuan pada kategori kurang.
Hasil penelitian menunjukkan pencapaian perawat dalam menjawab beberapa aspek penilaian pengetahuan pada kategori cukup untuk skor 3 dan 4 yaitu tujuan asuhan keperawatan (55,7 dan 37,5%), langkah-langkah pembuatan asuhan keperawatan (3,4 dan 48,9%), pengkajian dan perencanaan askep (36,4 dan 44,3%), dan pengumpulan data (25,0 dan 35,2%), tujuan diagnosa keperawatan (26,1 dan 39,8%), langkah-langkah diagnosa keperawatan (17,0 dan 45,5%). Beberapa aspek penilaian pengetahuan perawat di atas memberikan gambaran bahwa pengetahuan perawat sudah dapat dikatakan cukup dengan angka pencapian 50 % melebihi angka pencapaian skor rendah namun jika ditinjau lebih lanjut bahwa angka ini masih relatif kecil mengingat kebutuhan pelayanan berkualitas yang semakin dimengerti dan dipahami masyarakat sehingga peningkatan pengetahuan dalam rangka menunjang pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas dan memenuhi kepuasan konsumen yakni pasien dan keluarganya.
Pengetahuan tenaga perawat menyangkut tentang aspek yang berhubungan dengan bidang keperawatan dan dapat mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang dijalankan dalam rangka pemberian pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Kurangnya pengetahuan perawat dapat mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pelayanan kesehatan mengingat aspek pengetahuan ini merupakan pondasi dasar untuk terselenggaranya suatu tindakan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang juga memiliki kinerja yang kurang (51,6%) sedangkan responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (82,5%) yang memberi interpretasi bahwa pengetahuan mempengaruhi kinerja dalam hal in yang berhubungan dengan kualitas kerja tenaga perawat dalam melaksanakan dan menyelenggarakan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya.
    1. Motivasi Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perawat menyatakan bahwa motivasi kerja yang diperoleh berada pada kategori kurang (53,4%) yang memberi interpretasi bahwa tugas dan tanggung jawab keprofesian perawat dapat dikatakan kurang pula mengingat motivasi merupakan upaya peningkatan semangat kerja dari tenaga kerja termasuk perawat di rumah sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden yang menyatakan bahwa pembagian kerja tersebut berada pada kategori kurang sesuai (12,5%). Meskipun angka ini relatif kecil namun memberi interpretasi tentang masih terdapatnya kerancuan dalam hal pelaksanaan pembagian kerja tenaga perawat di rumah sakit. Hal ini biasanya berhubungan dengan aspek kepentingan yang tentunya kurang menjadi tanggapan dalam hal penyusunan tenaga perawat berdasarkan jenis dan tanggung jawab kerja yang akan dilaksanakan dala suatu aktivitas perencanaan kerja rumah sakit.
Motivasi kerja bagi tenaga perawat merupakan aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan dan kualitas kerja yang akan dilaksanakan dan diterima oleh pasien di rumah sakit dimana hal ini berhubungan dengan kinerja yang dimiliki tenaga perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan motivasi kerja kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerj cukup (45,6%) yang memberi interpretasi bahwa meskipun angka pencapaiannya rendah namun dapat diasumsikan bahwa masih terdapat perawat yang tidak terlalu mengharapkan adanya imbalan sebagai bentuk motivasi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab keprofesiannya. Sedangkan perawat yang menyatakan telah memperoleh motivasi kerja pada kategori cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (54,4%) dimana angka pencapain ini dapat dikatakan relatif tinggi sehingga memberi interpretasi bahwa pemberian motivasi dapat meningkatkan kualitas kerja yang dilaksanakan perawat dalam rangka penyelenggaraan asuhan keperawatan dengan hasil yang maksimal dan memuaskan kebutuhan pasien dan keluarganya.
Interpretasi lain yang dapat ditarik berdasarkan peningkatan kinerja dengan motivasi cukup adalah bahwa terdapat perawat yang telah lama mengharapkan adanya motivator yang dapat memenuhi kebutuhannya sehingga memberi semangat dalam melaksanakan aktivitas kerja di rumah sakit.
    1. Pelatihan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perawat telah memperoleh pelatihan pada kategori cukup (52,3%) yang memberi intrpretasi tentang pengembangan kemampuan dan kompetensi bagi perawat di rumah sakit telah dilaksanakan dalam upaya peningkatan kemampuan kerja tenaga perawat dalam memberikan pelayanan di rumah sakit yang tidak hanya mencakup keprofesiannya saja namun juga beberapa jenis pekerjaan lainnya diluar bidang keprofesiannya.
Angka pencapaian pelatihan pada tenaga perawat di rumah sakit jika ditinjau secara mendalam memberi interpretasi bahwa upaya pengembangan kemampuan dan keterampilan kerja masih dapat dikatakan rendah mengingat masih banyak tenaga perawat yang menyatakan belum memperoleh pelatihan atau sudah dapat namun pelatihan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan kerja dalam artian pelatihan pada kategori kurang (47,7%).
Pelatihan pada kategori kurang berdasarkan aspek penilaian pelatihan dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa masih terdapat perawat yang telah mengikuti pelatihan namun tidak memberikan perubahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan (38,6% dan 9,1%) yang memberi interpretasi bahwa pelatihan tersebut memuat materi yang sifatnya belum menunjukkan perkembangan keilmuan kekinian dan belum menjawab tuntutan kebutuhan pelaksanaan asuhan keperawatan yang lebih kompleks.
Pelatihan sebagai bentuk pengembangan kemampuan dan keterampilan tenaga perawat tentunya akan memberi pengaruh terhadap peingkatan kualitas kerja dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan pelatihan kategori kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kategori kurang (77,4%) dan perawat yang telah memperoleh pelatihan pada kategori cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja cukup (68,4%) yang memberi interpretasi bahwa pelatihan yang diselenggarakan kepada perawat memberi pengaruh terhadap kualitas kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
    1. Beban Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan responden menyatakan bahwa beban kerja yang dimiliki sudah berada pada kategori cukup (52,3%) yang memberi interpretasi akan kesesuaian terhadap jenis kerja dan tanggung jawab yang diemban dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat responden yang menyatakan bahwa beban kerja yang dimiliki masih kurang (47,7%) yang memberi interpretasi akan ketidak sesuai antara kemampuan yang dimiliki dengan tanggung jawab kerja yang dilaksanakan. Hasil ini juga memberi interpretasi akan kekurangpercayaan pihak manjerial (pimpinan) dalam pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada perawat untuk melaksanakan berbagai kegiatan kerja di rumah sakit yang tidak hanya dengan pelaksanaan asuhan keperawatan saja namun juga berbagai aktifitas kerja lainnya.
Aspek penilian beban kerja pada penelitian dengan memperhitungkan adanya pekerjaan tambahan yang diberikan secara langsung dari pimpinan, adanya tambahan pekerjaan diluar pekerjaan pokok, kesesuaian kemampuan terhadap pelaksanaan kerja, kesesuaian jenis pekerjaan dengan keprofesian dan adanya tugas tambahan dari pimpinan.
Beban kerja yang dimiliki oleh setiap karyawan begitu pula pada perawat di rumah sakit dapat memberi pengaruh terhadap kemampuan kerja yang dilaksanakan dimana hal ini berhubungan dengan maksimalisasi hasil kerja demi memberikan kepuasan dan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan beban kerja cukup sebagian besar terdistribusi pada kinerja yang cukup pula (59,6%) yang memberi gambaran bahwa beban kerja yang cukup akan mempengaruhi peningkatan kualitas kerja yang dimiliki oleh perawat. Sedangkan pada perawat dengan beban kerja kurang sebagian besar terdistribusi pada kinerja kurang (61,3%) yang memberi informasi akan tingkat beban kerja yang kurang sesuai atau berlebih dapat menurunkan kemampuan kerja ditambah lagi dengan kurangnya pemberian insentif sehingga mempertinggi pencapaian kualitas kerja yang rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang telah disajikan dan dibahas di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  1. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan pengetahuan berada pada kategori cukup (82,5%) dan pada kategori kurang (17,5%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (48,4%) dan kategori kurang (51,6%)
  2. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan motivasi kerja berada pada kategori cukup (54,4%) dan pada kategori kurang (45,6%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (32,3%) dan kategori kurang (67,7%)
  3. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan pelatihan berada pada kategori cukup (68,4%) dan pada kategori kurang (31,6%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (22,6%) dan kategori kurang (77,4%)
  4. Kinerja perawat pada kategori cukup berdasarkan beban kerja berada pada kategori cukup (59,6%) dan pada kategori kurang (40,4%) sedangkan kinerja kurang berada pada kategori cukup (38,7%) dan kategori kurang (61,3%)

    1. Saran
Saran yang diajukan pada penelitian berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan adalah sebagai berikut :
  1. Dalam rangka penciptaan kualitas kerja yang maksimal sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas ditinjau dari aspek pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit maka pengembangan pengetahuan pada perawat harus dilaksanakan melalui pengembangan pendidikan dan atau penyelenggaraan pelatihan didunia kerja
  2. Pihak manajerial rumah sakit harus tetap memperhatikan perawat dengan motivasi kurang namun masih memiliki kesadaran untuk tetap melaksanakan aktivitas kerja dengan maksimal dengan memberikan motivasi yang cukup pula sehingga lebih memaksimalkan hasil kerja yang dicapai rumah sakit.
  3. Pemberian beban kerja tambahan kepada perawat harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapabilitas dari masing-masing tenaga perawat sehingga dapat melaksanakan aktivitas kerja dengan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani, Nilai-Nilai Profesionalisme Dalam Praktek Keperawatan, Makalah Seminar Loka Karya Praktek Keperawatan Profesionalisme, FIK, Universitas Indonesia, Jakarta, 1998.

Aditama, Chandra Yoga, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2000.

Azrul Azwar,Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakrta, 1996

Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996

Christina Ibrahim, Introduksi dan Ilustrasi Pelaksanaan Proses Keperawatan, Depkes Pajajaran, Bandung, 1997

Depkes RI, Konsep dan Mutu Manajemen Rumah Sakit, Jakarta, 1990.

,Standar Pelayanan Rumah Sakit, Cetakan V, Jakarta, 2001.

Depnakertrans, Undang-Undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13 Tahun 2003.

Direktorat Kesehatan Jiwa, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Rumah Sakit Jiwa Makassar, 1996.

Eapluyito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi Kedua, Penerbit Kedokteran EEG, Jakarta, 1987.

Habiba Ngaru, Kepuasan Kerja Tenaga Paramedik, 2002

Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Jacobus, Manajemen dan Keperawatan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa, Jakarta, 2001.

Marilyn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ketiga, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2000
Nasrul Efendy, Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997

Noer Bahry Noor, Motivasi Kerja Dalam Sebuah Organisasi, FKM UNHAS, Makassar, 1995.

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Ilmu Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Pertama : Salemba Medika, Jakarta

Prasetya Irawan, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIA LAN PRESS, Jakarta, 1997

Rusli Ngatimin, Upaya Menciptakan Masyarakat Sehat Di Pedesaan, Pascasarjana UNHAS, Makassar, 1987.

, Mengukur perilaku Kesehatan Masyarakat, Ujung Pandang, 1996.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Savitri, T., Modul Penilaian Kinerja Sianber Daya Manusia Organisasi Pelayanan Kesehatan, Yogyakarta, PPS UGM, 1997.

Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

Sondang, P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung, 2000.

Wijono. Djoko, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Vol. 1. Airlangga University Press, Surabaya, 1999.

Yasir, Ilyas, Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Cetakan I, Jakarta, 1999.


Dokumen Selengkapnya dapat menghubungi
085242854524
Blog : http:\\blogjoeharno.blogspot.com
a.n. Rhano
Pengolahan Data dgn SPSS
Lihat Detail

Pengolahan Data dgn SPSS

SPSS merupakan program yang memberi kemudahan dalam proses pengolahan data baik bidang ekonomi, administrasi, kesehatan maupun berbagai latar belakang ke ilmuan lainnya terutama dalam penganalisian berbagai data yang telah dikumpulkan dalam rangka menjawab secara objektif keadaan dan permasalahan yang sedang terjadi dalam lingkungan masyarakat.

Berbagai data dengan mudah dianalisis menggunakan SPSS. Namun untuk menghasilkan analisis yang akurat, hal yang paling mendasar dan perlu diperhatikan bagi setiap pengguna SPSS sendiri adalah metode penginputan-entri data- yang harus dilaksanakan secara benar yang harus disesuaikan kriteria penilaian yang dapat diterima secara universal dan berdasarkan metode penilaian yang adekuat.

Penggunaan SPSS akan membantu bagi setiap peneliti atau supervisi dalam perumusan kebijakan sehubungan dengan adanya fenomena-fenomena atau berbagai masalah yang terjadi dalam lingkup masyarakat. Dan juga akan membantu dalam menganalisis kondisi pasar, permintaan (demand) suatu produk termasuk keberhasilan pelaksanaan suatu program dan kebijakan yang telah diterapkan.

Dengan kemampuan yang saya miliki berdasarkan pengalaman saya selama kurang lebih 2 tahun dalam mengolah, menganalisis dan menginterpretasi berbagai data khususnya pada berbagai penelitian kesehatan untuk menjawab berbagai masalah seputar kesehatan masyarakat maka dengan kesempatan ini, saya telah merilis sebuah tulisan tentang penggunaan SPSS yang disertai dengan contoh latihan sederhana.

Namun karena keterbatasan penggunaan blog ini, kiranya kepada setiap personal yang hendak memahami lebih lanjut tentang pengolahan data menggunakan SPSS sekiranya dapat mengirimkan data lengkapnya melalui email saya jika hendak memperoleh informasi seputar penggunaan SPSS.

Beberapa tulisan saya sudah muat dalam blog ini, kiranya dapat membantu anda untuk menggunakan SPSS khususnya versi 15. Bukannya saya enggan untuk mempublikasikan pengetahuan saya, namun sekali lagi saya nyatakan, karena keterbatasan penggunaan blog ini, beberapa gambar yang seyogyanya harus ditampilkan untuk membantu visualisasi proses pertukaran informasi tidak dapat ditampilkan.

Untuk memperoleh informasi tentang penggunaan SPSS, anda tinggal menghubungi kami pada email yang saya terakan pada blog ini.

Wassalam
SPSS merupakan program yang memberi kemudahan dalam proses pengolahan data baik bidang ekonomi, administrasi, kesehatan maupun berbagai latar belakang ke ilmuan lainnya terutama dalam penganalisian berbagai data yang telah dikumpulkan dalam rangka menjawab secara objektif keadaan dan permasalahan yang sedang terjadi dalam lingkungan masyarakat.

Berbagai data dengan mudah dianalisis menggunakan SPSS. Namun untuk menghasilkan analisis yang akurat, hal yang paling mendasar dan perlu diperhatikan bagi setiap pengguna SPSS sendiri adalah metode penginputan-entri data- yang harus dilaksanakan secara benar yang harus disesuaikan kriteria penilaian yang dapat diterima secara universal dan berdasarkan metode penilaian yang adekuat.

Penggunaan SPSS akan membantu bagi setiap peneliti atau supervisi dalam perumusan kebijakan sehubungan dengan adanya fenomena-fenomena atau berbagai masalah yang terjadi dalam lingkup masyarakat. Dan juga akan membantu dalam menganalisis kondisi pasar, permintaan (demand) suatu produk termasuk keberhasilan pelaksanaan suatu program dan kebijakan yang telah diterapkan.

Dengan kemampuan yang saya miliki berdasarkan pengalaman saya selama kurang lebih 2 tahun dalam mengolah, menganalisis dan menginterpretasi berbagai data khususnya pada berbagai penelitian kesehatan untuk menjawab berbagai masalah seputar kesehatan masyarakat maka dengan kesempatan ini, saya telah merilis sebuah tulisan tentang penggunaan SPSS yang disertai dengan contoh latihan sederhana.

Namun karena keterbatasan penggunaan blog ini, kiranya kepada setiap personal yang hendak memahami lebih lanjut tentang pengolahan data menggunakan SPSS sekiranya dapat mengirimkan data lengkapnya melalui email saya jika hendak memperoleh informasi seputar penggunaan SPSS.

Beberapa tulisan saya sudah muat dalam blog ini, kiranya dapat membantu anda untuk menggunakan SPSS khususnya versi 15. Bukannya saya enggan untuk mempublikasikan pengetahuan saya, namun sekali lagi saya nyatakan, karena keterbatasan penggunaan blog ini, beberapa gambar yang seyogyanya harus ditampilkan untuk membantu visualisasi proses pertukaran informasi tidak dapat ditampilkan.

Untuk memperoleh informasi tentang penggunaan SPSS, anda tinggal menghubungi kami pada email yang saya terakan pada blog ini.

Wassalam
SPSS merupakan program yang memberi kemudahan dalam proses pengolahan data baik bidang ekonomi, administrasi, kesehatan maupun berbagai latar belakang ke ilmuan lainnya terutama dalam penganalisian berbagai data yang telah dikumpulkan dalam rangka menjawab secara objektif keadaan dan permasalahan yang sedang terjadi dalam lingkungan masyarakat.

Berbagai data dengan mudah dianalisis menggunakan SPSS. Namun untuk menghasilkan analisis yang akurat, hal yang paling mendasar dan perlu diperhatikan bagi setiap pengguna SPSS sendiri adalah metode penginputan-entri data- yang harus dilaksanakan secara benar yang harus disesuaikan kriteria penilaian yang dapat diterima secara universal dan berdasarkan metode penilaian yang adekuat.

Penggunaan SPSS akan membantu bagi setiap peneliti atau supervisi dalam perumusan kebijakan sehubungan dengan adanya fenomena-fenomena atau berbagai masalah yang terjadi dalam lingkup masyarakat. Dan juga akan membantu dalam menganalisis kondisi pasar, permintaan (demand) suatu produk termasuk keberhasilan pelaksanaan suatu program dan kebijakan yang telah diterapkan.

Dengan kemampuan yang saya miliki berdasarkan pengalaman saya selama kurang lebih 2 tahun dalam mengolah, menganalisis dan menginterpretasi berbagai data khususnya pada berbagai penelitian kesehatan untuk menjawab berbagai masalah seputar kesehatan masyarakat maka dengan kesempatan ini, saya telah merilis sebuah tulisan tentang penggunaan SPSS yang disertai dengan contoh latihan sederhana.

Namun karena keterbatasan penggunaan blog ini, kiranya kepada setiap personal yang hendak memahami lebih lanjut tentang pengolahan data menggunakan SPSS sekiranya dapat mengirimkan data lengkapnya melalui email saya jika hendak memperoleh informasi seputar penggunaan SPSS.

Beberapa tulisan saya sudah muat dalam blog ini, kiranya dapat membantu anda untuk menggunakan SPSS khususnya versi 15. Bukannya saya enggan untuk mempublikasikan pengetahuan saya, namun sekali lagi saya nyatakan, karena keterbatasan penggunaan blog ini, beberapa gambar yang seyogyanya harus ditampilkan untuk membantu visualisasi proses pertukaran informasi tidak dapat ditampilkan.

Untuk memperoleh informasi tentang penggunaan SPSS, anda tinggal menghubungi kami pada email yang saya terakan pada blog ini.

Wassalam
Tutorial SPSS 15 (Bagian 2)
Lihat Detail

Tutorial SPSS 15 (Bagian 2)

  1. Fitur SPSS

Fitur SPSS merupakan media-media yang digunakan untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengolahan data yang berisi tentang berbagai perintah yang dilakukan dalam pengolahan data termasuk pengujian statistik berdasarkan kehendak dari pengolah data.

    1. File

File berisikan perintah tentang proses pembuatan file, pembukaan file, dan penyuntingan file data.

Terdiri atas bagian : New, Open, Open Data Base, Read text data, Save, Save as.. , Mark file Read Only, Display Data File Information (terdiri dari ; working file, external file), switch server, print preview, print, recently used data, recently used files

Pada jendela data view dan variabel view yang masih kosong (belum terinput data) beberapa menu dari file ini tidak semua berwarna terang (hitam) tapi gelap (abu-abu sama dengan warna dasar) seperti pada tampilan sebelumnya diatas.

Oleh Karena itu perlu ketilitian dan pengiputan data terlebih dahulu atau membuka file tertentu untuk mengaktifkan menu bagian file yang tidak aktiv (menjadi terang). Hal ini disebabkan karena menu-menu tersebut hanya dapat digunakan jika jendela SPSS telah terinput data dan siap untuk diolah.

    1. Edit

Menu Edit digunakan untuk memperbaiki susunan atau klasifikasi data yag diolah sehingga menghasilkan susunan yang teratur berdasarkan permintaan atau keinginan si pengolah data. Selain itu, dengan memperbaiki bantuk dan tempat dalam hal pengklasifikasian jenis variabel pengolahan data akan memudahkan bagi si pengolah atau pemilik data dan pembaca dalam memahami data yang digunakan dan dipakai.

Menu Edit terdiri dari Undo, Redo, Cut, Copy, Paste, Paste variabel, Clear, Find, Option. Menu-menu ini biasa dipergunakan pada berbagai aplikasi microsoft yang lainnya seperti WORD, EXCEL dll sehingga SPSS ini dapat dengan mudah dan cepat digunakan.

Menu-menu edit ini sebahagian besar tidak berada dalam keadaan aktiv jika belum terinput data atau penggunaannya pada aspek metode pengolahan yang tidak sesuai. Berikut tampilan layar menu Edit yang masih belum aktiv karena data yang di gunakan belum terinput.

Jika data yang diolah telah terinput maka terdapat beberapa bagian dari menu edit dalam keadaan aktiv (berwarna hitam menyala) namun masih ada beberapa bagian dari menu edit yang belum aktiv. Berikut tampilan jendela pada data view yang telah memiliki data.

Hal ini disebabkan karena beberapa bagian dari menu Edit digunakan pada aplikasi dan pemrosesan data tertentu seperti ada beberapa variabel yang perlu dihilangkan maka untuk mengembalikannya maka fungsi Undo pada menu Edit akan aktiv (berwarna hitam).

    1. View

Menu View digunakan mengubah bentuk tampilan layar data. Beberapa bentuk tampilan data dapat diubah namun beberapa menu View yang digunakan adalah Status Bar, Toolbars, Font, Grint lines, Valuabel Labels, dan Variabel. Kesemua fungsi dari bagian menu View ini jika digunakan akan memberikan efek tertentu pada jendela SPSS.

Status Bar : akan menghilangkan bagian paling bawah dari jendela SPSS adapun tampilannya adalah sebagai berikut.


Gambar ini menunjukkan menu Status bar dalam keadaan aktiv karena memiliki tanda ceklist (√) sehingga pada layar bagian paling bawah yeng tertulis SPSS Processor is Ready ditampilkan. Jika ceklist tersebut dihilangkan maka SPSS Processor is Ready akan hilang.

Toolbars : digunakan untuk memunculkan berbagai menu yang diperlukan sehingga dapat langsung dengan mudah digunakan. Penggunaan menu ini hampir sama dengan penggunaan pada menu Toolbars aplikasi WORD dan EXCEL.

Font : Menu ini digunakan untuk mengubah jenis huruf dan besarnya huruf yang akan digunakan.

Grint lines : digunakan untuk menghilangkan atau tetap menggunakan garis (line) pada tampilan windows jadi yang nampak hanyalah angka-angka atau variabel yang telah dimasukkan pada data olahan.

Valuabel Labels : digunakan untuk menampilkan variabel atau angka pada tampilan jendela data view.

Variabel : digunakan untuk melihat variabel dari data olahan.

    1. Data

Menu data digunakan untuk memberikan tindakan pada data yang telah di input dan akan digunakan pada berbagai aplikasi bentuk pengolahan data. Menu Data terdiri atas Define variabel propertis, Copy Data propertis, Define Dates, insert variabel, insert case, sort case, go to case, transpose, restructure, merge file, Aggregate, Indentify duplicate case, Split file, select case, Weight case. Berikut tampilan menu Data pada jendela SPSS data view.

Define variabel propertis, digunakan untuk melihat keadaan dari suatu variabel atau kasus secara keseluruhan data yang telah di input. Menu ini memberikan keterangan pada jenis variabel apakah lengkap atau tidak, mising atau tidak. Berikut adalah tampilan dari penggunaan menu ini


Jika jenis variabel yang dipilih untuk di periksa keadaannya sebagai contoh tingkat pendidikan (bisa juga keseluruhan variabel) di masukkan pada ruang Variabel to Scan dengan memilih variabel jenis kelamin pada ruang Variabel lalu mengklik (dgn mouse) tanda panah () sehingga masuk ke ruang Variabel to Scan kemudian klik continu.


Untuk mengecek keadaan dari variabel tersebut (misalkan : jenis kelamin atau sejenisnya) klik jenis kelamin (JK) pada ruang Scaned variabel list maka akan ditampilkan keadaan variabel propertis dari variabel yang bersangkutan pada ruang disebelahnya.

Copy Data propertis, digunakan untuk memasukkan data lain yang dapat dipadukan dengan data yang sedang aktiv (sedang dipakai dan digunakan).

Define Dates, digunakan untuk mengatur atau memformat waktu yang digunakan dalam bentuk bulan, tahun, hari, jam, menit dan detik.

Define Multi respons Set, digunakan terhadap pengecekan satu bentuk sub variabel dari variabel data.

Insert variabel, digunakan untuk memasukkan variabel data

Insert case, digunakan untuk memasukkan jenis kasus dalam suatu variabel

Sort case, digunakan untuk melihat suatu kasus misalnya kasus keberapa dst. Yang diurutkan dari yang besar ke kecil dalam format acending atau decending.

Transpose, digunakan untuk memadukan beberapa variabel atau merubah bentuk kasus menjadi variabel atau sebaliknya.

Restructure, digunakan untuk mengubah tampilan atau keadaan data dalam bentuk semula ke bentuk yang baru berdasarkan pilihan yang dikehendaki.

Merge file, digunakan untuk mengukur kapasitas suatu variabel atau kasus

Aggregate, digunakan untuk memadukan file dalam bentuk agregate dalam file yang baru

Indentify duplicate case, untuk mendeteksi apakah sebuah kasus berulang atau tidak

Split file, digunakan untuk memadukan kasus atau variabel tertentu dan mengorganisir atau mengatur keluaran hasil olah data berdasarkan urutan variabel dalam hal ini memecah kasus menjadi beberapa bagian.

Select case, digunakan untuk memilih suatu kasus tertentu untuk mengetahui urutan kasus, kondisi strata / tingkatan kasus dan variabel yang digunakan kasus.

Weight case, digunakan untuk mengetahui besarnya kasus pada suatu variabel


    1. Analyze

Menu ini digunakan untuk melakukan proses pengolahan terhadap data yang telah dimasukkan. Terdiri atas beberapa menu bagian yaitu Reports, Descriptife statistic, Tables, Compare Means, General linear model, Corelate, Regresion, Clasify, Data Reduction, Scale, Nonparametric test, dan Multipel response. Berikut adalah tampilan layar dari menu Analize.


Untuk pemahaman lebih mendalam tentang pengoperasioan menu Analyze harus ditunjang dengan pemahaman dari seorang pengentri data tentang jenis data dan metode penelitian yang digunakan serta jenis pengujian statistik yang akan digunakan dari data yang telah dientri sebelumnya.

    1. Graph

Menu ini digunakan dalam hal pembuatan suatu diagram dari data yang diolah. Terdiri atas beberapa menu bagian yaitu Galery, Interactive, Bar, Line, Area, Pie, High-Low, Pareto, Control, Boxplot, Error bar, Scater, Histogram, P-P, Q-Q, Sequence, ROC Curve, Time series. Berikut adalah tampilan layar menu Graph.


Chart Builder, digunakan untuk mendesain jenis tampilan dari penyajian data hasil pengentrian yang sama halnya dilaksanakan pada operasi chart Microsoft Excell.

Interactive, berisikan tentang menu desain chart yang secara otomatis ditampilkan pada layar out put SPSS terdiri dari chart dalam bentuk diagram batang, garis tebal, garis berbayang, garis berare dsb.


Legacy dialogs, sama halnya dengan interactive namun dalam penggunaannya ada perbedaan. Pada legacy dialogs, proses pembuatan graphik (chart) dari data dengan memadukan 2 jenis variabel sedangkan pada interactive hanya mencakup 1 variabel.

    1. Utilities

Merupakan kelengkapan tambahan yang digunakan dalam pengintegrasian data yang telah dientri termasuk dapat membantu dalam pengecekan dalam pengidentifikasian variabel data termasuk pula dalam pengoperasian menu eksternal dari SPSS.

    1. Windows

Mengetahui keberadaan proses pengolahan data SPSS yang sedang dan telah dilaksanakan.

    1. Help

Berisikan menu untuk bantuan atas program aplikasi SPSS termasuk pemrograman yang telah melaksanakan dan mendesain SPSS.


Berbagai macam penjelasan fiture dari SPSS yang disebutkan diatas akan membantu anda dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pengolahan data menggunakan SPSS dan harap untuk dapat dipahami dari masing-masing fiture tersebut yang tidak lain merupakan menu bar pada jendela windows SPSS.

Catatan :

Untuk lebih jelasnya

  1. Fitur SPSS

Fitur SPSS merupakan media-media yang digunakan untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengolahan data yang berisi tentang berbagai perintah yang dilakukan dalam pengolahan data termasuk pengujian statistik berdasarkan kehendak dari pengolah data.

    1. File

File berisikan perintah tentang proses pembuatan file, pembukaan file, dan penyuntingan file data.

Terdiri atas bagian : New, Open, Open Data Base, Read text data, Save, Save as.. , Mark file Read Only, Display Data File Information (terdiri dari ; working file, external file), switch server, print preview, print, recently used data, recently used files

Pada jendela data view dan variabel view yang masih kosong (belum terinput data) beberapa menu dari file ini tidak semua berwarna terang (hitam) tapi gelap (abu-abu sama dengan warna dasar) seperti pada tampilan sebelumnya diatas.

Oleh Karena itu perlu ketilitian dan pengiputan data terlebih dahulu atau membuka file tertentu untuk mengaktifkan menu bagian file yang tidak aktiv (menjadi terang). Hal ini disebabkan karena menu-menu tersebut hanya dapat digunakan jika jendela SPSS telah terinput data dan siap untuk diolah.

    1. Edit

Menu Edit digunakan untuk memperbaiki susunan atau klasifikasi data yag diolah sehingga menghasilkan susunan yang teratur berdasarkan permintaan atau keinginan si pengolah data. Selain itu, dengan memperbaiki bantuk dan tempat dalam hal pengklasifikasian jenis variabel pengolahan data akan memudahkan bagi si pengolah atau pemilik data dan pembaca dalam memahami data yang digunakan dan dipakai.

Menu Edit terdiri dari Undo, Redo, Cut, Copy, Paste, Paste variabel, Clear, Find, Option. Menu-menu ini biasa dipergunakan pada berbagai aplikasi microsoft yang lainnya seperti WORD, EXCEL dll sehingga SPSS ini dapat dengan mudah dan cepat digunakan.

Menu-menu edit ini sebahagian besar tidak berada dalam keadaan aktiv jika belum terinput data atau penggunaannya pada aspek metode pengolahan yang tidak sesuai. Berikut tampilan layar menu Edit yang masih belum aktiv karena data yang di gunakan belum terinput.

Jika data yang diolah telah terinput maka terdapat beberapa bagian dari menu edit dalam keadaan aktiv (berwarna hitam menyala) namun masih ada beberapa bagian dari menu edit yang belum aktiv. Berikut tampilan jendela pada data view yang telah memiliki data.

Hal ini disebabkan karena beberapa bagian dari menu Edit digunakan pada aplikasi dan pemrosesan data tertentu seperti ada beberapa variabel yang perlu dihilangkan maka untuk mengembalikannya maka fungsi Undo pada menu Edit akan aktiv (berwarna hitam).

    1. View

Menu View digunakan mengubah bentuk tampilan layar data. Beberapa bentuk tampilan data dapat diubah namun beberapa menu View yang digunakan adalah Status Bar, Toolbars, Font, Grint lines, Valuabel Labels, dan Variabel. Kesemua fungsi dari bagian menu View ini jika digunakan akan memberikan efek tertentu pada jendela SPSS.

Status Bar : akan menghilangkan bagian paling bawah dari jendela SPSS adapun tampilannya adalah sebagai berikut.


Gambar ini menunjukkan menu Status bar dalam keadaan aktiv karena memiliki tanda ceklist (√) sehingga pada layar bagian paling bawah yeng tertulis SPSS Processor is Ready ditampilkan. Jika ceklist tersebut dihilangkan maka SPSS Processor is Ready akan hilang.

Toolbars : digunakan untuk memunculkan berbagai menu yang diperlukan sehingga dapat langsung dengan mudah digunakan. Penggunaan menu ini hampir sama dengan penggunaan pada menu Toolbars aplikasi WORD dan EXCEL.

Font : Menu ini digunakan untuk mengubah jenis huruf dan besarnya huruf yang akan digunakan.

Grint lines : digunakan untuk menghilangkan atau tetap menggunakan garis (line) pada tampilan windows jadi yang nampak hanyalah angka-angka atau variabel yang telah dimasukkan pada data olahan.

Valuabel Labels : digunakan untuk menampilkan variabel atau angka pada tampilan jendela data view.

Variabel : digunakan untuk melihat variabel dari data olahan.

    1. Data

Menu data digunakan untuk memberikan tindakan pada data yang telah di input dan akan digunakan pada berbagai aplikasi bentuk pengolahan data. Menu Data terdiri atas Define variabel propertis, Copy Data propertis, Define Dates, insert variabel, insert case, sort case, go to case, transpose, restructure, merge file, Aggregate, Indentify duplicate case, Split file, select case, Weight case. Berikut tampilan menu Data pada jendela SPSS data view.

Define variabel propertis, digunakan untuk melihat keadaan dari suatu variabel atau kasus secara keseluruhan data yang telah di input. Menu ini memberikan keterangan pada jenis variabel apakah lengkap atau tidak, mising atau tidak. Berikut adalah tampilan dari penggunaan menu ini


Jika jenis variabel yang dipilih untuk di periksa keadaannya sebagai contoh tingkat pendidikan (bisa juga keseluruhan variabel) di masukkan pada ruang Variabel to Scan dengan memilih variabel jenis kelamin pada ruang Variabel lalu mengklik (dgn mouse) tanda panah () sehingga masuk ke ruang Variabel to Scan kemudian klik continu.


Untuk mengecek keadaan dari variabel tersebut (misalkan : jenis kelamin atau sejenisnya) klik jenis kelamin (JK) pada ruang Scaned variabel list maka akan ditampilkan keadaan variabel propertis dari variabel yang bersangkutan pada ruang disebelahnya.

Copy Data propertis, digunakan untuk memasukkan data lain yang dapat dipadukan dengan data yang sedang aktiv (sedang dipakai dan digunakan).

Define Dates, digunakan untuk mengatur atau memformat waktu yang digunakan dalam bentuk bulan, tahun, hari, jam, menit dan detik.

Define Multi respons Set, digunakan terhadap pengecekan satu bentuk sub variabel dari variabel data.

Insert variabel, digunakan untuk memasukkan variabel data

Insert case, digunakan untuk memasukkan jenis kasus dalam suatu variabel

Sort case, digunakan untuk melihat suatu kasus misalnya kasus keberapa dst. Yang diurutkan dari yang besar ke kecil dalam format acending atau decending.

Transpose, digunakan untuk memadukan beberapa variabel atau merubah bentuk kasus menjadi variabel atau sebaliknya.

Restructure, digunakan untuk mengubah tampilan atau keadaan data dalam bentuk semula ke bentuk yang baru berdasarkan pilihan yang dikehendaki.

Merge file, digunakan untuk mengukur kapasitas suatu variabel atau kasus

Aggregate, digunakan untuk memadukan file dalam bentuk agregate dalam file yang baru

Indentify duplicate case, untuk mendeteksi apakah sebuah kasus berulang atau tidak

Split file, digunakan untuk memadukan kasus atau variabel tertentu dan mengorganisir atau mengatur keluaran hasil olah data berdasarkan urutan variabel dalam hal ini memecah kasus menjadi beberapa bagian.

Select case, digunakan untuk memilih suatu kasus tertentu untuk mengetahui urutan kasus, kondisi strata / tingkatan kasus dan variabel yang digunakan kasus.

Weight case, digunakan untuk mengetahui besarnya kasus pada suatu variabel


    1. Analyze

Menu ini digunakan untuk melakukan proses pengolahan terhadap data yang telah dimasukkan. Terdiri atas beberapa menu bagian yaitu Reports, Descriptife statistic, Tables, Compare Means, General linear model, Corelate, Regresion, Clasify, Data Reduction, Scale, Nonparametric test, dan Multipel response. Berikut adalah tampilan layar dari menu Analize.


Untuk pemahaman lebih mendalam tentang pengoperasioan menu Analyze harus ditunjang dengan pemahaman dari seorang pengentri data tentang jenis data dan metode penelitian yang digunakan serta jenis pengujian statistik yang akan digunakan dari data yang telah dientri sebelumnya.

    1. Graph

Menu ini digunakan dalam hal pembuatan suatu diagram dari data yang diolah. Terdiri atas beberapa menu bagian yaitu Galery, Interactive, Bar, Line, Area, Pie, High-Low, Pareto, Control, Boxplot, Error bar, Scater, Histogram, P-P, Q-Q, Sequence, ROC Curve, Time series. Berikut adalah tampilan layar menu Graph.


Chart Builder, digunakan untuk mendesain jenis tampilan dari penyajian data hasil pengentrian yang sama halnya dilaksanakan pada operasi chart Microsoft Excell.

Interactive, berisikan tentang menu desain chart yang secara otomatis ditampilkan pada layar out put SPSS terdiri dari chart dalam bentuk diagram batang, garis tebal, garis berbayang, garis berare dsb.


Legacy dialogs, sama halnya dengan interactive namun dalam penggunaannya ada perbedaan. Pada legacy dialogs, proses pembuatan graphik (chart) dari data dengan memadukan 2 jenis variabel sedangkan pada interactive hanya mencakup 1 variabel.

    1. Utilities

Merupakan kelengkapan tambahan yang digunakan dalam pengintegrasian data yang telah dientri termasuk dapat membantu dalam pengecekan dalam pengidentifikasian variabel data termasuk pula dalam pengoperasian menu eksternal dari SPSS.

    1. Windows

Mengetahui keberadaan proses pengolahan data SPSS yang sedang dan telah dilaksanakan.

    1. Help

Berisikan menu untuk bantuan atas program aplikasi SPSS termasuk pemrograman yang telah melaksanakan dan mendesain SPSS.


Berbagai macam penjelasan fiture dari SPSS yang disebutkan diatas akan membantu anda dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pengolahan data menggunakan SPSS dan harap untuk dapat dipahami dari masing-masing fiture tersebut yang tidak lain merupakan menu bar pada jendela windows SPSS.

Catatan :

Untuk lebih jelasnya

  1. Fitur SPSS

Fitur SPSS merupakan media-media yang digunakan untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengolahan data yang berisi tentang berbagai perintah yang dilakukan dalam pengolahan data termasuk pengujian statistik berdasarkan kehendak dari pengolah data.

    1. File

File berisikan perintah tentang proses pembuatan file, pembukaan file, dan penyuntingan file data.

Terdiri atas bagian : New, Open, Open Data Base, Read text data, Save, Save as.. , Mark file Read Only, Display Data File Information (terdiri dari ; working file, external file), switch server, print preview, print, recently used data, recently used files

Pada jendela data view dan variabel view yang masih kosong (belum terinput data) beberapa menu dari file ini tidak semua berwarna terang (hitam) tapi gelap (abu-abu sama dengan warna dasar) seperti pada tampilan sebelumnya diatas.

Oleh Karena itu perlu ketilitian dan pengiputan data terlebih dahulu atau membuka file tertentu untuk mengaktifkan menu bagian file yang tidak aktiv (menjadi terang). Hal ini disebabkan karena menu-menu tersebut hanya dapat digunakan jika jendela SPSS telah terinput data dan siap untuk diolah.

    1. Edit

Menu Edit digunakan untuk memperbaiki susunan atau klasifikasi data yag diolah sehingga menghasilkan susunan yang teratur berdasarkan permintaan atau keinginan si pengolah data. Selain itu, dengan memperbaiki bantuk dan tempat dalam hal pengklasifikasian jenis variabel pengolahan data akan memudahkan bagi si pengolah atau pemilik data dan pembaca dalam memahami data yang digunakan dan dipakai.

Menu Edit terdiri dari Undo, Redo, Cut, Copy, Paste, Paste variabel, Clear, Find, Option. Menu-menu ini biasa dipergunakan pada berbagai aplikasi microsoft yang lainnya seperti WORD, EXCEL dll sehingga SPSS ini dapat dengan mudah dan cepat digunakan.

Menu-menu edit ini sebahagian besar tidak berada dalam keadaan aktiv jika belum terinput data atau penggunaannya pada aspek metode pengolahan yang tidak sesuai. Berikut tampilan layar menu Edit yang masih belum aktiv karena data yang di gunakan belum terinput.

Jika data yang diolah telah terinput maka terdapat beberapa bagian dari menu edit dalam keadaan aktiv (berwarna hitam menyala) namun masih ada beberapa bagian dari menu edit yang belum aktiv. Berikut tampilan jendela pada data view yang telah memiliki data.

Hal ini disebabkan karena beberapa bagian dari menu Edit digunakan pada aplikasi dan pemrosesan data tertentu seperti ada beberapa variabel yang perlu dihilangkan maka untuk mengembalikannya maka fungsi Undo pada menu Edit akan aktiv (berwarna hitam).

    1. View

Menu View digunakan mengubah bentuk tampilan layar data. Beberapa bentuk tampilan data dapat diubah namun beberapa menu View yang digunakan adalah Status Bar, Toolbars, Font, Grint lines, Valuabel Labels, dan Variabel. Kesemua fungsi dari bagian menu View ini jika digunakan akan memberikan efek tertentu pada jendela SPSS.

Status Bar : akan menghilangkan bagian paling bawah dari jendela SPSS adapun tampilannya adalah sebagai berikut.


Gambar ini menunjukkan menu Status bar dalam keadaan aktiv karena memiliki tanda ceklist (√) sehingga pada layar bagian paling bawah yeng tertulis SPSS Processor is Ready ditampilkan. Jika ceklist tersebut dihilangkan maka SPSS Processor is Ready akan hilang.

Toolbars : digunakan untuk memunculkan berbagai menu yang diperlukan sehingga dapat langsung dengan mudah digunakan. Penggunaan menu ini hampir sama dengan penggunaan pada menu Toolbars aplikasi WORD dan EXCEL.

Font : Menu ini digunakan untuk mengubah jenis huruf dan besarnya huruf yang akan digunakan.

Grint lines : digunakan untuk menghilangkan atau tetap menggunakan garis (line) pada tampilan windows jadi yang nampak hanyalah angka-angka atau variabel yang telah dimasukkan pada data olahan.

Valuabel Labels : digunakan untuk menampilkan variabel atau angka pada tampilan jendela data view.

Variabel : digunakan untuk melihat variabel dari data olahan.

    1. Data

Menu data digunakan untuk memberikan tindakan pada data yang telah di input dan akan digunakan pada berbagai aplikasi bentuk pengolahan data. Menu Data terdiri atas Define variabel propertis, Copy Data propertis, Define Dates, insert variabel, insert case, sort case, go to case, transpose, restructure, merge file, Aggregate, Indentify duplicate case, Split file, select case, Weight case. Berikut tampilan menu Data pada jendela SPSS data view.

Define variabel propertis, digunakan untuk melihat keadaan dari suatu variabel atau kasus secara keseluruhan data yang telah di input. Menu ini memberikan keterangan pada jenis variabel apakah lengkap atau tidak, mising atau tidak. Berikut adalah tampilan dari penggunaan menu ini


Jika jenis variabel yang dipilih untuk di periksa keadaannya sebagai contoh tingkat pendidikan (bisa juga keseluruhan variabel) di masukkan pada ruang Variabel to Scan dengan memilih variabel jenis kelamin pada ruang Variabel lalu mengklik (dgn mouse) tanda panah () sehingga masuk ke ruang Variabel to Scan kemudian klik continu.


Untuk mengecek keadaan dari variabel tersebut (misalkan : jenis kelamin atau sejenisnya) klik jenis kelamin (JK) pada ruang Scaned variabel list maka akan ditampilkan keadaan variabel propertis dari variabel yang bersangkutan pada ruang disebelahnya.

Copy Data propertis, digunakan untuk memasukkan data lain yang dapat dipadukan dengan data yang sedang aktiv (sedang dipakai dan digunakan).

Define Dates, digunakan untuk mengatur atau memformat waktu yang digunakan dalam bentuk bulan, tahun, hari, jam, menit dan detik.

Define Multi respons Set, digunakan terhadap pengecekan satu bentuk sub variabel dari variabel data.

Insert variabel, digunakan untuk memasukkan variabel data

Insert case, digunakan untuk memasukkan jenis kasus dalam suatu variabel

Sort case, digunakan untuk melihat suatu kasus misalnya kasus keberapa dst. Yang diurutkan dari yang besar ke kecil dalam format acending atau decending.

Transpose, digunakan untuk memadukan beberapa variabel atau merubah bentuk kasus menjadi variabel atau sebaliknya.

Restructure, digunakan untuk mengubah tampilan atau keadaan data dalam bentuk semula ke bentuk yang baru berdasarkan pilihan yang dikehendaki.

Merge file, digunakan untuk mengukur kapasitas suatu variabel atau kasus

Aggregate, digunakan untuk memadukan file dalam bentuk agregate dalam file yang baru

Indentify duplicate case, untuk mendeteksi apakah sebuah kasus berulang atau tidak

Split file, digunakan untuk memadukan kasus atau variabel tertentu dan mengorganisir atau mengatur keluaran hasil olah data berdasarkan urutan variabel dalam hal ini memecah kasus menjadi beberapa bagian.

Select case, digunakan untuk memilih suatu kasus tertentu untuk mengetahui urutan kasus, kondisi strata / tingkatan kasus dan variabel yang digunakan kasus.

Weight case, digunakan untuk mengetahui besarnya kasus pada suatu variabel


    1. Analyze

Menu ini digunakan untuk melakukan proses pengolahan terhadap data yang telah dimasukkan. Terdiri atas beberapa menu bagian yaitu Reports, Descriptife statistic, Tables, Compare Means, General linear model, Corelate, Regresion, Clasify, Data Reduction, Scale, Nonparametric test, dan Multipel response. Berikut adalah tampilan layar dari menu Analize.


Untuk pemahaman lebih mendalam tentang pengoperasioan menu Analyze harus ditunjang dengan pemahaman dari seorang pengentri data tentang jenis data dan metode penelitian yang digunakan serta jenis pengujian statistik yang akan digunakan dari data yang telah dientri sebelumnya.

    1. Graph

Menu ini digunakan dalam hal pembuatan suatu diagram dari data yang diolah. Terdiri atas beberapa menu bagian yaitu Galery, Interactive, Bar, Line, Area, Pie, High-Low, Pareto, Control, Boxplot, Error bar, Scater, Histogram, P-P, Q-Q, Sequence, ROC Curve, Time series. Berikut adalah tampilan layar menu Graph.


Chart Builder, digunakan untuk mendesain jenis tampilan dari penyajian data hasil pengentrian yang sama halnya dilaksanakan pada operasi chart Microsoft Excell.

Interactive, berisikan tentang menu desain chart yang secara otomatis ditampilkan pada layar out put SPSS terdiri dari chart dalam bentuk diagram batang, garis tebal, garis berbayang, garis berare dsb.


Legacy dialogs, sama halnya dengan interactive namun dalam penggunaannya ada perbedaan. Pada legacy dialogs, proses pembuatan graphik (chart) dari data dengan memadukan 2 jenis variabel sedangkan pada interactive hanya mencakup 1 variabel.

    1. Utilities

Merupakan kelengkapan tambahan yang digunakan dalam pengintegrasian data yang telah dientri termasuk dapat membantu dalam pengecekan dalam pengidentifikasian variabel data termasuk pula dalam pengoperasian menu eksternal dari SPSS.

    1. Windows

Mengetahui keberadaan proses pengolahan data SPSS yang sedang dan telah dilaksanakan.

    1. Help

Berisikan menu untuk bantuan atas program aplikasi SPSS termasuk pemrograman yang telah melaksanakan dan mendesain SPSS.


Berbagai macam penjelasan fiture dari SPSS yang disebutkan diatas akan membantu anda dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pengolahan data menggunakan SPSS dan harap untuk dapat dipahami dari masing-masing fiture tersebut yang tidak lain merupakan menu bar pada jendela windows SPSS.

Catatan :

Untuk lebih jelasnya

Tutorial SPSS 15 (Bagian 1)
Lihat Detail

Tutorial SPSS 15 (Bagian 1)

Sebelum kita masuk pada pelaksanaan pengolahan data kita harus memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai tutorial dari SPSS sendiri dan pada kali ini penulis akan memberikan gambaran tentang SPSS versi 15.0. Sehingga dengan adanya pengetahuan ini akan lebih membantu dalam pelaksanaan pengolahan data yang lebih baik

  1. Jendela windows

Jendela windows dimaksudkan sebagai tampilan dasar dari program SPSS sendiri. Jendela windows pada SPSS dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu Data view dan Variabel view yang ditunjukkan pada gambar berikut.

    1. Data view

Merupakan tampilan yang digunakan untuk melaksanakan pengentrian data penelitian berdasarkan variabel yang telah ditentukan pada variabel view.

    1. Variabel view

Merupakan tampilan yang digunakan untuk pengkonfigurasian variabel yang akan ditampilkan dan diperlukan dalam pengolahan data.


Sebelum kita masuk pada pelaksanaan pengolahan data kita harus memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai tutorial dari SPSS sendiri dan pada kali ini penulis akan memberikan gambaran tentang SPSS versi 15.0. Sehingga dengan adanya pengetahuan ini akan lebih membantu dalam pelaksanaan pengolahan data yang lebih baik

  1. Jendela windows

Jendela windows dimaksudkan sebagai tampilan dasar dari program SPSS sendiri. Jendela windows pada SPSS dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu Data view dan Variabel view yang ditunjukkan pada gambar berikut.

    1. Data view

Merupakan tampilan yang digunakan untuk melaksanakan pengentrian data penelitian berdasarkan variabel yang telah ditentukan pada variabel view.

    1. Variabel view

Merupakan tampilan yang digunakan untuk pengkonfigurasian variabel yang akan ditampilkan dan diperlukan dalam pengolahan data.


Sebelum kita masuk pada pelaksanaan pengolahan data kita harus memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai tutorial dari SPSS sendiri dan pada kali ini penulis akan memberikan gambaran tentang SPSS versi 15.0. Sehingga dengan adanya pengetahuan ini akan lebih membantu dalam pelaksanaan pengolahan data yang lebih baik

  1. Jendela windows

Jendela windows dimaksudkan sebagai tampilan dasar dari program SPSS sendiri. Jendela windows pada SPSS dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu Data view dan Variabel view yang ditunjukkan pada gambar berikut.

    1. Data view

Merupakan tampilan yang digunakan untuk melaksanakan pengentrian data penelitian berdasarkan variabel yang telah ditentukan pada variabel view.

    1. Variabel view

Merupakan tampilan yang digunakan untuk pengkonfigurasian variabel yang akan ditampilkan dan diperlukan dalam pengolahan data.


Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 4
Lihat Detail

Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 4

Entri Data


Input Data Variabel

Setelah melaksanakan pembuatan variabel dengan menggunakan jendela variabel view selanjutnya adalah melaksanakan penginputan data berdasarkan masing-masing variabel yang telah dibuat dengan menggunakan jendela data view.

Buka kembali file latihan 1 yang telah anda buat kemudian masuk pada jendela data view pada SPSS anda. Berikut adalah tampilan jendela data view setelah dilaksanakan proses pengisian dan pendefinisian dari variabel data.

Yang perlu diperhatikan bahwa pada saat pertama anda membuka file latihan 1 tersebut, secara bersamaan juga terbuka file out put yang menunjukkan deskripsi dari file yang terbuka tersebut dan ini merupakan otomatisasi dari program SPSS versi 15. Tutup saja file tersebut tanpa melakukan penyimpanan sehingga akan memudahkan anda dalam penampilan SPSS di jendela windows pada desktop anda.

Selanjutnya adalah dengan memasukkan angka-angka berdasarkan soal yang telah diberikan sebelumnya :

No

Inisial

Umur

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

1

EL

22

Perempuan

Tdk Sekolah

Tani

2

YP

44

Perempuan

SMP

Buruh

3

JR

23

Laki-laki

SD

Wiraswasta

4

DK

52

Perempuan

SMP

Tani

5

DA

54

Perempuan

SMA

PNS

6

YL

29

Perempuan

SMP

Buruh

7

LP

53

Perempuan

Tdk Sekolah

URT/Tdk Kerja

8

LB

36

Perempuan

SD

Tani

9

LL

19

Perempuan

SD

Tani

10

LB

51

Perempuan

SMP

Wiraswasta

11

MS

39

Perempuan

SD

Buruh

12

PM

42

Perempuan

SMP

Wiraswasta

13

YS

54

Laki-laki

SD

URT/Tdk Kerja

14

SA

21

Laki-laki

SD

Tani

15

ER

31

Perempuan

SD

Buruh

16

SE

16

Perempuan

SMP

URT/Tdk Kerja

17

YA

40

Perempuan

SMP

PNS

18

DK

18

Laki-laki

SMP

URT/Tdk Kerja

19

HM

42

Perempuan

SD

Wiraswasta

20

MR

38

Perempuan

SMA

PNS

21

YS

42

Laki-laki

SD

Tani

22

BA

34

Laki-laki

SMP

Buruh

23

MA

41

Perempuan

SD

Buruh

24

CS

31

Perempuan

SD

Wiraswasta

25

PB

45

Laki-laki

SMP

Tani

26

MN

36

Laki-laki

SD

Tani

27

GG

27

Perempuan

SMP

Tani


Pada jendela windows, pointer anda berada pada baris pertama kolom variabel Inisial sebagaimana yang ditunjukkan pada file latihan anda. Untuk memudahkan anda dalam proses penginputan data dari tiap responden sebaiknya penginputan dilakukan secara bervariabel sehingga setelah variabel satu telah terisi selesai sesuai dengan jumlah sampel (responden) baru pindah pada variabel selanjutnya dan begitupun seterusnya.

Dalam melaksanakan penginputan data, semua jenis data yang terklasifikasi atau dapat diklasifikasi harus diubah dalam bentuk data numeric sehingga akan memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.

Untuk variabel JK (jenis kelamin)

Laki-laki digantikan dengan angka 1 dan

Perempuan dengan angka 2

Untuk variabel Didik (pendidikan)

Tidak sekolah dengan angka 1,

SD dengan angka 2

SMP dengan angka 3

SMU dengan angka 4

PT dengan angka 5

Selanjutnya untuk variabel kerja (pekerjaan)

PNS digantikan dengan angka 1

Tani/Nelayan dengan angka 2

Buruh/Swasta denga angka 3

Wiraswasta dengan angka 4 dan

URT/tidak kerja dengan angka 5

Setelah anda melakukan pengubahan dari masing-masing data tersebut kemudian lakukan pengisian berdasarkan masing-masing variabel sehingga tampilan pada jendela data view SPSS anda sebagai berikut.

Pada jendela data view anda menunjukkan bahwa pada masing-masing data variabel, angka yang diisikan menunjukkan dua angka dibelakang koma (2,00). Munculnya dua angka dibelakang koma berdasarkan data numeric yang disikan karena pada saat pendiskripsian variabel di jendela variabel view kolom desimal menggunakan angka 2. sebetulnya angka tersebut bukanlah menjadi masalah namun untuk alasan penampilan biasanya angka tersebut terkesan mengganggu dan anda dapat mengubahnya dengan masuk pada jendela variabel view dan mengubah kolom desimal angka 2 menjadi 0.

Selanjutnya masuk ke jendela data view kembali. Letakkan ponter anda pada kolom variabel JK (jenis kelamin) baris pertama. Sekarang kita akan mencoba melaksanakan pengklasifikasian umur dengan membagi menjadi beberapa kelompok dalam bentuk data interval. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pendeskripsian umur dari responden.

Letakkan kursor anda pada nama variabel JK sehingga menunjukkan tanda sorot kebawah () sehingga data pada variabel JK tersorot secara langsung secara keseluruhan kebawah dan Klik kanan pada nama variabel JK sehingga akan tampil menu sebagai berikut

Pilih menu “Insert Variables” untuk mengisikan variabel lain setelah variabel umur sehingga termuat variabel tambahan dengan nama “VAR0001” yang merupakan nama variabel secara default.

Masuk ke jendela variabel view untuk melakukan pendeskripsian variabel tersebut. Sama halnya pada saat pembuatan jenis variabel yang telah anda sebelumnya dengan mengubah nama VAR0001 menjadi Klp_Umur menggunakan jenis data – numeric, width – 8, desimal - 0, label - Kelompok Umur Responden.

Kemudian kembali pada jendela data view dan blok data pada variabel umur dengan tidak melakukan pemblokiran pada variabel umur dan copy data variabel umur dan masukkan ke variabel kelompok umur sehingga data pada umur sama halnya dengan data pada variabel Klp_Umur. Berikut adalah tampilannya.

Selanjutnya pada menu bar SPSS pilih menu “Transorm” >> “Record into Same Variables...” sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

Pilih variabel Kelompok umur responden dan masukkan ke jendela kolom Variables dengan menekan tanda dalam rangka melaksanakan pendeskripsian dan pengelompokkan umur responden. Berikut adalah tampilannya.

Pilih “Old and New Values..” untuk melaksanakan pengelompokkan data variabel sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

Tampilan ini merupakan menu untuk melaksanakan pengelompokkan data variabel umur responden. Pengelompokkan umur dilakukan dengan pembagian sebagai berikut.

Dengan menggunakan jarak 5 dengan pembagian kelompok umur adalah :

  1. < 20 tahun (berdasarkan data terendah pada variabel umur yaitu umur 18 tahun)

  2. 20 – 24 tahun

  3. 25 – 29 tahun

  4. 30 – 34 tahun

  5. 35 – 39 tahun

  6. 40 – 44 tahun

  7. 45 – 49 tahun

  8. > 49 tahun atau ≥ 50 tahun (berdasarkan data tertinggi pada variabel umur yaitu umur 54 tahun)

Dengan menggunakan jarak 10 dengan pembagian kelompok umur adalah :

  1. < 20 tahun

  2. 20 – 29 tahun

  3. 30 – 39 tahun

  4. 40 – 49 tahun

  5. > 49 tahun atau ≥ 50 tahun

Pengelompokkan umur berdasarkan jarak tergantung dari penginput data, namun secara umum yang digunakan adalah dengan menggunakan jarak 5 berdasarkan standar pengelompokkan umur oleh badan statistik nasional dan internasional.

Adapun cara pengelompokkan umur pada SPSS adalah dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut.

  • Untuk kelompok umur terendah < 20 tahun dengan memilih menu “Range LOWEST through values” dan mengisikan anka 19 (artinya dengan mensort data umur yang lebih rendah dari 19 dan yang paling tinggi adalah 19 tahun) dan pada New value pada pilih Value dan masukkan angka 1 (artinya : mengganti kelompok umur < 20 tahun menjadi angka 1) berikut adalah tampilannya


Pilih “Add” sehingga akan masuk ke kolom OldNew. Berikut adalah tampilannya.


  • Untuk kelompok umur 20 – 24 tahun dengan memilih menu Range dan masukkan angka 20 pada kolom pertama dan throuh 24 pada kolom kedua dan pada New Value pilih Value dan masukkan angka 2 (mengganti kelompok umur 20 – 24 tahun dengan angka 2) dan pilih “ADD” berikut tampilannya.

Step 1


Step 2

  • Selanjutnya untuk kelompok umur 25 – 29 tahun, 30 – 34 tahun, 35 – 39 tahun, 40 – 44 tahun, 45 – 49 tahun sama halnya dengan cara pengelompokkan pada kelompok umur 20 – 24 tahun dengan menggunakan menu Range pada menu old view dan pada value dengan menggunakan angka secara berurutan sehingga tampilan adalah sebagai berikut.

Dari gambar menunjukkan bahwa untuk kelompok umur 30 – 34 tahun digantingkan dengan kelompok 4 dan seterusnya sampai pada kelompok umur 45 – 49 tahun digantikan pada kelompok 7.

  • Sedangkan pada kelompok umur > 49 tahun atau ≥ 50 tahun dengan menggunakan menu Range, value through HIGHEST dengan mengisi angka 49 tahun dengan menggantikan dengan value 8. berikut adalah tampilannya

Step 1

Step 2

  • Selanjutnya pilih Continu >> OK

Secara otomatis, umur yang ditampilkan berubah berdasarkan pengelompokkan umur yang telah dilakukan.

Selanjutnya, masuk kembali pada jendela variabel view untuk memberi penjelasan dari pengelompokkan umur yang teolah dilakukan.

Dengan mengarahkan pointer anda pada value variabel Klp_Umur (Kelompok umur responden) dengan mengisikan pengkategorian sebagai berikut.

  1. untuk umur < 20 tahun dengan mengisikan < 20 tahun pada ruang value

  2. untuk umur 20 – 24 tahun dengan mengisikan 20 – 24 tahun

  3. untuk umur 25 – 29 tahun

  4. untuk umur 30 – 34 tahun

  5. untuk umur 35 – 39 tahun

  6. untuk umur 40 – 44 tahun

  7. untuk umur 45 – 49 tahun dan

  8. untuk umur > 49 tahun atau >= 50 tahun

Selanjutnya kembali pada jendela data view dan pilih menu bar “View” dan beri centang pada menu “Value labels” dengan mengklik satu kali sehingga dapat menunjukkan keterangan dari pendefinisian angka-angka yang telah dikategorikan pada ruang value jendela variabel view. Berikut adalah tampilannya.

Pada hasil latihan seperti yang ditunjukkan di atas menunjukkan bahwa pada variabel jenis pekerjaan, secara keseluruhan dari nama jenis pekerjaan pada tiap responden terdapat yang ditunjukkan tidak secara jelas. Hal ini disebabkan karena jumlah karakter yang digunakan pada kolom value di jendela data variabel tidak sesuai dengan lebar coloums yang digunakan. Untuk memperjelas nama dari masing-masing jenis pekerjaan dapat dilakukan dengan menarik kearah kanan garis antara variabel kerja atau dengan mengatur lebar coloums pada jendela variabel view.

Entri Data


Input Data Variabel

Setelah melaksanakan pembuatan variabel dengan menggunakan jendela variabel view selanjutnya adalah melaksanakan penginputan data berdasarkan masing-masing variabel yang telah dibuat dengan menggunakan jendela data view.

Buka kembali file latihan 1 yang telah anda buat kemudian masuk pada jendela data view pada SPSS anda. Berikut adalah tampilan jendela data view setelah dilaksanakan proses pengisian dan pendefinisian dari variabel data.

Yang perlu diperhatikan bahwa pada saat pertama anda membuka file latihan 1 tersebut, secara bersamaan juga terbuka file out put yang menunjukkan deskripsi dari file yang terbuka tersebut dan ini merupakan otomatisasi dari program SPSS versi 15. Tutup saja file tersebut tanpa melakukan penyimpanan sehingga akan memudahkan anda dalam penampilan SPSS di jendela windows pada desktop anda.

Selanjutnya adalah dengan memasukkan angka-angka berdasarkan soal yang telah diberikan sebelumnya :

No

Inisial

Umur

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

1

EL

22

Perempuan

Tdk Sekolah

Tani

2

YP

44

Perempuan

SMP

Buruh

3

JR

23

Laki-laki

SD

Wiraswasta

4

DK

52

Perempuan

SMP

Tani

5

DA

54

Perempuan

SMA

PNS

6

YL

29

Perempuan

SMP

Buruh

7

LP

53

Perempuan

Tdk Sekolah

URT/Tdk Kerja

8

LB

36

Perempuan

SD

Tani

9

LL

19

Perempuan

SD

Tani

10

LB

51

Perempuan

SMP

Wiraswasta

11

MS

39

Perempuan

SD

Buruh

12

PM

42

Perempuan

SMP

Wiraswasta

13

YS

54

Laki-laki

SD

URT/Tdk Kerja

14

SA

21

Laki-laki

SD

Tani

15

ER

31

Perempuan

SD

Buruh

16

SE

16

Perempuan

SMP

URT/Tdk Kerja

17

YA

40

Perempuan

SMP

PNS

18

DK

18

Laki-laki

SMP

URT/Tdk Kerja

19

HM

42

Perempuan

SD

Wiraswasta

20

MR

38

Perempuan

SMA

PNS

21

YS

42

Laki-laki

SD

Tani

22

BA

34

Laki-laki

SMP

Buruh

23

MA

41

Perempuan

SD

Buruh

24

CS

31

Perempuan

SD

Wiraswasta

25

PB

45

Laki-laki

SMP

Tani

26

MN

36

Laki-laki

SD

Tani

27

GG

27

Perempuan

SMP

Tani


Pada jendela windows, pointer anda berada pada baris pertama kolom variabel Inisial sebagaimana yang ditunjukkan pada file latihan anda. Untuk memudahkan anda dalam proses penginputan data dari tiap responden sebaiknya penginputan dilakukan secara bervariabel sehingga setelah variabel satu telah terisi selesai sesuai dengan jumlah sampel (responden) baru pindah pada variabel selanjutnya dan begitupun seterusnya.

Dalam melaksanakan penginputan data, semua jenis data yang terklasifikasi atau dapat diklasifikasi harus diubah dalam bentuk data numeric sehingga akan memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.

Untuk variabel JK (jenis kelamin)

Laki-laki digantikan dengan angka 1 dan

Perempuan dengan angka 2

Untuk variabel Didik (pendidikan)

Tidak sekolah dengan angka 1,

SD dengan angka 2

SMP dengan angka 3

SMU dengan angka 4

PT dengan angka 5

Selanjutnya untuk variabel kerja (pekerjaan)

PNS digantikan dengan angka 1

Tani/Nelayan dengan angka 2

Buruh/Swasta denga angka 3

Wiraswasta dengan angka 4 dan

URT/tidak kerja dengan angka 5

Setelah anda melakukan pengubahan dari masing-masing data tersebut kemudian lakukan pengisian berdasarkan masing-masing variabel sehingga tampilan pada jendela data view SPSS anda sebagai berikut.

Pada jendela data view anda menunjukkan bahwa pada masing-masing data variabel, angka yang diisikan menunjukkan dua angka dibelakang koma (2,00). Munculnya dua angka dibelakang koma berdasarkan data numeric yang disikan karena pada saat pendiskripsian variabel di jendela variabel view kolom desimal menggunakan angka 2. sebetulnya angka tersebut bukanlah menjadi masalah namun untuk alasan penampilan biasanya angka tersebut terkesan mengganggu dan anda dapat mengubahnya dengan masuk pada jendela variabel view dan mengubah kolom desimal angka 2 menjadi 0.

Selanjutnya masuk ke jendela data view kembali. Letakkan ponter anda pada kolom variabel JK (jenis kelamin) baris pertama. Sekarang kita akan mencoba melaksanakan pengklasifikasian umur dengan membagi menjadi beberapa kelompok dalam bentuk data interval. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pendeskripsian umur dari responden.

Letakkan kursor anda pada nama variabel JK sehingga menunjukkan tanda sorot kebawah () sehingga data pada variabel JK tersorot secara langsung secara keseluruhan kebawah dan Klik kanan pada nama variabel JK sehingga akan tampil menu sebagai berikut

Pilih menu “Insert Variables” untuk mengisikan variabel lain setelah variabel umur sehingga termuat variabel tambahan dengan nama “VAR0001” yang merupakan nama variabel secara default.

Masuk ke jendela variabel view untuk melakukan pendeskripsian variabel tersebut. Sama halnya pada saat pembuatan jenis variabel yang telah anda sebelumnya dengan mengubah nama VAR0001 menjadi Klp_Umur menggunakan jenis data – numeric, width – 8, desimal - 0, label - Kelompok Umur Responden.

Kemudian kembali pada jendela data view dan blok data pada variabel umur dengan tidak melakukan pemblokiran pada variabel umur dan copy data variabel umur dan masukkan ke variabel kelompok umur sehingga data pada umur sama halnya dengan data pada variabel Klp_Umur. Berikut adalah tampilannya.

Selanjutnya pada menu bar SPSS pilih menu “Transorm” >> “Record into Same Variables...” sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

Pilih variabel Kelompok umur responden dan masukkan ke jendela kolom Variables dengan menekan tanda dalam rangka melaksanakan pendeskripsian dan pengelompokkan umur responden. Berikut adalah tampilannya.

Pilih “Old and New Values..” untuk melaksanakan pengelompokkan data variabel sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

Tampilan ini merupakan menu untuk melaksanakan pengelompokkan data variabel umur responden. Pengelompokkan umur dilakukan dengan pembagian sebagai berikut.

Dengan menggunakan jarak 5 dengan pembagian kelompok umur adalah :

  1. < 20 tahun (berdasarkan data terendah pada variabel umur yaitu umur 18 tahun)

  2. 20 – 24 tahun

  3. 25 – 29 tahun

  4. 30 – 34 tahun

  5. 35 – 39 tahun

  6. 40 – 44 tahun

  7. 45 – 49 tahun

  8. > 49 tahun atau ≥ 50 tahun (berdasarkan data tertinggi pada variabel umur yaitu umur 54 tahun)

Dengan menggunakan jarak 10 dengan pembagian kelompok umur adalah :

  1. < 20 tahun

  2. 20 – 29 tahun

  3. 30 – 39 tahun

  4. 40 – 49 tahun

  5. > 49 tahun atau ≥ 50 tahun

Pengelompokkan umur berdasarkan jarak tergantung dari penginput data, namun secara umum yang digunakan adalah dengan menggunakan jarak 5 berdasarkan standar pengelompokkan umur oleh badan statistik nasional dan internasional.

Adapun cara pengelompokkan umur pada SPSS adalah dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut.

  • Untuk kelompok umur terendah < 20 tahun dengan memilih menu “Range LOWEST through values” dan mengisikan anka 19 (artinya dengan mensort data umur yang lebih rendah dari 19 dan yang paling tinggi adalah 19 tahun) dan pada New value pada pilih Value dan masukkan angka 1 (artinya : mengganti kelompok umur < 20 tahun menjadi angka 1) berikut adalah tampilannya


Pilih “Add” sehingga akan masuk ke kolom OldNew. Berikut adalah tampilannya.


  • Untuk kelompok umur 20 – 24 tahun dengan memilih menu Range dan masukkan angka 20 pada kolom pertama dan throuh 24 pada kolom kedua dan pada New Value pilih Value dan masukkan angka 2 (mengganti kelompok umur 20 – 24 tahun dengan angka 2) dan pilih “ADD” berikut tampilannya.

Step 1


Step 2

  • Selanjutnya untuk kelompok umur 25 – 29 tahun, 30 – 34 tahun, 35 – 39 tahun, 40 – 44 tahun, 45 – 49 tahun sama halnya dengan cara pengelompokkan pada kelompok umur 20 – 24 tahun dengan menggunakan menu Range pada menu old view dan pada value dengan menggunakan angka secara berurutan sehingga tampilan adalah sebagai berikut.

Dari gambar menunjukkan bahwa untuk kelompok umur 30 – 34 tahun digantingkan dengan kelompok 4 dan seterusnya sampai pada kelompok umur 45 – 49 tahun digantikan pada kelompok 7.

  • Sedangkan pada kelompok umur > 49 tahun atau ≥ 50 tahun dengan menggunakan menu Range, value through HIGHEST dengan mengisi angka 49 tahun dengan menggantikan dengan value 8. berikut adalah tampilannya

Step 1

Step 2

  • Selanjutnya pilih Continu >> OK

Secara otomatis, umur yang ditampilkan berubah berdasarkan pengelompokkan umur yang telah dilakukan.

Selanjutnya, masuk kembali pada jendela variabel view untuk memberi penjelasan dari pengelompokkan umur yang teolah dilakukan.

Dengan mengarahkan pointer anda pada value variabel Klp_Umur (Kelompok umur responden) dengan mengisikan pengkategorian sebagai berikut.

  1. untuk umur < 20 tahun dengan mengisikan < 20 tahun pada ruang value

  2. untuk umur 20 – 24 tahun dengan mengisikan 20 – 24 tahun

  3. untuk umur 25 – 29 tahun

  4. untuk umur 30 – 34 tahun

  5. untuk umur 35 – 39 tahun

  6. untuk umur 40 – 44 tahun

  7. untuk umur 45 – 49 tahun dan

  8. untuk umur > 49 tahun atau >= 50 tahun

Selanjutnya kembali pada jendela data view dan pilih menu bar “View” dan beri centang pada menu “Value labels” dengan mengklik satu kali sehingga dapat menunjukkan keterangan dari pendefinisian angka-angka yang telah dikategorikan pada ruang value jendela variabel view. Berikut adalah tampilannya.

Pada hasil latihan seperti yang ditunjukkan di atas menunjukkan bahwa pada variabel jenis pekerjaan, secara keseluruhan dari nama jenis pekerjaan pada tiap responden terdapat yang ditunjukkan tidak secara jelas. Hal ini disebabkan karena jumlah karakter yang digunakan pada kolom value di jendela data variabel tidak sesuai dengan lebar coloums yang digunakan. Untuk memperjelas nama dari masing-masing jenis pekerjaan dapat dilakukan dengan menarik kearah kanan garis antara variabel kerja atau dengan mengatur lebar coloums pada jendela variabel view.

Entri Data


Input Data Variabel

Setelah melaksanakan pembuatan variabel dengan menggunakan jendela variabel view selanjutnya adalah melaksanakan penginputan data berdasarkan masing-masing variabel yang telah dibuat dengan menggunakan jendela data view.

Buka kembali file latihan 1 yang telah anda buat kemudian masuk pada jendela data view pada SPSS anda. Berikut adalah tampilan jendela data view setelah dilaksanakan proses pengisian dan pendefinisian dari variabel data.

Yang perlu diperhatikan bahwa pada saat pertama anda membuka file latihan 1 tersebut, secara bersamaan juga terbuka file out put yang menunjukkan deskripsi dari file yang terbuka tersebut dan ini merupakan otomatisasi dari program SPSS versi 15. Tutup saja file tersebut tanpa melakukan penyimpanan sehingga akan memudahkan anda dalam penampilan SPSS di jendela windows pada desktop anda.

Selanjutnya adalah dengan memasukkan angka-angka berdasarkan soal yang telah diberikan sebelumnya :

No

Inisial

Umur

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

1

EL

22

Perempuan

Tdk Sekolah

Tani

2

YP

44

Perempuan

SMP

Buruh

3

JR

23

Laki-laki

SD

Wiraswasta

4

DK

52

Perempuan

SMP

Tani

5

DA

54

Perempuan

SMA

PNS

6

YL

29

Perempuan

SMP

Buruh

7

LP

53

Perempuan

Tdk Sekolah

URT/Tdk Kerja

8

LB

36

Perempuan

SD

Tani

9

LL

19

Perempuan

SD

Tani

10

LB

51

Perempuan

SMP

Wiraswasta

11

MS

39

Perempuan

SD

Buruh

12

PM

42

Perempuan

SMP

Wiraswasta

13

YS

54

Laki-laki

SD

URT/Tdk Kerja

14

SA

21

Laki-laki

SD

Tani

15

ER

31

Perempuan

SD

Buruh

16

SE

16

Perempuan

SMP

URT/Tdk Kerja

17

YA

40

Perempuan

SMP

PNS

18

DK

18

Laki-laki

SMP

URT/Tdk Kerja

19

HM

42

Perempuan

SD

Wiraswasta

20

MR

38

Perempuan

SMA

PNS

21

YS

42

Laki-laki

SD

Tani

22

BA

34

Laki-laki

SMP

Buruh

23

MA

41

Perempuan

SD

Buruh

24

CS

31

Perempuan

SD

Wiraswasta

25

PB

45

Laki-laki

SMP

Tani

26

MN

36

Laki-laki

SD

Tani

27

GG

27

Perempuan

SMP

Tani


Pada jendela windows, pointer anda berada pada baris pertama kolom variabel Inisial sebagaimana yang ditunjukkan pada file latihan anda. Untuk memudahkan anda dalam proses penginputan data dari tiap responden sebaiknya penginputan dilakukan secara bervariabel sehingga setelah variabel satu telah terisi selesai sesuai dengan jumlah sampel (responden) baru pindah pada variabel selanjutnya dan begitupun seterusnya.

Dalam melaksanakan penginputan data, semua jenis data yang terklasifikasi atau dapat diklasifikasi harus diubah dalam bentuk data numeric sehingga akan memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.

Untuk variabel JK (jenis kelamin)

Laki-laki digantikan dengan angka 1 dan

Perempuan dengan angka 2

Untuk variabel Didik (pendidikan)

Tidak sekolah dengan angka 1,

SD dengan angka 2

SMP dengan angka 3

SMU dengan angka 4

PT dengan angka 5

Selanjutnya untuk variabel kerja (pekerjaan)

PNS digantikan dengan angka 1

Tani/Nelayan dengan angka 2

Buruh/Swasta denga angka 3

Wiraswasta dengan angka 4 dan

URT/tidak kerja dengan angka 5

Setelah anda melakukan pengubahan dari masing-masing data tersebut kemudian lakukan pengisian berdasarkan masing-masing variabel sehingga tampilan pada jendela data view SPSS anda sebagai berikut.

Pada jendela data view anda menunjukkan bahwa pada masing-masing data variabel, angka yang diisikan menunjukkan dua angka dibelakang koma (2,00). Munculnya dua angka dibelakang koma berdasarkan data numeric yang disikan karena pada saat pendiskripsian variabel di jendela variabel view kolom desimal menggunakan angka 2. sebetulnya angka tersebut bukanlah menjadi masalah namun untuk alasan penampilan biasanya angka tersebut terkesan mengganggu dan anda dapat mengubahnya dengan masuk pada jendela variabel view dan mengubah kolom desimal angka 2 menjadi 0.

Selanjutnya masuk ke jendela data view kembali. Letakkan ponter anda pada kolom variabel JK (jenis kelamin) baris pertama. Sekarang kita akan mencoba melaksanakan pengklasifikasian umur dengan membagi menjadi beberapa kelompok dalam bentuk data interval. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pendeskripsian umur dari responden.

Letakkan kursor anda pada nama variabel JK sehingga menunjukkan tanda sorot kebawah () sehingga data pada variabel JK tersorot secara langsung secara keseluruhan kebawah dan Klik kanan pada nama variabel JK sehingga akan tampil menu sebagai berikut

Pilih menu “Insert Variables” untuk mengisikan variabel lain setelah variabel umur sehingga termuat variabel tambahan dengan nama “VAR0001” yang merupakan nama variabel secara default.

Masuk ke jendela variabel view untuk melakukan pendeskripsian variabel tersebut. Sama halnya pada saat pembuatan jenis variabel yang telah anda sebelumnya dengan mengubah nama VAR0001 menjadi Klp_Umur menggunakan jenis data – numeric, width – 8, desimal - 0, label - Kelompok Umur Responden.

Kemudian kembali pada jendela data view dan blok data pada variabel umur dengan tidak melakukan pemblokiran pada variabel umur dan copy data variabel umur dan masukkan ke variabel kelompok umur sehingga data pada umur sama halnya dengan data pada variabel Klp_Umur. Berikut adalah tampilannya.

Selanjutnya pada menu bar SPSS pilih menu “Transorm” >> “Record into Same Variables...” sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

Pilih variabel Kelompok umur responden dan masukkan ke jendela kolom Variables dengan menekan tanda dalam rangka melaksanakan pendeskripsian dan pengelompokkan umur responden. Berikut adalah tampilannya.

Pilih “Old and New Values..” untuk melaksanakan pengelompokkan data variabel sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

Tampilan ini merupakan menu untuk melaksanakan pengelompokkan data variabel umur responden. Pengelompokkan umur dilakukan dengan pembagian sebagai berikut.

Dengan menggunakan jarak 5 dengan pembagian kelompok umur adalah :

  1. < 20 tahun (berdasarkan data terendah pada variabel umur yaitu umur 18 tahun)

  2. 20 – 24 tahun

  3. 25 – 29 tahun

  4. 30 – 34 tahun

  5. 35 – 39 tahun

  6. 40 – 44 tahun

  7. 45 – 49 tahun

  8. > 49 tahun atau ≥ 50 tahun (berdasarkan data tertinggi pada variabel umur yaitu umur 54 tahun)

Dengan menggunakan jarak 10 dengan pembagian kelompok umur adalah :

  1. < 20 tahun

  2. 20 – 29 tahun

  3. 30 – 39 tahun

  4. 40 – 49 tahun

  5. > 49 tahun atau ≥ 50 tahun

Pengelompokkan umur berdasarkan jarak tergantung dari penginput data, namun secara umum yang digunakan adalah dengan menggunakan jarak 5 berdasarkan standar pengelompokkan umur oleh badan statistik nasional dan internasional.

Adapun cara pengelompokkan umur pada SPSS adalah dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut.

  • Untuk kelompok umur terendah < 20 tahun dengan memilih menu “Range LOWEST through values” dan mengisikan anka 19 (artinya dengan mensort data umur yang lebih rendah dari 19 dan yang paling tinggi adalah 19 tahun) dan pada New value pada pilih Value dan masukkan angka 1 (artinya : mengganti kelompok umur < 20 tahun menjadi angka 1) berikut adalah tampilannya


Pilih “Add” sehingga akan masuk ke kolom OldNew. Berikut adalah tampilannya.


  • Untuk kelompok umur 20 – 24 tahun dengan memilih menu Range dan masukkan angka 20 pada kolom pertama dan throuh 24 pada kolom kedua dan pada New Value pilih Value dan masukkan angka 2 (mengganti kelompok umur 20 – 24 tahun dengan angka 2) dan pilih “ADD” berikut tampilannya.

Step 1


Step 2

  • Selanjutnya untuk kelompok umur 25 – 29 tahun, 30 – 34 tahun, 35 – 39 tahun, 40 – 44 tahun, 45 – 49 tahun sama halnya dengan cara pengelompokkan pada kelompok umur 20 – 24 tahun dengan menggunakan menu Range pada menu old view dan pada value dengan menggunakan angka secara berurutan sehingga tampilan adalah sebagai berikut.

Dari gambar menunjukkan bahwa untuk kelompok umur 30 – 34 tahun digantingkan dengan kelompok 4 dan seterusnya sampai pada kelompok umur 45 – 49 tahun digantikan pada kelompok 7.

  • Sedangkan pada kelompok umur > 49 tahun atau ≥ 50 tahun dengan menggunakan menu Range, value through HIGHEST dengan mengisi angka 49 tahun dengan menggantikan dengan value 8. berikut adalah tampilannya

Step 1

Step 2

  • Selanjutnya pilih Continu >> OK

Secara otomatis, umur yang ditampilkan berubah berdasarkan pengelompokkan umur yang telah dilakukan.

Selanjutnya, masuk kembali pada jendela variabel view untuk memberi penjelasan dari pengelompokkan umur yang teolah dilakukan.

Dengan mengarahkan pointer anda pada value variabel Klp_Umur (Kelompok umur responden) dengan mengisikan pengkategorian sebagai berikut.

  1. untuk umur < 20 tahun dengan mengisikan < 20 tahun pada ruang value

  2. untuk umur 20 – 24 tahun dengan mengisikan 20 – 24 tahun

  3. untuk umur 25 – 29 tahun

  4. untuk umur 30 – 34 tahun

  5. untuk umur 35 – 39 tahun

  6. untuk umur 40 – 44 tahun

  7. untuk umur 45 – 49 tahun dan

  8. untuk umur > 49 tahun atau >= 50 tahun

Selanjutnya kembali pada jendela data view dan pilih menu bar “View” dan beri centang pada menu “Value labels” dengan mengklik satu kali sehingga dapat menunjukkan keterangan dari pendefinisian angka-angka yang telah dikategorikan pada ruang value jendela variabel view. Berikut adalah tampilannya.

Pada hasil latihan seperti yang ditunjukkan di atas menunjukkan bahwa pada variabel jenis pekerjaan, secara keseluruhan dari nama jenis pekerjaan pada tiap responden terdapat yang ditunjukkan tidak secara jelas. Hal ini disebabkan karena jumlah karakter yang digunakan pada kolom value di jendela data variabel tidak sesuai dengan lebar coloums yang digunakan. Untuk memperjelas nama dari masing-masing jenis pekerjaan dapat dilakukan dengan menarik kearah kanan garis antara variabel kerja atau dengan mengatur lebar coloums pada jendela variabel view.

Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 3
Lihat Detail

Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 3

Pengolahan data


Dalam pengolahan data dibedakan atas beberapa jenis tindakan yang akan dilaksanakan :

  1. Entri data

Entri data dimaksudkan dengan pengisian variabel dan data hasil penemuan berdasarkan pendefinisian variabel yang dimasukkan.

  1. Analisis Data

Analisis data dimaksudkan dengan penggunaan jenis statistik mulai yang sifatnya deskriptif ataupun analitik

  1. Output/lay out

Merupakan hasil pengolahan analisis data yang dimuat dalam jendela windows tersebdiri diluar jendela SPSS yang dapat dilaksanakan dengan peingtegrasian hasil pada menu offie (word, excel, dsb) ataupun menu html dsb.

  1. Print

Merupakan proses akhir dari pengolahan data dengan mencetak hasil tampilan jendela SPSS pada data view dan hasil pengolahan analisis data.

Pengolahan data


Dalam pengolahan data dibedakan atas beberapa jenis tindakan yang akan dilaksanakan :

  1. Entri data

Entri data dimaksudkan dengan pengisian variabel dan data hasil penemuan berdasarkan pendefinisian variabel yang dimasukkan.

  1. Analisis Data

Analisis data dimaksudkan dengan penggunaan jenis statistik mulai yang sifatnya deskriptif ataupun analitik

  1. Output/lay out

Merupakan hasil pengolahan analisis data yang dimuat dalam jendela windows tersebdiri diluar jendela SPSS yang dapat dilaksanakan dengan peingtegrasian hasil pada menu offie (word, excel, dsb) ataupun menu html dsb.

  1. Print

Merupakan proses akhir dari pengolahan data dengan mencetak hasil tampilan jendela SPSS pada data view dan hasil pengolahan analisis data.

Pengolahan data


Dalam pengolahan data dibedakan atas beberapa jenis tindakan yang akan dilaksanakan :

  1. Entri data

Entri data dimaksudkan dengan pengisian variabel dan data hasil penemuan berdasarkan pendefinisian variabel yang dimasukkan.

  1. Analisis Data

Analisis data dimaksudkan dengan penggunaan jenis statistik mulai yang sifatnya deskriptif ataupun analitik

  1. Output/lay out

Merupakan hasil pengolahan analisis data yang dimuat dalam jendela windows tersebdiri diluar jendela SPSS yang dapat dilaksanakan dengan peingtegrasian hasil pada menu offie (word, excel, dsb) ataupun menu html dsb.

  1. Print

Merupakan proses akhir dari pengolahan data dengan mencetak hasil tampilan jendela SPSS pada data view dan hasil pengolahan analisis data.

Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 2
Lihat Detail

Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 2

Ilmu Statistik Dasar


Dalam melakukan pengolahan data berbasis SPSS anda diharapkan memiliki pengetahuan yang mendasar tentang ilmu statistik. Hal ini akan membantu anda dalam pemaknaan berbagai tindakan yang akan dilakukan dan membantu dalam penginterpretasian hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Beberapa pengetahuan dasar dapat dirinci sebagai berikut.

  1. Data

Data dimaksudkan sebagai bahan yang akan digunakan dalam rangka pembuktian terhadap fakta situasi dan kondisi namun data ini tidak dapat memberikan interpretasi yang lebih baik sebelum ada tindakan pengolahan dan penganalisaan yang sesuai dengan jenis data yang digunakan. Oleh sebab itu, pengetahuan akan jenis data sendiri akan membantu bagi seorang yang akan melaksanakan pengolahan data.

Jenis data pada umumnya dibedakan atas dua yaitu data kualitatif berupa informasi dalam bentuk frame-frame (kata-kata) sedangkan data kuantitatif berhubungan dengan angka-angka numerik.

Pada perkembangan ilmu pengetahuan, data kualitatif dapat dijadikan data kuantitatif sehingga lebih memudahkan dalam penganalisaan dan penginterpretasian yang lebih baik.

Selain itu, pada program SPSS sendiri, analisa data yang telah di input sendiri akan diolah hanya dalam bentuk kuantitatif sekalipun pada pelaksanaan kerja sendiri dalam jendela windows SPSS, jenis kualitatif dapat dimasukkan namun harus dibuatkan pengkategorian sehingga terdapat kesamaan dari banyaknya persepsi akan informasi dari data kualitatif.

Selain itu, pengetahuan tentang skala juga harus dimiliki oleh setiap pengolah data sehingga akan membantu dalam perumusan kategori pada proses pengolahan data. Skala ini bermacam berupa skala numerik, ordinal, interval dan ratio. Untuk lebih jelasnya tentang data diharapkan untuk memperoleh pengetahuan tambahan dari referensi lain. Jika penulis paparkan disini mungkin akan membutuhkan ruang dan waktu yang cukup lama.

  1. Uji statistik

Pengetahuan tentang pengujian statistik akan membantu dalam penginterpretasian data yang dimasukkan. Jenis uji statistik tertentu akan digunakan sebagai bentuk peninterpretasian akan berbeda sesuai dengan kehendak yang diharapkan dari pengolahan data.

Pada pengolahan menggunakan SPSS 15.0, jenis uji statistik telah mendapat penyempurnaan dan penambahan dengan tingkat akurasi yang tidak diragukan lagi namun dalam penggunaannya harus sesuai dengan jenis dan metode riset dari data yang diolah sehingga interpretasi yang dihasilkan sesuai dengan harapan.


Bagan Jenis Uji Statistik


  1. Metode Penelitian

Pengetahuan tentang metode penelitian (metode riset) juga harus dimiliki oleh setiap yang akan menyelenggarakan pengolahan data sehingga dalam proses pengentrian dan analisa data akan sesuai dengan pemilihan jenis pengujian statistik dari data.

Jenis penelitian pada dasarnya dibedakan atas penelitian kualitatif dan kuantitatif namun pada penggunaan SPSS, pengetahuan tentang penelitian jenis kuantitatif sangat diperlukan sehingga membantu dalam penentuan jenis pengujian statistik yang digunakan.

Bagan Jenis Penelitian

Bagan jenis metode penelitian diatas mudah-mudahan dapat membantu anda untuk penemuan referensi tentang penelitian itu sendiri.

Ilmu Statistik Dasar


Dalam melakukan pengolahan data berbasis SPSS anda diharapkan memiliki pengetahuan yang mendasar tentang ilmu statistik. Hal ini akan membantu anda dalam pemaknaan berbagai tindakan yang akan dilakukan dan membantu dalam penginterpretasian hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Beberapa pengetahuan dasar dapat dirinci sebagai berikut.

  1. Data

Data dimaksudkan sebagai bahan yang akan digunakan dalam rangka pembuktian terhadap fakta situasi dan kondisi namun data ini tidak dapat memberikan interpretasi yang lebih baik sebelum ada tindakan pengolahan dan penganalisaan yang sesuai dengan jenis data yang digunakan. Oleh sebab itu, pengetahuan akan jenis data sendiri akan membantu bagi seorang yang akan melaksanakan pengolahan data.

Jenis data pada umumnya dibedakan atas dua yaitu data kualitatif berupa informasi dalam bentuk frame-frame (kata-kata) sedangkan data kuantitatif berhubungan dengan angka-angka numerik.

Pada perkembangan ilmu pengetahuan, data kualitatif dapat dijadikan data kuantitatif sehingga lebih memudahkan dalam penganalisaan dan penginterpretasian yang lebih baik.

Selain itu, pada program SPSS sendiri, analisa data yang telah di input sendiri akan diolah hanya dalam bentuk kuantitatif sekalipun pada pelaksanaan kerja sendiri dalam jendela windows SPSS, jenis kualitatif dapat dimasukkan namun harus dibuatkan pengkategorian sehingga terdapat kesamaan dari banyaknya persepsi akan informasi dari data kualitatif.

Selain itu, pengetahuan tentang skala juga harus dimiliki oleh setiap pengolah data sehingga akan membantu dalam perumusan kategori pada proses pengolahan data. Skala ini bermacam berupa skala numerik, ordinal, interval dan ratio. Untuk lebih jelasnya tentang data diharapkan untuk memperoleh pengetahuan tambahan dari referensi lain. Jika penulis paparkan disini mungkin akan membutuhkan ruang dan waktu yang cukup lama.

  1. Uji statistik

Pengetahuan tentang pengujian statistik akan membantu dalam penginterpretasian data yang dimasukkan. Jenis uji statistik tertentu akan digunakan sebagai bentuk peninterpretasian akan berbeda sesuai dengan kehendak yang diharapkan dari pengolahan data.

Pada pengolahan menggunakan SPSS 15.0, jenis uji statistik telah mendapat penyempurnaan dan penambahan dengan tingkat akurasi yang tidak diragukan lagi namun dalam penggunaannya harus sesuai dengan jenis dan metode riset dari data yang diolah sehingga interpretasi yang dihasilkan sesuai dengan harapan.


Bagan Jenis Uji Statistik


  1. Metode Penelitian

Pengetahuan tentang metode penelitian (metode riset) juga harus dimiliki oleh setiap yang akan menyelenggarakan pengolahan data sehingga dalam proses pengentrian dan analisa data akan sesuai dengan pemilihan jenis pengujian statistik dari data.

Jenis penelitian pada dasarnya dibedakan atas penelitian kualitatif dan kuantitatif namun pada penggunaan SPSS, pengetahuan tentang penelitian jenis kuantitatif sangat diperlukan sehingga membantu dalam penentuan jenis pengujian statistik yang digunakan.

Bagan Jenis Penelitian

Bagan jenis metode penelitian diatas mudah-mudahan dapat membantu anda untuk penemuan referensi tentang penelitian itu sendiri.

Ilmu Statistik Dasar


Dalam melakukan pengolahan data berbasis SPSS anda diharapkan memiliki pengetahuan yang mendasar tentang ilmu statistik. Hal ini akan membantu anda dalam pemaknaan berbagai tindakan yang akan dilakukan dan membantu dalam penginterpretasian hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Beberapa pengetahuan dasar dapat dirinci sebagai berikut.

  1. Data

Data dimaksudkan sebagai bahan yang akan digunakan dalam rangka pembuktian terhadap fakta situasi dan kondisi namun data ini tidak dapat memberikan interpretasi yang lebih baik sebelum ada tindakan pengolahan dan penganalisaan yang sesuai dengan jenis data yang digunakan. Oleh sebab itu, pengetahuan akan jenis data sendiri akan membantu bagi seorang yang akan melaksanakan pengolahan data.

Jenis data pada umumnya dibedakan atas dua yaitu data kualitatif berupa informasi dalam bentuk frame-frame (kata-kata) sedangkan data kuantitatif berhubungan dengan angka-angka numerik.

Pada perkembangan ilmu pengetahuan, data kualitatif dapat dijadikan data kuantitatif sehingga lebih memudahkan dalam penganalisaan dan penginterpretasian yang lebih baik.

Selain itu, pada program SPSS sendiri, analisa data yang telah di input sendiri akan diolah hanya dalam bentuk kuantitatif sekalipun pada pelaksanaan kerja sendiri dalam jendela windows SPSS, jenis kualitatif dapat dimasukkan namun harus dibuatkan pengkategorian sehingga terdapat kesamaan dari banyaknya persepsi akan informasi dari data kualitatif.

Selain itu, pengetahuan tentang skala juga harus dimiliki oleh setiap pengolah data sehingga akan membantu dalam perumusan kategori pada proses pengolahan data. Skala ini bermacam berupa skala numerik, ordinal, interval dan ratio. Untuk lebih jelasnya tentang data diharapkan untuk memperoleh pengetahuan tambahan dari referensi lain. Jika penulis paparkan disini mungkin akan membutuhkan ruang dan waktu yang cukup lama.

  1. Uji statistik

Pengetahuan tentang pengujian statistik akan membantu dalam penginterpretasian data yang dimasukkan. Jenis uji statistik tertentu akan digunakan sebagai bentuk peninterpretasian akan berbeda sesuai dengan kehendak yang diharapkan dari pengolahan data.

Pada pengolahan menggunakan SPSS 15.0, jenis uji statistik telah mendapat penyempurnaan dan penambahan dengan tingkat akurasi yang tidak diragukan lagi namun dalam penggunaannya harus sesuai dengan jenis dan metode riset dari data yang diolah sehingga interpretasi yang dihasilkan sesuai dengan harapan.


Bagan Jenis Uji Statistik


  1. Metode Penelitian

Pengetahuan tentang metode penelitian (metode riset) juga harus dimiliki oleh setiap yang akan menyelenggarakan pengolahan data sehingga dalam proses pengentrian dan analisa data akan sesuai dengan pemilihan jenis pengujian statistik dari data.

Jenis penelitian pada dasarnya dibedakan atas penelitian kualitatif dan kuantitatif namun pada penggunaan SPSS, pengetahuan tentang penelitian jenis kuantitatif sangat diperlukan sehingga membantu dalam penentuan jenis pengujian statistik yang digunakan.

Bagan Jenis Penelitian

Bagan jenis metode penelitian diatas mudah-mudahan dapat membantu anda untuk penemuan referensi tentang penelitian itu sendiri.

Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 1
Lihat Detail

Mahir Pengolahan Data Dgn SPSS 1


Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan tonggak dasar dari perkembangan berbagai software perkembangan komputer sebagai media penunjang aktivitas manusia dalam rangka perwujudan tingkat efektifitas dan efisiensi termasuk pencapaian hasil yang lebih maksimal.

Tidak terlepas dari hal tersebut, keadaan sosial kemasyarakatan pada lingkup masyarakat pun menunjukkan perubahan pada arah peningkatan derajat kemanusiaan yang lebih baik.

Aspek sosial kemasyarakatan ini merupakan tonggak terhadap pengaruh berbagai stabilitas kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, pengetahuan mendasar akan sosial kemsyarakatan itu sendiri merupakan acuan yang lebih mendasar dalam rangka menunjang berbagai perbaikan masalah sosial kemasyarakatan yang timbul.

SPSS hadir sebagai sofware package akan membantu berbagai upaya identifikasi dan bahkan mungkin akan membantu dalam penyusunan rencana tindak lanjut sebagai bentuk upaya penanganan berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang timbul.

SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package fos Social Science yang merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki analisis data statistik yang cukup tinggi dan memiliki operasi manajemen data dengan metode pengoperasian yang cukup sederhana. SPSS ini digunakan untuk menganalisis data-data sosial kemasyarakatan yang dapat menyangkut sikap, pengetahuan, daya beli, kemampuan individu, kemampuan bayar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek kesosialan.

SPSS dihadirkan sebagai wujud tuntutan dalam dunia sosial kemasyarakatan yang semakin prularis tanpa adanya keseimbangan dalam perubahan wujud yang semakin prular tersebut. Adanya berbagai masalah yang timbul maka dibutuhkan upaya pengidentifikasi berbagai aspek yang turut mempengaruhinya dan SPSS sebagai program berbasis windows dihadirkan untuk menjawab berbagai kebutuhan bagi pengambil kebijakan yang lebih baik.

Kehadiran SPSS sendiri telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun yang mulai dari sistem operasi berbasis dos sampai pada operasi berbasis windows sebagai perkembangan terakhir dunia komputer sekarang ini.

Adanya pengetahuan dasar dari program ini tentunya merupakan harapan bagi setiap pengambil kebijakan dalam perumusan rencana kegiatan organisasi untuk memcau produktifitas. Berdasarkan hal tersebut, maka saya merasa memiliki kesadaran untuk memberikan pengetahuan berdasarkan pengalaman keseharian dalam pengolahan data menggunakan SPSS terutama dalam bidang kesehatan dan ekonomi sosial.

Program SPSS yang pertama kali di buat dengan nama SPSS/PC+ yang masih berbasis teks dan masih memiliki kekurangan dalam pengoperasiannya karena masih menggunakan kode eksternal dan membutuhkan bantuan software lain yang berupa editor. Program SPSS yang sekarang diluncurkan mengikuti perkembangan program komputer dalam bentuk aplikasi windows dimana aplikasi ini memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan aplikasi sistem DOS, WS dan Lotus karena kemudahan dan kecepatan dalam penggunaan dan pengoperasiannya.

Sampai sekarang ini, berdasarkan hasil pantauan dari penulis sampai akhir tahun 2007, perkembangan SPSS sendiri sudah mencapai pada versi 17 namun pada kesempatan ini, penulis akan menuturkan berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam pengolahan data menggunakan SPSS versi 15

Pada dasarnya penggunaan software SPSS sendiri memiliki prinsip kerja yang sama dengan SPSS versi sebelumnya. Namun seiring dengan perkembangannya, adanya tambahan fitur termasuk kemampuan pengolahan data sehingga mendapat perubahan dimana pada versi terbaru memiliki kemampuan pengolahan yang lebih baik dibandingkan dengan versi sebelumnya

Harapan dari penulis sendiri, semoga dengan referensi sederhana ini akan memperkaya khasanah keilmuan bangsa untuk menguak berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan yang lebih kompleks sehingga dapat diusung sebuah rencana tindakan yang lebih bijak dalam penyelesaian masalah tersebut.


Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan tonggak dasar dari perkembangan berbagai software perkembangan komputer sebagai media penunjang aktivitas manusia dalam rangka perwujudan tingkat efektifitas dan efisiensi termasuk pencapaian hasil yang lebih maksimal.

Tidak terlepas dari hal tersebut, keadaan sosial kemasyarakatan pada lingkup masyarakat pun menunjukkan perubahan pada arah peningkatan derajat kemanusiaan yang lebih baik.

Aspek sosial kemasyarakatan ini merupakan tonggak terhadap pengaruh berbagai stabilitas kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, pengetahuan mendasar akan sosial kemsyarakatan itu sendiri merupakan acuan yang lebih mendasar dalam rangka menunjang berbagai perbaikan masalah sosial kemasyarakatan yang timbul.

SPSS hadir sebagai sofware package akan membantu berbagai upaya identifikasi dan bahkan mungkin akan membantu dalam penyusunan rencana tindak lanjut sebagai bentuk upaya penanganan berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang timbul.

SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package fos Social Science yang merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki analisis data statistik yang cukup tinggi dan memiliki operasi manajemen data dengan metode pengoperasian yang cukup sederhana. SPSS ini digunakan untuk menganalisis data-data sosial kemasyarakatan yang dapat menyangkut sikap, pengetahuan, daya beli, kemampuan individu, kemampuan bayar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek kesosialan.

SPSS dihadirkan sebagai wujud tuntutan dalam dunia sosial kemasyarakatan yang semakin prularis tanpa adanya keseimbangan dalam perubahan wujud yang semakin prular tersebut. Adanya berbagai masalah yang timbul maka dibutuhkan upaya pengidentifikasi berbagai aspek yang turut mempengaruhinya dan SPSS sebagai program berbasis windows dihadirkan untuk menjawab berbagai kebutuhan bagi pengambil kebijakan yang lebih baik.

Kehadiran SPSS sendiri telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun yang mulai dari sistem operasi berbasis dos sampai pada operasi berbasis windows sebagai perkembangan terakhir dunia komputer sekarang ini.

Adanya pengetahuan dasar dari program ini tentunya merupakan harapan bagi setiap pengambil kebijakan dalam perumusan rencana kegiatan organisasi untuk memcau produktifitas. Berdasarkan hal tersebut, maka saya merasa memiliki kesadaran untuk memberikan pengetahuan berdasarkan pengalaman keseharian dalam pengolahan data menggunakan SPSS terutama dalam bidang kesehatan dan ekonomi sosial.

Program SPSS yang pertama kali di buat dengan nama SPSS/PC+ yang masih berbasis teks dan masih memiliki kekurangan dalam pengoperasiannya karena masih menggunakan kode eksternal dan membutuhkan bantuan software lain yang berupa editor. Program SPSS yang sekarang diluncurkan mengikuti perkembangan program komputer dalam bentuk aplikasi windows dimana aplikasi ini memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan aplikasi sistem DOS, WS dan Lotus karena kemudahan dan kecepatan dalam penggunaan dan pengoperasiannya.

Sampai sekarang ini, berdasarkan hasil pantauan dari penulis sampai akhir tahun 2007, perkembangan SPSS sendiri sudah mencapai pada versi 17 namun pada kesempatan ini, penulis akan menuturkan berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam pengolahan data menggunakan SPSS versi 15

Pada dasarnya penggunaan software SPSS sendiri memiliki prinsip kerja yang sama dengan SPSS versi sebelumnya. Namun seiring dengan perkembangannya, adanya tambahan fitur termasuk kemampuan pengolahan data sehingga mendapat perubahan dimana pada versi terbaru memiliki kemampuan pengolahan yang lebih baik dibandingkan dengan versi sebelumnya

Harapan dari penulis sendiri, semoga dengan referensi sederhana ini akan memperkaya khasanah keilmuan bangsa untuk menguak berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan yang lebih kompleks sehingga dapat diusung sebuah rencana tindakan yang lebih bijak dalam penyelesaian masalah tersebut.


Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan tonggak dasar dari perkembangan berbagai software perkembangan komputer sebagai media penunjang aktivitas manusia dalam rangka perwujudan tingkat efektifitas dan efisiensi termasuk pencapaian hasil yang lebih maksimal.

Tidak terlepas dari hal tersebut, keadaan sosial kemasyarakatan pada lingkup masyarakat pun menunjukkan perubahan pada arah peningkatan derajat kemanusiaan yang lebih baik.

Aspek sosial kemasyarakatan ini merupakan tonggak terhadap pengaruh berbagai stabilitas kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, pengetahuan mendasar akan sosial kemsyarakatan itu sendiri merupakan acuan yang lebih mendasar dalam rangka menunjang berbagai perbaikan masalah sosial kemasyarakatan yang timbul.

SPSS hadir sebagai sofware package akan membantu berbagai upaya identifikasi dan bahkan mungkin akan membantu dalam penyusunan rencana tindak lanjut sebagai bentuk upaya penanganan berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang timbul.

SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package fos Social Science yang merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki analisis data statistik yang cukup tinggi dan memiliki operasi manajemen data dengan metode pengoperasian yang cukup sederhana. SPSS ini digunakan untuk menganalisis data-data sosial kemasyarakatan yang dapat menyangkut sikap, pengetahuan, daya beli, kemampuan individu, kemampuan bayar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek kesosialan.

SPSS dihadirkan sebagai wujud tuntutan dalam dunia sosial kemasyarakatan yang semakin prularis tanpa adanya keseimbangan dalam perubahan wujud yang semakin prular tersebut. Adanya berbagai masalah yang timbul maka dibutuhkan upaya pengidentifikasi berbagai aspek yang turut mempengaruhinya dan SPSS sebagai program berbasis windows dihadirkan untuk menjawab berbagai kebutuhan bagi pengambil kebijakan yang lebih baik.

Kehadiran SPSS sendiri telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun yang mulai dari sistem operasi berbasis dos sampai pada operasi berbasis windows sebagai perkembangan terakhir dunia komputer sekarang ini.

Adanya pengetahuan dasar dari program ini tentunya merupakan harapan bagi setiap pengambil kebijakan dalam perumusan rencana kegiatan organisasi untuk memcau produktifitas. Berdasarkan hal tersebut, maka saya merasa memiliki kesadaran untuk memberikan pengetahuan berdasarkan pengalaman keseharian dalam pengolahan data menggunakan SPSS terutama dalam bidang kesehatan dan ekonomi sosial.

Program SPSS yang pertama kali di buat dengan nama SPSS/PC+ yang masih berbasis teks dan masih memiliki kekurangan dalam pengoperasiannya karena masih menggunakan kode eksternal dan membutuhkan bantuan software lain yang berupa editor. Program SPSS yang sekarang diluncurkan mengikuti perkembangan program komputer dalam bentuk aplikasi windows dimana aplikasi ini memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan aplikasi sistem DOS, WS dan Lotus karena kemudahan dan kecepatan dalam penggunaan dan pengoperasiannya.

Sampai sekarang ini, berdasarkan hasil pantauan dari penulis sampai akhir tahun 2007, perkembangan SPSS sendiri sudah mencapai pada versi 17 namun pada kesempatan ini, penulis akan menuturkan berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam pengolahan data menggunakan SPSS versi 15

Pada dasarnya penggunaan software SPSS sendiri memiliki prinsip kerja yang sama dengan SPSS versi sebelumnya. Namun seiring dengan perkembangannya, adanya tambahan fitur termasuk kemampuan pengolahan data sehingga mendapat perubahan dimana pada versi terbaru memiliki kemampuan pengolahan yang lebih baik dibandingkan dengan versi sebelumnya

Harapan dari penulis sendiri, semoga dengan referensi sederhana ini akan memperkaya khasanah keilmuan bangsa untuk menguak berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan yang lebih kompleks sehingga dapat diusung sebuah rencana tindakan yang lebih bijak dalam penyelesaian masalah tersebut.