Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
- Latar Belakang
- Rumusan masalah
- Apakah umur ibu menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah jarak kehamilan menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah paritas ibu menjadi faktor risko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah kadar Hb menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah pemeriksaan kehamilan/ANC menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Tujuan penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
- Untuk mengetahui umur ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui jarak kehamilan sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui paritas ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui kadar Hb sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006
- Untuk mengetahui pemeriksaan kehamilan/ANC sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-fatah Ambon tahun 2006.
- Manfaat Penelitian
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
- Tinjauan umum tentang bayi berat lahir rendah
- Pengertian bayi dengan berat badan lahir rendah
- Karakteristik bayi berat lahir rendah
- Upaya mencegah terjadinya persalinan prematuritas atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Tinjauan umum tentang umur ibu
- Tinjauan Umum Tentang Jarak Kelahiran
- Tinjauan umum tentang paritas ibu
- Tinjauan umum tentang pemeriksaan kehamilan/ANC
- Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Pola Variabel Yang Diteliti
- Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
- Berat badan lahir
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Kadar Hb Ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Jarak Kelahiran Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Kadar Haemoglobin Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Terhadap Kejadian BBLR
- Kesimpulan
- Paritas merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan paritas lebih dari 3 anak berrisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Jarak kelahiran merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan jarak antara kelahiran <>
- Kadar Haemoglobin merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan kadar haemoglobin dalam darah yang kurang dari 11 g/dl berrisiko 2,2 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Pemanfaatan pelayanan ANC merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu yang kurang memanfaatkan pelayanan ANC dengan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap minimal 4 kali berrisiko 5 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Saran
- Perlunya peningkatan pembinaan kepada masyarakat tentang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga yang tidak hanya melibatkan ibu namun dengan adanya dukungan dari suami sehingga perwujudan masyarakat sehat dapat dicapai secara optimal.
- Perlunya pemberian informasi secara aktual kepada ibu dan suami untuk mengatur jarak kelahiran dalam rangka mencegah timbulnya berbagai dampak kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan.
- Perlunya pula peningkatan kesadaran dari ibu tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan pada masa kehamilan yang dilakukan secara lengkap melalui pemberian informasi akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka kontrol kesehatan ibu dan bayi pada masa kehamilan
- Adanya pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat pada ibu khususnya pada masa kehamilan dengan penerapan pola makan teratur dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi yang dikandungnya yang juga merupakan unsur pendukung pencapaian status kesehatan yang optimal baik ibu maupun bayi yang dikandungnya.
- Latar Belakang
- Rumusan masalah
- Apakah umur ibu menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah jarak kehamilan menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah paritas ibu menjadi faktor risko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah kadar Hb menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah pemeriksaan kehamilan/ANC menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Tujuan penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
- Untuk mengetahui umur ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui jarak kehamilan sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui paritas ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui kadar Hb sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006
- Untuk mengetahui pemeriksaan kehamilan/ANC sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-fatah Ambon tahun 2006.
- Manfaat Penelitian
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
- Tinjauan umum tentang bayi berat lahir rendah
- Pengertian bayi dengan berat badan lahir rendah
- Karakteristik bayi berat lahir rendah
- Upaya mencegah terjadinya persalinan prematuritas atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Tinjauan umum tentang umur ibu
- Tinjauan Umum Tentang Jarak Kelahiran
- Tinjauan umum tentang paritas ibu
- Tinjauan umum tentang pemeriksaan kehamilan/ANC
- Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Pola Variabel Yang Diteliti
- Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
- Berat badan lahir
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Kadar Hb Ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Jarak Kelahiran Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Kadar Haemoglobin Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Terhadap Kejadian BBLR
- Kesimpulan
- Paritas merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan paritas lebih dari 3 anak berrisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Jarak kelahiran merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan jarak antara kelahiran <>
- Kadar Haemoglobin merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan kadar haemoglobin dalam darah yang kurang dari 11 g/dl berrisiko 2,2 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Pemanfaatan pelayanan ANC merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu yang kurang memanfaatkan pelayanan ANC dengan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap minimal 4 kali berrisiko 5 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Saran
- Perlunya peningkatan pembinaan kepada masyarakat tentang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga yang tidak hanya melibatkan ibu namun dengan adanya dukungan dari suami sehingga perwujudan masyarakat sehat dapat dicapai secara optimal.
- Perlunya pemberian informasi secara aktual kepada ibu dan suami untuk mengatur jarak kelahiran dalam rangka mencegah timbulnya berbagai dampak kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan.
- Perlunya pula peningkatan kesadaran dari ibu tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan pada masa kehamilan yang dilakukan secara lengkap melalui pemberian informasi akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka kontrol kesehatan ibu dan bayi pada masa kehamilan
- Adanya pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat pada ibu khususnya pada masa kehamilan dengan penerapan pola makan teratur dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi yang dikandungnya yang juga merupakan unsur pendukung pencapaian status kesehatan yang optimal baik ibu maupun bayi yang dikandungnya.
- Latar Belakang
- Rumusan masalah
- Apakah umur ibu menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah jarak kehamilan menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah paritas ibu menjadi faktor risko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah kadar Hb menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah pemeriksaan kehamilan/ANC menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Tujuan penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
- Untuk mengetahui umur ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui jarak kehamilan sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui paritas ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui kadar Hb sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006
- Untuk mengetahui pemeriksaan kehamilan/ANC sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-fatah Ambon tahun 2006.
- Manfaat Penelitian
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
- Tinjauan umum tentang bayi berat lahir rendah
- Pengertian bayi dengan berat badan lahir rendah
- Karakteristik bayi berat lahir rendah
- Upaya mencegah terjadinya persalinan prematuritas atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Tinjauan umum tentang umur ibu
- Tinjauan Umum Tentang Jarak Kelahiran
- Tinjauan umum tentang paritas ibu
- Tinjauan umum tentang pemeriksaan kehamilan/ANC
- Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Pola Variabel Yang Diteliti
- Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
- Berat badan lahir
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Kadar Hb Ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Jarak Kelahiran Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Kadar Haemoglobin Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Terhadap Kejadian BBLR
- Kesimpulan
- Paritas merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan paritas lebih dari 3 anak berrisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Jarak kelahiran merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan jarak antara kelahiran <>
- Kadar Haemoglobin merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan kadar haemoglobin dalam darah yang kurang dari 11 g/dl berrisiko 2,2 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Pemanfaatan pelayanan ANC merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu yang kurang memanfaatkan pelayanan ANC dengan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap minimal 4 kali berrisiko 5 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Saran
- Perlunya peningkatan pembinaan kepada masyarakat tentang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga yang tidak hanya melibatkan ibu namun dengan adanya dukungan dari suami sehingga perwujudan masyarakat sehat dapat dicapai secara optimal.
- Perlunya pemberian informasi secara aktual kepada ibu dan suami untuk mengatur jarak kelahiran dalam rangka mencegah timbulnya berbagai dampak kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan.
- Perlunya pula peningkatan kesadaran dari ibu tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan pada masa kehamilan yang dilakukan secara lengkap melalui pemberian informasi akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka kontrol kesehatan ibu dan bayi pada masa kehamilan
- Adanya pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat pada ibu khususnya pada masa kehamilan dengan penerapan pola makan teratur dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi yang dikandungnya yang juga merupakan unsur pendukung pencapaian status kesehatan yang optimal baik ibu maupun bayi yang dikandungnya.
Kinerja Kader Posyandu
Skripsi
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POMPANUA KECAMATAN AJANGALE
KABUPATEN BONE TAHUN 2006
Oleh
Sahrul, SKM
ABSTRAK
“Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006”
xiii + 14 tabel + 82 halaman + 7 lampiran
Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya bidang kesehatan. Masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi didalam sebuah komunitas masyarakat tidak terlepas dari peranan yang dilakukan kader disebuah posyandu. Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan, pelatihan, pekerjaan, status perkawinan dan motivasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan tujuan penyelenggaraan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pompanua. Besar sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 49 kader posyandu dengan penentuan besar sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data variabel penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for windows versi 12.0 yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dari variabel penelitian dan tabel silang antara variabel dependen dan independen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian. Analisis data penelitian dengan menggunakan analisis Chi Square Test dengan memperhitungkan nilai probabilitas (p value) dengan interpretasi p value < α = 0,05 sehingga Ho ditolak.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan pengetahuan, pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja kader posyandu sehingga kader dengan pengetahuan yang cukup, pelatihan cukup dan memperoleh motivasi yang cukup memiliki kinerja yang cukup dan tidak terdapat hubungan status kerja dan status perkawinan dengan kinerja kader posyandu sehingga jenis kerja yang dilakukan kader dan kader dengan status kawin tidak mempengaruhi kader untuk tetap aktif dalam berbagai kegiatan posyandu.
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah dalam rangka peningkatan keaktifan kader sebagai wujud kinerja kader terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu, peningkatan pemahaman dan pengetahuan perlu menjadi bahan pertimbangan yang dapat dilaksanakan melalui pemberian informasi yang cukup kepada kader atau dengan menyelenggarakan pelatihan kepada kader yang bersangkutan dan pemberian imbalan sebagai wujud motivator sudah merupakan kebutuhan kader mengingat semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat sehingga dalam rangka peningkatan keaktifan kader, aspek ini perlu mendapat perhatian dikarenakana setiap aktivitas memerlukan suatu bentuk penghargaan pada aktivitas kerja yang dilaksanakan.
Daftar pustaka : 32 (1979 – 2004)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 6
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Geografi 9
Keadaan Demografi 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kinerja 11
B. Tinjauan Umum Kader 14
C. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 18
D. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 26
BAB IV KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti 41
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti 46
C. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 47
D. Hipotesis Penelitian 49
BAB V METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 50
B. Populasi dan Sampel 50
C. Pengumpulan Data 51
D. Pengolahan dan Penyajian Data 51
E. Analisis Data 52
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 53
Pembahasan 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 81
Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. | Judul | Halaman |
2.1 | Distribusi Penduduk Menurut Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Ajangale Tahun 2005 |
10 |
6.1 | Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
54 |
6.2 | Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten BoneTahun 2006 |
55 |
6.3 | Distribusi Responden Berdasarkan Ikatan Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
55 |
6.4 | Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.5 | Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.6 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.7 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.8 | Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.9 | Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.10 | Hubungan Pengetahuan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
59 |
6.11 | Hubungan Pelatihan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
60 |
6.12 | Hubungan Status Kerja dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
61 |
6.13 | Hubungan Status Kawin dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
62 |
6.14 | Hubungan Status Pekerjaan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
63 |
Dokument lengkap dapat menghubungi
Rhano
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Skripsi
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POMPANUA KECAMATAN AJANGALE
KABUPATEN BONE TAHUN 2006
Oleh
Sahrul, SKM
ABSTRAK
“Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006”
xiii + 14 tabel + 82 halaman + 7 lampiran
Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya bidang kesehatan. Masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi didalam sebuah komunitas masyarakat tidak terlepas dari peranan yang dilakukan kader disebuah posyandu. Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan, pelatihan, pekerjaan, status perkawinan dan motivasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan tujuan penyelenggaraan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pompanua. Besar sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 49 kader posyandu dengan penentuan besar sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data variabel penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for windows versi 12.0 yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dari variabel penelitian dan tabel silang antara variabel dependen dan independen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian. Analisis data penelitian dengan menggunakan analisis Chi Square Test dengan memperhitungkan nilai probabilitas (p value) dengan interpretasi p value < α = 0,05 sehingga Ho ditolak.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan pengetahuan, pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja kader posyandu sehingga kader dengan pengetahuan yang cukup, pelatihan cukup dan memperoleh motivasi yang cukup memiliki kinerja yang cukup dan tidak terdapat hubungan status kerja dan status perkawinan dengan kinerja kader posyandu sehingga jenis kerja yang dilakukan kader dan kader dengan status kawin tidak mempengaruhi kader untuk tetap aktif dalam berbagai kegiatan posyandu.
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah dalam rangka peningkatan keaktifan kader sebagai wujud kinerja kader terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu, peningkatan pemahaman dan pengetahuan perlu menjadi bahan pertimbangan yang dapat dilaksanakan melalui pemberian informasi yang cukup kepada kader atau dengan menyelenggarakan pelatihan kepada kader yang bersangkutan dan pemberian imbalan sebagai wujud motivator sudah merupakan kebutuhan kader mengingat semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat sehingga dalam rangka peningkatan keaktifan kader, aspek ini perlu mendapat perhatian dikarenakana setiap aktivitas memerlukan suatu bentuk penghargaan pada aktivitas kerja yang dilaksanakan.
Daftar pustaka : 32 (1979 – 2004)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 6
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Geografi 9
Keadaan Demografi 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kinerja 11
B. Tinjauan Umum Kader 14
C. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 18
D. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 26
BAB IV KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti 41
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti 46
C. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 47
D. Hipotesis Penelitian 49
BAB V METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 50
B. Populasi dan Sampel 50
C. Pengumpulan Data 51
D. Pengolahan dan Penyajian Data 51
E. Analisis Data 52
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 53
Pembahasan 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 81
Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. | Judul | Halaman |
2.1 | Distribusi Penduduk Menurut Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Ajangale Tahun 2005 |
10 |
6.1 | Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
54 |
6.2 | Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten BoneTahun 2006 |
55 |
6.3 | Distribusi Responden Berdasarkan Ikatan Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
55 |
6.4 | Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.5 | Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.6 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.7 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.8 | Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.9 | Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.10 | Hubungan Pengetahuan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
59 |
6.11 | Hubungan Pelatihan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
60 |
6.12 | Hubungan Status Kerja dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
61 |
6.13 | Hubungan Status Kawin dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
62 |
6.14 | Hubungan Status Pekerjaan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
63 |
Dokument lengkap dapat menghubungi
Rhano
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Skripsi
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POMPANUA KECAMATAN AJANGALE
KABUPATEN BONE TAHUN 2006
Oleh
Sahrul, SKM
ABSTRAK
“Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006”
xiii + 14 tabel + 82 halaman + 7 lampiran
Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya bidang kesehatan. Masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi didalam sebuah komunitas masyarakat tidak terlepas dari peranan yang dilakukan kader disebuah posyandu. Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan, pelatihan, pekerjaan, status perkawinan dan motivasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan tujuan penyelenggaraan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pompanua. Besar sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 49 kader posyandu dengan penentuan besar sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data variabel penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for windows versi 12.0 yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dari variabel penelitian dan tabel silang antara variabel dependen dan independen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian. Analisis data penelitian dengan menggunakan analisis Chi Square Test dengan memperhitungkan nilai probabilitas (p value) dengan interpretasi p value < α = 0,05 sehingga Ho ditolak.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan pengetahuan, pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja kader posyandu sehingga kader dengan pengetahuan yang cukup, pelatihan cukup dan memperoleh motivasi yang cukup memiliki kinerja yang cukup dan tidak terdapat hubungan status kerja dan status perkawinan dengan kinerja kader posyandu sehingga jenis kerja yang dilakukan kader dan kader dengan status kawin tidak mempengaruhi kader untuk tetap aktif dalam berbagai kegiatan posyandu.
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah dalam rangka peningkatan keaktifan kader sebagai wujud kinerja kader terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu, peningkatan pemahaman dan pengetahuan perlu menjadi bahan pertimbangan yang dapat dilaksanakan melalui pemberian informasi yang cukup kepada kader atau dengan menyelenggarakan pelatihan kepada kader yang bersangkutan dan pemberian imbalan sebagai wujud motivator sudah merupakan kebutuhan kader mengingat semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat sehingga dalam rangka peningkatan keaktifan kader, aspek ini perlu mendapat perhatian dikarenakana setiap aktivitas memerlukan suatu bentuk penghargaan pada aktivitas kerja yang dilaksanakan.
Daftar pustaka : 32 (1979 – 2004)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 6
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Geografi 9
Keadaan Demografi 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kinerja 11
B. Tinjauan Umum Kader 14
C. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 18
D. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 26
BAB IV KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti 41
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti 46
C. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 47
D. Hipotesis Penelitian 49
BAB V METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 50
B. Populasi dan Sampel 50
C. Pengumpulan Data 51
D. Pengolahan dan Penyajian Data 51
E. Analisis Data 52
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 53
Pembahasan 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 81
Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. | Judul | Halaman |
2.1 | Distribusi Penduduk Menurut Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Ajangale Tahun 2005 |
10 |
6.1 | Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
54 |
6.2 | Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten BoneTahun 2006 |
55 |
6.3 | Distribusi Responden Berdasarkan Ikatan Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
55 |
6.4 | Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.5 | Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.6 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.7 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.8 | Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.9 | Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.10 | Hubungan Pengetahuan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
59 |
6.11 | Hubungan Pelatihan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
60 |
6.12 | Hubungan Status Kerja dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
61 |
6.13 | Hubungan Status Kawin dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
62 |
6.14 | Hubungan Status Pekerjaan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
63 |
Dokument lengkap dapat menghubungi
Rhano
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Kualitas Air Sumur Gali (SGL)
- Bagaimana gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjuau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencamaran.
- Bagaimana gambaran kualitas kimia air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencemaran.
- Bagaimana gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek dinding, bibir dan jarak sumur gali dari sumber pencemaran.
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas kimia air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak instansi yang terkait dalam upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
- Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan utamanya di bidang kesehatan lingkungan serta dapat menjadi bahan bacaan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya.
- Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.
- Suhu
- Warna
- Bau
- Rasa
- Kekeruhan
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas fisik air
- Konstruksi sumur gali
- Kualitas fisik air
- Kualitas kimia air
- Populasi
- Sampel
- Pengolahan Data
- Penyajian Data
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas Fisik Air Sumur Gali
- Kualitas Kimia Air Sumur gali
- Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali
- Kesimpulan
- Konstruksi sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (66,7 %).
- Kualitas fisik air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung memenuhi syarat (60,0 %)
- Kualitas kimia air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %)
- Kualitas bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %).
- Saran
- Perlunya pemberian informasi tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat yang disertai dengan pemberian bantuan material kepada masyarakat
- Pemurnian terhadap kualitas fisik, kimia dan bakteriologis perlu dilaksanakan baik dalam bentuk mekanis maupun kimia sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai sumber air minum.
- Perlunya pemberian informasi tentang upaya yang dapat dilakukan masyarakat menyangkut tentang pemurnian fisik, kimia dan bakteriologs air sehingga masyarakat secara mandiri dengan informasi yang diperolehnya dapat melakukan sendiri proses pemurnian terhadap air sumur gali yang dimilikinya dan hal ini pula akan membantu menurunkan angka kejadian penyakit menular yang ditularkan melalui media air (Water borne disease).
- Bagaimana gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjuau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencamaran.
- Bagaimana gambaran kualitas kimia air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencemaran.
- Bagaimana gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek dinding, bibir dan jarak sumur gali dari sumber pencemaran.
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas kimia air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak instansi yang terkait dalam upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
- Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan utamanya di bidang kesehatan lingkungan serta dapat menjadi bahan bacaan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya.
- Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.
- Suhu
- Warna
- Bau
- Rasa
- Kekeruhan
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas fisik air
- Konstruksi sumur gali
- Kualitas fisik air
- Kualitas kimia air
- Populasi
- Sampel
- Pengolahan Data
- Penyajian Data
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas Fisik Air Sumur Gali
- Kualitas Kimia Air Sumur gali
- Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali
- Kesimpulan
- Konstruksi sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (66,7 %).
- Kualitas fisik air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung memenuhi syarat (60,0 %)
- Kualitas kimia air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %)
- Kualitas bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %).
- Saran
- Perlunya pemberian informasi tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat yang disertai dengan pemberian bantuan material kepada masyarakat
- Pemurnian terhadap kualitas fisik, kimia dan bakteriologis perlu dilaksanakan baik dalam bentuk mekanis maupun kimia sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai sumber air minum.
- Perlunya pemberian informasi tentang upaya yang dapat dilakukan masyarakat menyangkut tentang pemurnian fisik, kimia dan bakteriologs air sehingga masyarakat secara mandiri dengan informasi yang diperolehnya dapat melakukan sendiri proses pemurnian terhadap air sumur gali yang dimilikinya dan hal ini pula akan membantu menurunkan angka kejadian penyakit menular yang ditularkan melalui media air (Water borne disease).
- Bagaimana gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjuau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencamaran.
- Bagaimana gambaran kualitas kimia air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencemaran.
- Bagaimana gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek dinding, bibir dan jarak sumur gali dari sumber pencemaran.
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas kimia air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak instansi yang terkait dalam upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
- Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan utamanya di bidang kesehatan lingkungan serta dapat menjadi bahan bacaan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya.
- Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.
- Suhu
- Warna
- Bau
- Rasa
- Kekeruhan
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas fisik air
- Konstruksi sumur gali
- Kualitas fisik air
- Kualitas kimia air
- Populasi
- Sampel
- Pengolahan Data
- Penyajian Data
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas Fisik Air Sumur Gali
- Kualitas Kimia Air Sumur gali
- Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali
- Kesimpulan
- Konstruksi sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (66,7 %).
- Kualitas fisik air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung memenuhi syarat (60,0 %)
- Kualitas kimia air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %)
- Kualitas bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %).
- Saran
- Perlunya pemberian informasi tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat yang disertai dengan pemberian bantuan material kepada masyarakat
- Pemurnian terhadap kualitas fisik, kimia dan bakteriologis perlu dilaksanakan baik dalam bentuk mekanis maupun kimia sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai sumber air minum.
- Perlunya pemberian informasi tentang upaya yang dapat dilakukan masyarakat menyangkut tentang pemurnian fisik, kimia dan bakteriologs air sehingga masyarakat secara mandiri dengan informasi yang diperolehnya dapat melakukan sendiri proses pemurnian terhadap air sumur gali yang dimilikinya dan hal ini pula akan membantu menurunkan angka kejadian penyakit menular yang ditularkan melalui media air (Water borne disease).