-->
Tampilkan postingan dengan label Singapore. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Singapore. Tampilkan semua postingan
10 Aktivitas Seru Untuk Keluarga di Kapal Pesiar
Lihat Detail

10 Aktivitas Seru Untuk Keluarga di Kapal Pesiar


Main mini golf di atas kapal
Lima hari berlayar melintasi selat Malaka kira-kira bakalan bosan nggak? Cuma bisa lihat laut melulu? Enggak lah kalau kapalnya Royal Caribbean. Di kapal pesiar Mariner of The Sea yang kami naiki dari Singapura ini, ada banyak banget aktivitas yang bisa dipilih dan dicoba ketika kapal berlayar maupun ketika kapal bersandar. Saya pilihkan sepuluh aktivitas yang ramah keluarga banget dan bakal disukai sama anak-anak.

1. Challenger's Arcade 
 
Sejak pertama kali naik dan diajak tur keliling kapal, arcade ini sudah jadi inceran duo Precils. "Nanti main sini ya, Ma," begitu pinta Little A. Arcade ini seperti Timezone mini. Ada banyak permainan yang bisa dipilih. Bayarnya pakai kartu Sea Pass yang bisa diisi dengan kredit mulai $5. Satu games sekitar $1. Di hari terakhir, ada diskon 50%. Anak-anak jelas minta main lagi dong, hahaha. Dari poin yang didapat bisa ditukar sama mainan, tinggal gesek kartu dan pilih hadiah yang diinginkan di mesin penukar hadiah. Semua serba otomatis, nggak perlu dijagain. 









2. Berenang & Berendam di Jacuzzi

Berenang adalah aktivitas standar kalau kami menginap di hotel yang ada kolam renangnya. Berenang di kolam renang sih sudah biasa. Tapi berenang di kolam renang di dalam kapal pesiar? Baru deh pengalaman luar biasa :) Di deck 11 ada dua kolam renang renang untuk segala usia, dilengkapi dengan beberapa jacuzzi besar dan kecil. Bebas kok masuk ke jacuzzi-nya, asalkan gantian saja dengan yang lain. Begitu ada yang kosong, langsung masuk deh.

Anak-anak yang kecil, yang belum bisa berenang mandiri, bisa meminjam vest agar tetap mengapung. Air kolam ini dari air laut, jadi lumayan asin kalau masuk mulut :D Kita juga bisa meminjam handuk besar di tempat peminjaman vest, jadi nggak perlu repot bawa dari kamar. Setelah selesai berenang dan berendam air hangat, kita bisa bilas di kamar mandi yang ada di dekat kolam.

Lapar setelah berenang? Jangan khawatir, ada gerai hotdog (The Boardwalk Dog House) dan gerai es krim (Arctic Zone) di tepi kolam. Semuanya gratisss.









3. Story Telling at the Library

Di kapal pesiar ada perpustakaan? Adaaa...
Ini tempat terbaik untuk menghindar dari hingar bingar kapal pesiar ;) Koleksi buku-buku di sini kebanyakan buku populer. Di sini ada sofa-sofa besar yang nyaman, dan kita bisa mojok membaca dengan pemandangan promenade. Setiap harinya ada tantangan Sudoku. Big A yang rajin mengisi sudoku dan ngambil kertas untuk modal bikin origami :D

Di sore terakhir ada pembacaan cerita untuk anak-anak tentang Thanksgiving. Cerita dibacakan dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin. Ternyata yang datang cukup ramai juga.

 




4. Movie under The Stars

Bahasa kerennya: layar tancep :) Setiap malam ada pemutaran film-film baru di layar di deck 12. Pas kami ada kesempatan nonton, filmnya The Legend of Tarzan. Asyik juga nongkrong dan nonton film di sini, kursinya cukup nyaman untuk leyeh-leyeh dan udaranya hangat. Semilir angin malah membuat Little A ketiduran sebelum film selesai :p

Sebenarnya bisa sih kita nonton di layar TV di kamar yang selalu menayangkan film-film Dreamworks. Tapi tentu lebih memuaskan kalau nonton di layar lebar. Pengalaman baru yang seru.







5. Dreamworks Experience

Ini buktinya kalau cruise Royal Caribbean bener-bener family friendly. Mereka memboyong semua karakter Dreamworks ke atas kapal. Di hari pertama ada parade di promenade. Karakter di film-film Dreamworks yang dicintai anak-anak (dan juga orang dewasa) keluar semua. Sebut saja Alex the lion, Gloria, King Julien, Shrek, Princess Fiona, Kungfu Panda,

Selain parade, kita juga bisa berfoto dengan karakter terebut. Ada jadwal hariannya di cruise compass (newsletter). Setelah di parade bisa salaman dengan King Julien dan Gloria, Little A beruntung di hari keempat bisa berfoto dengan Alex the Lion.


Parade karakter Dreamworks di Promenade





6. Watching a Show

Setiap hari, siang dan malam, selalu ada pilihan tontonan pertunjukan yang menarik di kapal. Untuk pertunjukan musikal ala Broadway, tempatnya di teater The Savoy. Sementara untuk Show on Ice, pertunjukannya diadakan di gelanggang es di Studio B.

Karena banyaknya aktivitas yang pengen kami coba, kami cuma sempat nonton dua pertunjukan. Malam pertama kami nonton Ice under The Big Top. Saya sampai benar-benar melongo melihat kelincahan para penari meluncur dengan anggun di atas es. Ini memang pertama kalinya saya nonton show on ice. Penari-penarinya, dari berbagai negara, profesional banget dan ketrampilan mereka patut diacungi jempol. Ceritanya juga sangat menghibur, saya ikut trenyuh ketika ceritanya sedih, ikut tegang ketika aksinya spektakuler, dan ikut ngakak ketika ceritanya konyol.

Malam ketiga kami nonton musikal Gallery of Dreams di Savoy. Rupanya pintu teater dibuka setengah jam sebelum mulai dan cepat sekali penuh. Kami cuma dapat tempat duduk di bagian samping teater dua lantai ini. Cerita musikalnya menghibur banget dengan musik, penyanyi, dan tarian yang berganti-ganti dari dekade yang berbeda.

Dua pertunjukan ini tidak memerlukan biaya tambahan. Yang pengen nonton tinggal antre saja di depan teater/studio, usahakan datang setengah jam sebelum jadwal acara dimulai biar dapat tempat duduk di depan.











7. Ice Skating

Studio B yang digunakan untuk show on ice, ternyata dibuka juga untuk umum yang pengen mencoba ice skating. Ada jadwal khusus untuk ice skating yang bisa dilihat di newsletter (Cruise Compass). Kalau pengen dapat giliran, sebaiknya mulai antre setengah jam sebelum studio dibuka. Antrean pertama adalah untuk mendapatkan jadwal sesi ice skating. Kami masuk kelompok terakhir dan diberi stiker dengan nomor tertentu. Untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, orang tuanya harus menandatangani formulir izin.

Satu sesi kira-kira 30 menit. Ketika kelompok kita dipanggil, sesuai nomor stiker, kita antre untuk mengambil sepatu, helm, dan pengaman bila perlu.

Little A dan Big A belum bisa main in line skate maupun ice skating, jadinya mereka mencoba berjalan di pinggir gelanggang saja. Lama-lama Little A capek dan saya ambil dari gelanggang. Maklum, kami dapatnya sesi terakhir di malam hari, sekitar jam 10 malam. Big A melanjutkan sesi dengan mencoba berjalan di tengah arena tanpa berpegangan lagi. "Ternyata bisa, Ma," katanya bangga. Hehehe, lumayan lah bisa nyobain ice skating meskipun cuma sebentar dan belum puas. Prinsip The Emak, apapun yang gratis wajib dicoba ;)

Ketika sudah sampai kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur, eh Little A malah nangis, "Aku sebenarnya masih pengen main ice skating, huaaaa...." Sungguh momen #akukudupiye buat Emaknya.









8. Mini Golf

Ada lagi permainan yang seru di kapal Royal: Mini Golf. Mungkin sudah banyak yang sering main mini golf. Tapi kan di darat, hehehe. Hari keempat, kapal kami full berlayar dari Langkawi kembali ke Singapura, jadi semua orang bebas beraktivitas di kapal. Pagi hari setelah makan, kami menyempatkan main mini golf.

Senangnya main di sini, bebas antre. Selama tongkat golf dan bolanya masih ada, kita bebas main. Namanya sih mini, tapi lapangan golf ini cukup luas. Ada 9 holes yang bisa dicoba. Kita juga bisa mencatat skor kita di kartu Royal Tee Time kalau main dengan lawan.

Pesan saya cuma satu sih, jangan mengayun tongkat terlalu kencang, nanti bolanya nyemplung ke laut :p






9. Wall Climbing

Panjat dinding ini sepertinya aktivitas favorit semua orang, anak-anak maupun dewasa. Soalnya saya lihat antreannya pasti ramai. Saya sendiri memasukkan wall-climbing ke aktivitas wajib, must-try activity. Sayang banget ikutan cruise tapi nggak nyoba rock climbing di kapal.

Aktivitas wall climbing ini ada di deck 13, yang juga dinamakan Sports Deck. Selain wall climbing, di deck 13 kita bisa main basket, tenis meja, futsal, mini golf, dan in-line-skate. Untuk ikutan panjat dinding, kita harus antre dulu. Untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, orang tuanya harus menandatangani formulir izin (waiver). Usia minimal untuk memanjat adalah enam tahun. Setelah formulir ditandatangani, kita akan diberi sepatu, helm, dan harness sesuai ukuran. Setelah semua siap, antre lagi menunggu giliran, karena hanya ada 3 jalur pemanjatan.

Saya deg-deg-an melihat Little A mulai memanjat. Sementara anaknya asyik-asyik aja karena instrukturnya membantu memberi petunjuk. Yang pasti sih aman karena begitu selesai memanjat, tinggal berpegangan ke tali pengaman dan meluncur turun dengan pelan.

Asyik banget. Pengennya coba lagi dan lagi. Tapi antrenya Maaaak :)







10. Kids Club

Kabar gembira buat orang tua yang mau honeymoon (kedua atau ketiga), di kapal pesiar ada kids club-nya! Kalian udah tahu dong Kids Club yang biasa ada di hotel. Nah, kira-kira mirip itu lah. Di sini anak-anak bakal diberi kegiatan yang asyik-asyik sesuai usia mereka dan ada yang jagain. Royal juga punya baby club, mulai usia 6 bulan sampai 3 tahun. Ada juga teens club untuk remaja usia 12-17 tahun. Kalau Teens club ini nggak perlu didaftarin sih, tinggal ikut acaranya sesuai jadwal.

Anak-anak usia 3 - 11 tahun, ada program Adventure Ocean. Jadwal kegiatannya bisa dilihat di Kids Daily Planner, semacam newsletter Cruise Compass khusus untuk anak-anak. Daily Planner ini akan diberikan oleh room attendant setiap sore ketika mereka membersihkan kamar kita, berisi jadwal kegiatan esok harinya.

Untuk menitipkan anak-anak ke Kids Club Adventure Ocean, orang tua dan anak harus datang dan antre sebelum sesi dimulai. Kelompok usia 3-5 tahun disebut Aquanauts, kelompok usia 6-8 tahun disebut Explorers, dan kelompok usia 9-11 tahun adalah Voyagers. Sesi dimulai jam 8.30 pagi sampai jam 10 malam. Jadi orang tuanya bisa bebaaaaas, hehehe.

Sayangnya, duo Precils belum mencoba Kids Club ini. Kelompok usia mereka berbeda, sementara mereka maunya main berdua nggak mau dipisahkan. Lagian, Emaknya mau pacaran sama siapa lha wong Si Ayah nggak ikut. Hiks. Coba deh kalau Si Ayah ikut, pasti anak-anak ini udah kumasukkan ke Kids Club dari pagi sampai malam, hehehe ;)








Nah, kalau anak-anaknya sudah asyik main di kids club, ortunya sebaiknya ngapain? Oh, banyak banget kok kegiatan non-anak yang bisa dilakukan. Pilihan pertama adalah: shopping! :D Di Promenade banyak butik dan toko fesyen branded yang ngadain SALE, terutama di hari-hari terakhir.

Yang masih sayang sama kantong dan pengen menggugurkan lemak-lemak makanan prasmanan, sebaiknya melipir ke gym, atau ke Solarium (kolam renang khusus dewasa). Di sana juga ada jacuzzi dan sauna khusus untuk dewasa, anak-anak nggak boleh masuk.

Masih kurang? Ada jogging track di deck 12. Kapan lagi bisa lari-lari manjah sambil melihat pemandangan laut lepas? The Emak lumayanlah bisa lari 5 kali putaran. Bakar kalori sedikit biar bisa... makan enak lagi, hahaha.










Seru banget nggak sih fasilitas Mariner of The Sea ini? Saya juga mikirnya gitu, sampai kemudian saya diberi brosur kapal pesiar baru: Ovation of The Sea, yang baru akan berlayar tahun depan (April 2017) dari Singapura. Di kapal Royal terbaru ini bakalan ada circus school (!), bom-bom-car (!!), waterpark (!!!), dan sky diving (!!!!). Just wow! Yang penasaran bisa lihat sendiri di website Royal Caribbean, sekalian ngintip rute dan biayanya ;)




Setelah balik ke rumah, Little A langsung pamerin brosur ke Si Ayah. "Nanti kita cruise naik ini ya, Daddy," rajuknya. "Doain aja kita banyak rezeki, Nak." Emaknya komat-kamit mengamini.

~ The Emak

Previous post: Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean
Previous post: Mewahnya Akomodasi Kapal Pesiar Royal Caribbean

Main mini golf di atas kapal
Lima hari berlayar melintasi selat Malaka kira-kira bakalan bosan nggak? Cuma bisa lihat laut melulu? Enggak lah kalau kapalnya Royal Caribbean. Di kapal pesiar Mariner of The Sea yang kami naiki dari Singapura ini, ada banyak banget aktivitas yang bisa dipilih dan dicoba ketika kapal berlayar maupun ketika kapal bersandar. Saya pilihkan sepuluh aktivitas yang ramah keluarga banget dan bakal disukai sama anak-anak.

1. Challenger's Arcade 
 
Sejak pertama kali naik dan diajak tur keliling kapal, arcade ini sudah jadi inceran duo Precils. "Nanti main sini ya, Ma," begitu pinta Little A. Arcade ini seperti Timezone mini. Ada banyak permainan yang bisa dipilih. Bayarnya pakai kartu Sea Pass yang bisa diisi dengan kredit mulai $5. Satu games sekitar $1. Di hari terakhir, ada diskon 50%. Anak-anak jelas minta main lagi dong, hahaha. Dari poin yang didapat bisa ditukar sama mainan, tinggal gesek kartu dan pilih hadiah yang diinginkan di mesin penukar hadiah. Semua serba otomatis, nggak perlu dijagain. 









2. Berenang & Berendam di Jacuzzi

Berenang adalah aktivitas standar kalau kami menginap di hotel yang ada kolam renangnya. Berenang di kolam renang sih sudah biasa. Tapi berenang di kolam renang di dalam kapal pesiar? Baru deh pengalaman luar biasa :) Di deck 11 ada dua kolam renang renang untuk segala usia, dilengkapi dengan beberapa jacuzzi besar dan kecil. Bebas kok masuk ke jacuzzi-nya, asalkan gantian saja dengan yang lain. Begitu ada yang kosong, langsung masuk deh.

Anak-anak yang kecil, yang belum bisa berenang mandiri, bisa meminjam vest agar tetap mengapung. Air kolam ini dari air laut, jadi lumayan asin kalau masuk mulut :D Kita juga bisa meminjam handuk besar di tempat peminjaman vest, jadi nggak perlu repot bawa dari kamar. Setelah selesai berenang dan berendam air hangat, kita bisa bilas di kamar mandi yang ada di dekat kolam.

Lapar setelah berenang? Jangan khawatir, ada gerai hotdog (The Boardwalk Dog House) dan gerai es krim (Arctic Zone) di tepi kolam. Semuanya gratisss.









3. Story Telling at the Library

Di kapal pesiar ada perpustakaan? Adaaa...
Ini tempat terbaik untuk menghindar dari hingar bingar kapal pesiar ;) Koleksi buku-buku di sini kebanyakan buku populer. Di sini ada sofa-sofa besar yang nyaman, dan kita bisa mojok membaca dengan pemandangan promenade. Setiap harinya ada tantangan Sudoku. Big A yang rajin mengisi sudoku dan ngambil kertas untuk modal bikin origami :D

Di sore terakhir ada pembacaan cerita untuk anak-anak tentang Thanksgiving. Cerita dibacakan dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin. Ternyata yang datang cukup ramai juga.

 




4. Movie under The Stars

Bahasa kerennya: layar tancep :) Setiap malam ada pemutaran film-film baru di layar di deck 12. Pas kami ada kesempatan nonton, filmnya The Legend of Tarzan. Asyik juga nongkrong dan nonton film di sini, kursinya cukup nyaman untuk leyeh-leyeh dan udaranya hangat. Semilir angin malah membuat Little A ketiduran sebelum film selesai :p

Sebenarnya bisa sih kita nonton di layar TV di kamar yang selalu menayangkan film-film Dreamworks. Tapi tentu lebih memuaskan kalau nonton di layar lebar. Pengalaman baru yang seru.







5. Dreamworks Experience

Ini buktinya kalau cruise Royal Caribbean bener-bener family friendly. Mereka memboyong semua karakter Dreamworks ke atas kapal. Di hari pertama ada parade di promenade. Karakter di film-film Dreamworks yang dicintai anak-anak (dan juga orang dewasa) keluar semua. Sebut saja Alex the lion, Gloria, King Julien, Shrek, Princess Fiona, Kungfu Panda,

Selain parade, kita juga bisa berfoto dengan karakter terebut. Ada jadwal hariannya di cruise compass (newsletter). Setelah di parade bisa salaman dengan King Julien dan Gloria, Little A beruntung di hari keempat bisa berfoto dengan Alex the Lion.


Parade karakter Dreamworks di Promenade





6. Watching a Show

Setiap hari, siang dan malam, selalu ada pilihan tontonan pertunjukan yang menarik di kapal. Untuk pertunjukan musikal ala Broadway, tempatnya di teater The Savoy. Sementara untuk Show on Ice, pertunjukannya diadakan di gelanggang es di Studio B.

Karena banyaknya aktivitas yang pengen kami coba, kami cuma sempat nonton dua pertunjukan. Malam pertama kami nonton Ice under The Big Top. Saya sampai benar-benar melongo melihat kelincahan para penari meluncur dengan anggun di atas es. Ini memang pertama kalinya saya nonton show on ice. Penari-penarinya, dari berbagai negara, profesional banget dan ketrampilan mereka patut diacungi jempol. Ceritanya juga sangat menghibur, saya ikut trenyuh ketika ceritanya sedih, ikut tegang ketika aksinya spektakuler, dan ikut ngakak ketika ceritanya konyol.

Malam ketiga kami nonton musikal Gallery of Dreams di Savoy. Rupanya pintu teater dibuka setengah jam sebelum mulai dan cepat sekali penuh. Kami cuma dapat tempat duduk di bagian samping teater dua lantai ini. Cerita musikalnya menghibur banget dengan musik, penyanyi, dan tarian yang berganti-ganti dari dekade yang berbeda.

Dua pertunjukan ini tidak memerlukan biaya tambahan. Yang pengen nonton tinggal antre saja di depan teater/studio, usahakan datang setengah jam sebelum jadwal acara dimulai biar dapat tempat duduk di depan.











7. Ice Skating

Studio B yang digunakan untuk show on ice, ternyata dibuka juga untuk umum yang pengen mencoba ice skating. Ada jadwal khusus untuk ice skating yang bisa dilihat di newsletter (Cruise Compass). Kalau pengen dapat giliran, sebaiknya mulai antre setengah jam sebelum studio dibuka. Antrean pertama adalah untuk mendapatkan jadwal sesi ice skating. Kami masuk kelompok terakhir dan diberi stiker dengan nomor tertentu. Untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, orang tuanya harus menandatangani formulir izin.

Satu sesi kira-kira 30 menit. Ketika kelompok kita dipanggil, sesuai nomor stiker, kita antre untuk mengambil sepatu, helm, dan pengaman bila perlu.

Little A dan Big A belum bisa main in line skate maupun ice skating, jadinya mereka mencoba berjalan di pinggir gelanggang saja. Lama-lama Little A capek dan saya ambil dari gelanggang. Maklum, kami dapatnya sesi terakhir di malam hari, sekitar jam 10 malam. Big A melanjutkan sesi dengan mencoba berjalan di tengah arena tanpa berpegangan lagi. "Ternyata bisa, Ma," katanya bangga. Hehehe, lumayan lah bisa nyobain ice skating meskipun cuma sebentar dan belum puas. Prinsip The Emak, apapun yang gratis wajib dicoba ;)

Ketika sudah sampai kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur, eh Little A malah nangis, "Aku sebenarnya masih pengen main ice skating, huaaaa...." Sungguh momen #akukudupiye buat Emaknya.









8. Mini Golf

Ada lagi permainan yang seru di kapal Royal: Mini Golf. Mungkin sudah banyak yang sering main mini golf. Tapi kan di darat, hehehe. Hari keempat, kapal kami full berlayar dari Langkawi kembali ke Singapura, jadi semua orang bebas beraktivitas di kapal. Pagi hari setelah makan, kami menyempatkan main mini golf.

Senangnya main di sini, bebas antre. Selama tongkat golf dan bolanya masih ada, kita bebas main. Namanya sih mini, tapi lapangan golf ini cukup luas. Ada 9 holes yang bisa dicoba. Kita juga bisa mencatat skor kita di kartu Royal Tee Time kalau main dengan lawan.

Pesan saya cuma satu sih, jangan mengayun tongkat terlalu kencang, nanti bolanya nyemplung ke laut :p






9. Wall Climbing

Panjat dinding ini sepertinya aktivitas favorit semua orang, anak-anak maupun dewasa. Soalnya saya lihat antreannya pasti ramai. Saya sendiri memasukkan wall-climbing ke aktivitas wajib, must-try activity. Sayang banget ikutan cruise tapi nggak nyoba rock climbing di kapal.

Aktivitas wall climbing ini ada di deck 13, yang juga dinamakan Sports Deck. Selain wall climbing, di deck 13 kita bisa main basket, tenis meja, futsal, mini golf, dan in-line-skate. Untuk ikutan panjat dinding, kita harus antre dulu. Untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, orang tuanya harus menandatangani formulir izin (waiver). Usia minimal untuk memanjat adalah enam tahun. Setelah formulir ditandatangani, kita akan diberi sepatu, helm, dan harness sesuai ukuran. Setelah semua siap, antre lagi menunggu giliran, karena hanya ada 3 jalur pemanjatan.

Saya deg-deg-an melihat Little A mulai memanjat. Sementara anaknya asyik-asyik aja karena instrukturnya membantu memberi petunjuk. Yang pasti sih aman karena begitu selesai memanjat, tinggal berpegangan ke tali pengaman dan meluncur turun dengan pelan.

Asyik banget. Pengennya coba lagi dan lagi. Tapi antrenya Maaaak :)







10. Kids Club

Kabar gembira buat orang tua yang mau honeymoon (kedua atau ketiga), di kapal pesiar ada kids club-nya! Kalian udah tahu dong Kids Club yang biasa ada di hotel. Nah, kira-kira mirip itu lah. Di sini anak-anak bakal diberi kegiatan yang asyik-asyik sesuai usia mereka dan ada yang jagain. Royal juga punya baby club, mulai usia 6 bulan sampai 3 tahun. Ada juga teens club untuk remaja usia 12-17 tahun. Kalau Teens club ini nggak perlu didaftarin sih, tinggal ikut acaranya sesuai jadwal.

Anak-anak usia 3 - 11 tahun, ada program Adventure Ocean. Jadwal kegiatannya bisa dilihat di Kids Daily Planner, semacam newsletter Cruise Compass khusus untuk anak-anak. Daily Planner ini akan diberikan oleh room attendant setiap sore ketika mereka membersihkan kamar kita, berisi jadwal kegiatan esok harinya.

Untuk menitipkan anak-anak ke Kids Club Adventure Ocean, orang tua dan anak harus datang dan antre sebelum sesi dimulai. Kelompok usia 3-5 tahun disebut Aquanauts, kelompok usia 6-8 tahun disebut Explorers, dan kelompok usia 9-11 tahun adalah Voyagers. Sesi dimulai jam 8.30 pagi sampai jam 10 malam. Jadi orang tuanya bisa bebaaaaas, hehehe.

Sayangnya, duo Precils belum mencoba Kids Club ini. Kelompok usia mereka berbeda, sementara mereka maunya main berdua nggak mau dipisahkan. Lagian, Emaknya mau pacaran sama siapa lha wong Si Ayah nggak ikut. Hiks. Coba deh kalau Si Ayah ikut, pasti anak-anak ini udah kumasukkan ke Kids Club dari pagi sampai malam, hehehe ;)








Nah, kalau anak-anaknya sudah asyik main di kids club, ortunya sebaiknya ngapain? Oh, banyak banget kok kegiatan non-anak yang bisa dilakukan. Pilihan pertama adalah: shopping! :D Di Promenade banyak butik dan toko fesyen branded yang ngadain SALE, terutama di hari-hari terakhir.

Yang masih sayang sama kantong dan pengen menggugurkan lemak-lemak makanan prasmanan, sebaiknya melipir ke gym, atau ke Solarium (kolam renang khusus dewasa). Di sana juga ada jacuzzi dan sauna khusus untuk dewasa, anak-anak nggak boleh masuk.

Masih kurang? Ada jogging track di deck 12. Kapan lagi bisa lari-lari manjah sambil melihat pemandangan laut lepas? The Emak lumayanlah bisa lari 5 kali putaran. Bakar kalori sedikit biar bisa... makan enak lagi, hahaha.










Seru banget nggak sih fasilitas Mariner of The Sea ini? Saya juga mikirnya gitu, sampai kemudian saya diberi brosur kapal pesiar baru: Ovation of The Sea, yang baru akan berlayar tahun depan (April 2017) dari Singapura. Di kapal Royal terbaru ini bakalan ada circus school (!), bom-bom-car (!!), waterpark (!!!), dan sky diving (!!!!). Just wow! Yang penasaran bisa lihat sendiri di website Royal Caribbean, sekalian ngintip rute dan biayanya ;)




Setelah balik ke rumah, Little A langsung pamerin brosur ke Si Ayah. "Nanti kita cruise naik ini ya, Daddy," rajuknya. "Doain aja kita banyak rezeki, Nak." Emaknya komat-kamit mengamini.

~ The Emak

Previous post: Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean
Previous post: Mewahnya Akomodasi Kapal Pesiar Royal Caribbean

Main mini golf di atas kapal
Lima hari berlayar melintasi selat Malaka kira-kira bakalan bosan nggak? Cuma bisa lihat laut melulu? Enggak lah kalau kapalnya Royal Caribbean. Di kapal pesiar Mariner of The Sea yang kami naiki dari Singapura ini, ada banyak banget aktivitas yang bisa dipilih dan dicoba ketika kapal berlayar maupun ketika kapal bersandar. Saya pilihkan sepuluh aktivitas yang ramah keluarga banget dan bakal disukai sama anak-anak.

1. Challenger's Arcade 
 
Sejak pertama kali naik dan diajak tur keliling kapal, arcade ini sudah jadi inceran duo Precils. "Nanti main sini ya, Ma," begitu pinta Little A. Arcade ini seperti Timezone mini. Ada banyak permainan yang bisa dipilih. Bayarnya pakai kartu Sea Pass yang bisa diisi dengan kredit mulai $5. Satu games sekitar $1. Di hari terakhir, ada diskon 50%. Anak-anak jelas minta main lagi dong, hahaha. Dari poin yang didapat bisa ditukar sama mainan, tinggal gesek kartu dan pilih hadiah yang diinginkan di mesin penukar hadiah. Semua serba otomatis, nggak perlu dijagain. 









2. Berenang & Berendam di Jacuzzi

Berenang adalah aktivitas standar kalau kami menginap di hotel yang ada kolam renangnya. Berenang di kolam renang sih sudah biasa. Tapi berenang di kolam renang di dalam kapal pesiar? Baru deh pengalaman luar biasa :) Di deck 11 ada dua kolam renang renang untuk segala usia, dilengkapi dengan beberapa jacuzzi besar dan kecil. Bebas kok masuk ke jacuzzi-nya, asalkan gantian saja dengan yang lain. Begitu ada yang kosong, langsung masuk deh.

Anak-anak yang kecil, yang belum bisa berenang mandiri, bisa meminjam vest agar tetap mengapung. Air kolam ini dari air laut, jadi lumayan asin kalau masuk mulut :D Kita juga bisa meminjam handuk besar di tempat peminjaman vest, jadi nggak perlu repot bawa dari kamar. Setelah selesai berenang dan berendam air hangat, kita bisa bilas di kamar mandi yang ada di dekat kolam.

Lapar setelah berenang? Jangan khawatir, ada gerai hotdog (The Boardwalk Dog House) dan gerai es krim (Arctic Zone) di tepi kolam. Semuanya gratisss.









3. Story Telling at the Library

Di kapal pesiar ada perpustakaan? Adaaa...
Ini tempat terbaik untuk menghindar dari hingar bingar kapal pesiar ;) Koleksi buku-buku di sini kebanyakan buku populer. Di sini ada sofa-sofa besar yang nyaman, dan kita bisa mojok membaca dengan pemandangan promenade. Setiap harinya ada tantangan Sudoku. Big A yang rajin mengisi sudoku dan ngambil kertas untuk modal bikin origami :D

Di sore terakhir ada pembacaan cerita untuk anak-anak tentang Thanksgiving. Cerita dibacakan dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin. Ternyata yang datang cukup ramai juga.

 




4. Movie under The Stars

Bahasa kerennya: layar tancep :) Setiap malam ada pemutaran film-film baru di layar di deck 12. Pas kami ada kesempatan nonton, filmnya The Legend of Tarzan. Asyik juga nongkrong dan nonton film di sini, kursinya cukup nyaman untuk leyeh-leyeh dan udaranya hangat. Semilir angin malah membuat Little A ketiduran sebelum film selesai :p

Sebenarnya bisa sih kita nonton di layar TV di kamar yang selalu menayangkan film-film Dreamworks. Tapi tentu lebih memuaskan kalau nonton di layar lebar. Pengalaman baru yang seru.







5. Dreamworks Experience

Ini buktinya kalau cruise Royal Caribbean bener-bener family friendly. Mereka memboyong semua karakter Dreamworks ke atas kapal. Di hari pertama ada parade di promenade. Karakter di film-film Dreamworks yang dicintai anak-anak (dan juga orang dewasa) keluar semua. Sebut saja Alex the lion, Gloria, King Julien, Shrek, Princess Fiona, Kungfu Panda,

Selain parade, kita juga bisa berfoto dengan karakter terebut. Ada jadwal hariannya di cruise compass (newsletter). Setelah di parade bisa salaman dengan King Julien dan Gloria, Little A beruntung di hari keempat bisa berfoto dengan Alex the Lion.


Parade karakter Dreamworks di Promenade





6. Watching a Show

Setiap hari, siang dan malam, selalu ada pilihan tontonan pertunjukan yang menarik di kapal. Untuk pertunjukan musikal ala Broadway, tempatnya di teater The Savoy. Sementara untuk Show on Ice, pertunjukannya diadakan di gelanggang es di Studio B.

Karena banyaknya aktivitas yang pengen kami coba, kami cuma sempat nonton dua pertunjukan. Malam pertama kami nonton Ice under The Big Top. Saya sampai benar-benar melongo melihat kelincahan para penari meluncur dengan anggun di atas es. Ini memang pertama kalinya saya nonton show on ice. Penari-penarinya, dari berbagai negara, profesional banget dan ketrampilan mereka patut diacungi jempol. Ceritanya juga sangat menghibur, saya ikut trenyuh ketika ceritanya sedih, ikut tegang ketika aksinya spektakuler, dan ikut ngakak ketika ceritanya konyol.

Malam ketiga kami nonton musikal Gallery of Dreams di Savoy. Rupanya pintu teater dibuka setengah jam sebelum mulai dan cepat sekali penuh. Kami cuma dapat tempat duduk di bagian samping teater dua lantai ini. Cerita musikalnya menghibur banget dengan musik, penyanyi, dan tarian yang berganti-ganti dari dekade yang berbeda.

Dua pertunjukan ini tidak memerlukan biaya tambahan. Yang pengen nonton tinggal antre saja di depan teater/studio, usahakan datang setengah jam sebelum jadwal acara dimulai biar dapat tempat duduk di depan.











7. Ice Skating

Studio B yang digunakan untuk show on ice, ternyata dibuka juga untuk umum yang pengen mencoba ice skating. Ada jadwal khusus untuk ice skating yang bisa dilihat di newsletter (Cruise Compass). Kalau pengen dapat giliran, sebaiknya mulai antre setengah jam sebelum studio dibuka. Antrean pertama adalah untuk mendapatkan jadwal sesi ice skating. Kami masuk kelompok terakhir dan diberi stiker dengan nomor tertentu. Untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, orang tuanya harus menandatangani formulir izin.

Satu sesi kira-kira 30 menit. Ketika kelompok kita dipanggil, sesuai nomor stiker, kita antre untuk mengambil sepatu, helm, dan pengaman bila perlu.

Little A dan Big A belum bisa main in line skate maupun ice skating, jadinya mereka mencoba berjalan di pinggir gelanggang saja. Lama-lama Little A capek dan saya ambil dari gelanggang. Maklum, kami dapatnya sesi terakhir di malam hari, sekitar jam 10 malam. Big A melanjutkan sesi dengan mencoba berjalan di tengah arena tanpa berpegangan lagi. "Ternyata bisa, Ma," katanya bangga. Hehehe, lumayan lah bisa nyobain ice skating meskipun cuma sebentar dan belum puas. Prinsip The Emak, apapun yang gratis wajib dicoba ;)

Ketika sudah sampai kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur, eh Little A malah nangis, "Aku sebenarnya masih pengen main ice skating, huaaaa...." Sungguh momen #akukudupiye buat Emaknya.









8. Mini Golf

Ada lagi permainan yang seru di kapal Royal: Mini Golf. Mungkin sudah banyak yang sering main mini golf. Tapi kan di darat, hehehe. Hari keempat, kapal kami full berlayar dari Langkawi kembali ke Singapura, jadi semua orang bebas beraktivitas di kapal. Pagi hari setelah makan, kami menyempatkan main mini golf.

Senangnya main di sini, bebas antre. Selama tongkat golf dan bolanya masih ada, kita bebas main. Namanya sih mini, tapi lapangan golf ini cukup luas. Ada 9 holes yang bisa dicoba. Kita juga bisa mencatat skor kita di kartu Royal Tee Time kalau main dengan lawan.

Pesan saya cuma satu sih, jangan mengayun tongkat terlalu kencang, nanti bolanya nyemplung ke laut :p






9. Wall Climbing

Panjat dinding ini sepertinya aktivitas favorit semua orang, anak-anak maupun dewasa. Soalnya saya lihat antreannya pasti ramai. Saya sendiri memasukkan wall-climbing ke aktivitas wajib, must-try activity. Sayang banget ikutan cruise tapi nggak nyoba rock climbing di kapal.

Aktivitas wall climbing ini ada di deck 13, yang juga dinamakan Sports Deck. Selain wall climbing, di deck 13 kita bisa main basket, tenis meja, futsal, mini golf, dan in-line-skate. Untuk ikutan panjat dinding, kita harus antre dulu. Untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, orang tuanya harus menandatangani formulir izin (waiver). Usia minimal untuk memanjat adalah enam tahun. Setelah formulir ditandatangani, kita akan diberi sepatu, helm, dan harness sesuai ukuran. Setelah semua siap, antre lagi menunggu giliran, karena hanya ada 3 jalur pemanjatan.

Saya deg-deg-an melihat Little A mulai memanjat. Sementara anaknya asyik-asyik aja karena instrukturnya membantu memberi petunjuk. Yang pasti sih aman karena begitu selesai memanjat, tinggal berpegangan ke tali pengaman dan meluncur turun dengan pelan.

Asyik banget. Pengennya coba lagi dan lagi. Tapi antrenya Maaaak :)







10. Kids Club

Kabar gembira buat orang tua yang mau honeymoon (kedua atau ketiga), di kapal pesiar ada kids club-nya! Kalian udah tahu dong Kids Club yang biasa ada di hotel. Nah, kira-kira mirip itu lah. Di sini anak-anak bakal diberi kegiatan yang asyik-asyik sesuai usia mereka dan ada yang jagain. Royal juga punya baby club, mulai usia 6 bulan sampai 3 tahun. Ada juga teens club untuk remaja usia 12-17 tahun. Kalau Teens club ini nggak perlu didaftarin sih, tinggal ikut acaranya sesuai jadwal.

Anak-anak usia 3 - 11 tahun, ada program Adventure Ocean. Jadwal kegiatannya bisa dilihat di Kids Daily Planner, semacam newsletter Cruise Compass khusus untuk anak-anak. Daily Planner ini akan diberikan oleh room attendant setiap sore ketika mereka membersihkan kamar kita, berisi jadwal kegiatan esok harinya.

Untuk menitipkan anak-anak ke Kids Club Adventure Ocean, orang tua dan anak harus datang dan antre sebelum sesi dimulai. Kelompok usia 3-5 tahun disebut Aquanauts, kelompok usia 6-8 tahun disebut Explorers, dan kelompok usia 9-11 tahun adalah Voyagers. Sesi dimulai jam 8.30 pagi sampai jam 10 malam. Jadi orang tuanya bisa bebaaaaas, hehehe.

Sayangnya, duo Precils belum mencoba Kids Club ini. Kelompok usia mereka berbeda, sementara mereka maunya main berdua nggak mau dipisahkan. Lagian, Emaknya mau pacaran sama siapa lha wong Si Ayah nggak ikut. Hiks. Coba deh kalau Si Ayah ikut, pasti anak-anak ini udah kumasukkan ke Kids Club dari pagi sampai malam, hehehe ;)








Nah, kalau anak-anaknya sudah asyik main di kids club, ortunya sebaiknya ngapain? Oh, banyak banget kok kegiatan non-anak yang bisa dilakukan. Pilihan pertama adalah: shopping! :D Di Promenade banyak butik dan toko fesyen branded yang ngadain SALE, terutama di hari-hari terakhir.

Yang masih sayang sama kantong dan pengen menggugurkan lemak-lemak makanan prasmanan, sebaiknya melipir ke gym, atau ke Solarium (kolam renang khusus dewasa). Di sana juga ada jacuzzi dan sauna khusus untuk dewasa, anak-anak nggak boleh masuk.

Masih kurang? Ada jogging track di deck 12. Kapan lagi bisa lari-lari manjah sambil melihat pemandangan laut lepas? The Emak lumayanlah bisa lari 5 kali putaran. Bakar kalori sedikit biar bisa... makan enak lagi, hahaha.










Seru banget nggak sih fasilitas Mariner of The Sea ini? Saya juga mikirnya gitu, sampai kemudian saya diberi brosur kapal pesiar baru: Ovation of The Sea, yang baru akan berlayar tahun depan (April 2017) dari Singapura. Di kapal Royal terbaru ini bakalan ada circus school (!), bom-bom-car (!!), waterpark (!!!), dan sky diving (!!!!). Just wow! Yang penasaran bisa lihat sendiri di website Royal Caribbean, sekalian ngintip rute dan biayanya ;)




Setelah balik ke rumah, Little A langsung pamerin brosur ke Si Ayah. "Nanti kita cruise naik ini ya, Daddy," rajuknya. "Doain aja kita banyak rezeki, Nak." Emaknya komat-kamit mengamini.

~ The Emak

Previous post: Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean
Previous post: Mewahnya Akomodasi Kapal Pesiar Royal Caribbean
Mewahnya Akomodasi Kapal Pesiar Royal Caribbean
Lihat Detail

Mewahnya Akomodasi Kapal Pesiar Royal Caribbean


Sebelum naik ke kapal pesiar Royal Caribbean, saya deg-deg-an membayangkan bagaimana nanti kalau saya mabuk laut. Maklum lah, nenek moyang saya bukan pelaut. Saya kembali teringat pengalaman ngehe menyeberang selat Bass dari Tasmania, pusing banget terombang-ambing di lautan meski cuma berlayar semalam. Juga pengalaman terakhir kami LOB menyusuri sungai Sekonyer di Tanjung Puting National Park. Kapal kelotoknya sih jalan pelan-pelan, tapi dua hari setelah kembali ke darat, rasanya badan masih terayun-ayun di sungai.

Tapi rasa penasaran saya pada kapal pesiar mengalahkan kecemasan saya. Dan... begitu lihat kamar dan balkonnya, rasa gugup saya langsung lenyap, berganti dengan excitement. Batin saya, "Ini sih hotel terapung bintang lima!"


Our room
Handuk binatang imut, tiap hari ada di kamar


Kita bisa tahu lokasi kapal dari TV di kamar
 
 

Kami berempat mendapatkan dua kamar (stateroom) di deck 6. Untuk keluarga sebenarnya bisa pesan family room untuk berempat, atau connecting room. Kamar standar mempunyai tempat tidur ukuran king, yang bisa dipisah menjadi dua single bed.

Fasilitas kamar kami ini lengkap seperti layaknya kamar hotel di darat. Ada sofa, televisi yang dilengkapi dengan program untuk anak-anak (Dreamworks), ketel listrik, kopi dan teh, minibar, lemari dan tentu saja pelampung. Kalau ada penghuni anak-anak, room attendant akan memberikan pelampung khusus anak-anak. Colokan listriknya sama dengan di Indonesia, jadi tidak perlu menggunakan konektor.  

Kamar mandinya cukup nyaman dan bersih. Sabun, sampo, dan handuk sudah disediakan, tapi kita perlu membawa sikat dan pasta gigi sendiri. Alat pengering rambut juga tersedia.

Kasurnya sangat nyaman untuk tidur. Kalau sudah ketemu kasur, rasanya susah buat keluar kamar lagi, hehehe. Beberapa kali kami niatnya rehat sejenak di antara aktivitas di kapal, eh jadinya Big A atau Little A malah tidur siang. Little A juga senang setiap kali menyalakan TV, ada film kartun dari Dreamworks. Setelah nonton filmnya bisa langsung meet and greet dengan karakter aslinya, sesuai jadwal yang diadakan.

Setiap kamar punya room attendant atau buttler yang akan membersihkan kamar sehari dua kali. Kamar kami, 6668, room attendant-nya Pak Awit dari Indonesia. Enak kan, kalau mau minta apa-apa bisa pakai bahasa Indonesia aja :D Pak Awit ini sopan, ramah, dan rajin. Room attendant juga yang memastikan setiap penghuni kapal ikut "drill", latihan penyelamatan dalam keadaan darurat. Sebelum kapal berangkat, sekitar jam 4 sore sirine dibunyikan. Semua penghuni harus keluar kapal sesuai dengan nomor titik berkumpul yang ada di seapass card. Setelah berkumpul, kami diberi peragaan cara menggunakan pelampung. Anak-anak diberi gelang sesuai nomor titik kumpul tadi.   

From where I sleep ;)
Tumben Big A mau berpose :p
Little A menikmati pemandangan Langkawi

Foto oleh Nabila Azzahra
Apa yang paling asyik di kamar kami? Jawabnya adalah balkon! Dari balkon, kita bisa melihat kesibukan di pelabuhan, laut lepas, dan pemandangan pulau atau kota ketika kapal akan berlabuh. Tiap pagi bisa melihat matahari terbit, dan sorenya bisa melihat matahari terbenam. Kadang kami juga dihadiahi pelangi yang cantik setelah hujan usai. Kalau menginap di hotel, kami hanya bisa melihat satu view yang sama. Tapi kalau ikut cruise, pemandangannya bisa beda-beda tiap hari.


Rute kapal kami yang berlayar selama 4 malam adalah Singapura - Port Klang (KL) - Langkawi - Singapura. Di hari pertama kami bisa menikmati pemandangan pelabuhan Singapura yang sibuk. Di hari kedua, kami disuguhi pemandangan Port Klang Malaysia yang relatif lebih sepi dan tenang. Hari ketiga pemandangannya super sekali, gugusan pulau di Langkawi.
 
Saya sendiri cukup senang bisa duduk bengong di balkon sambil minum minuman hangat. Melihat air bergerak pelan ditinggalkan kapal yang melaju benar-benar membuat saya rileks. Tidak ada di antara kami berempat yang mabuk laut :D





Ada beberapa pilihan kamar di kapal pesiar Royal Caribbean. Yang paling istimewa adalah suite dengan balkon pribadi, bath tub, dan juga pelayan pribadi. Setingkat di bawahnya adalah kamar dengan balkon. Yang lebih hemat lagi adalah kamar dengan sea view, jendela yang menghadap laut. Pilihan yang paling hemat adalah stateroom interior, yaitu kamar yang menghadap ke dalam kapal. Ada yang mempunyai balkon menghadap ke promenade (semacam Mal di dalam kapal). Keuntungannya, penghuninya bisa melihat parade atau atraksi di promenade, cukup dari dalam kamar.


Tarif stateroom interior sekitar $400 per orang untuk cruise selama 4 malam. Sementara untuk stateroom dengan balkon, harganya sekitar $600 per orang untuk cruise 4 malam. Harga ini sudah termasuk pajak, biaya pelabuhan, tip, makanan, dan hiburan di kapal. Tarif selengkapnya bisa dicek di website www.royalcaribbean.com.

Harga segitu, dibandingkan dengan apa yang didapat (biaya liburan all in), tidaklah begitu mahal. Tahu sendiri kan, harga kamar hotel di Singapura aja semalam nyampai berapa. Benefit lain dari cruising adalah nggak perlu ribet bongkar koper dan cek in pesawat, tapi sudah nyampai ke beberapa destinasi. Keuntungannya mirip dengan liburan naik campervan, hanya saja ini memakai jalur laut.

Balkon yang menghadap promenade

Balkon kamar interior

Budget liburan dengan kapal pesiar atau cruising sudah fullboard, artinya biaya yang kita keluarkan sudah termasuk makanan 3x sehari. Selain cruising, biasanya ada resort yang menawarkan liburan full board juga. Tapi keuntungan naik kapal pesiar, kita tidak hanya makannya saja yang dijamin, tapi juga ada hiburan dan aktivitas seru lainnya yang bisa dicoba. Untuk aktivitas yang cocok dilakukan oleh keluarga akan saya buatkan post tersendiri ya.

Makanan di kapal pesiar Royal Caribbean melimpah ruah. Dijamin tidak akan kelaparan di sini. Kalau memilih leyeh-leyeh di kamar pun, kita bisa pesan room servis, gratis! Biaya hanya dikenakan untuk pemesanan tengah malam.



Untuk sarapan prasmanan seperti di hotel, ada restoran Windjammer. Kalau bisa datang pagi dan langit kebetulan cerah, kita bakal sarapan dengan pemandangan sunrise yang cantik. Meski pilihan makanan berlimpah, saya dan anak-anak ternyata nggak bisa mengubah kebiasaan sarapan favorit kami. Saya tetap sarapan dengan buah potong, salad sayuran, dan kopi. Big A sarapan dengan hash brown dan omelet, sementara Little A dengan roti panggang dioles selai. Alhamdulillah ada susu full cream untuk melengkapi sarapan duo precils.

Selain Windjammer, kita bisa sarapan di restoran ala carte seperti di Rhapsody in Blue atau Top Hat and Tails. Di sini kita harus antre untuk mendapatkan tempat duduk, dan menu sarapannya pun akan disiapkan pelayan. Kita bisa minta dibuatkan bagel salmon atau french toast. Tapi di sini pun saya tetap sarapan dengan granola, buah, dan yoghurt. Yang penting kopinya enak!


Untuk makan siang, kita bisa tetap makan di Windjammer. Menu untuk makan siang tentu berbeda dengan menu sarapan. Atau kalau bosen prasmanan, bisa mencoba beberapa restoran yang berbayar, seperti Johnny Rockets yang menyajikan hamburger atau Giovannis' Table yang merupakan restoran Italia.

Tetap setia sama yang gratisan saja? Bisa mencoba gerai hot dog atau gerai es krim di dekat kolam renang.



Masih lapar di luar jam makan? Ada kafe yang buka 24 jam! Kafe Promenade ini letaknya di 'Mal' di dalam kapal. Menunya makanan ringan seperti sandwich, pizza, puding, cheesecake, cookies, muffin, dan berbagai minuman hangat maupun dingin.

Kalau di kapal pesiar, sudah biasa makannya nggak 3 kali, tapi 5 kali sehari, hehehe.

Buka 24 jam!


Pengalaman makan yang tak terlupakan di kapal pesiar adalah fine dining setiap malam. Setiap penumpang kapal sudah dialokasikan meja tertentu untuk makan malam. Jadwal makan malam kami setiap jam 5.30 sore di restoran Top Hat and Tails. Menunya 3 course, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Setiap hari menunya ganti-ganti. 

Tidak semua makanan di sini halal, jadi untuk yang muslim sila menghindari masakan yang ada pork/ham-nya. Untuk yang ragu makan daging tanpa sertifikat halal, bisa memilih hidangan laut atau vegetarian. Di setiap pilihan menu pasti ada pilihan hidangan vegetarian dan sea food-nya. Salah satu teman dalam rombongan kami vegetarian dan dia asyik-asyik aja, tetap makan enak dan kenyang :)

Rombongan kami berjumlah 12 orang dan duduk di dua meja. Waiter yang melayani kami adalah Xiaolong, dan asistennya adalah Pak I Gede dari Bali. Servis mereka bagus sekali, selalu menjelaskan pilihan makanan ke kami, memastikan kami suka dengan hidangannya, dan minumnya tidak pernah kekurangan. Little A sangat terkesan dengan Xiaolong yang membuatkannya mainan dari serbet. Di malam terakhir, Xiaolong membuatkan topi dari serbet yang cantik banget. Little A berasa seperti princess, hehehe.

Di hari terakhir, ada malam apresiasi untuk seluruh kru yang bertugas di restoran. Mereka melakukan parade dan chef-nya malah menyumbangkan lagu untuk menghibur. Suasananya hangat dan akrab sekali, rasa-rasanya saya tidak ingin kembali ke dunia nyata, hahaha. 


yummy dinner bread roll and appetizer
New Zealand Mussels




Merasakan kemewahan kapal pesiar ini, saya berasa naik Titanic, sayangnya mamas Leonardo-nya nggak ikut ;)

~ The Emak 

Previous post: Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean
Next post: 10 Aktivitas Seru Untuk Keluarga di Kapal Pesiar


Sebelum naik ke kapal pesiar Royal Caribbean, saya deg-deg-an membayangkan bagaimana nanti kalau saya mabuk laut. Maklum lah, nenek moyang saya bukan pelaut. Saya kembali teringat pengalaman ngehe menyeberang selat Bass dari Tasmania, pusing banget terombang-ambing di lautan meski cuma berlayar semalam. Juga pengalaman terakhir kami LOB menyusuri sungai Sekonyer di Tanjung Puting National Park. Kapal kelotoknya sih jalan pelan-pelan, tapi dua hari setelah kembali ke darat, rasanya badan masih terayun-ayun di sungai.

Tapi rasa penasaran saya pada kapal pesiar mengalahkan kecemasan saya. Dan... begitu lihat kamar dan balkonnya, rasa gugup saya langsung lenyap, berganti dengan excitement. Batin saya, "Ini sih hotel terapung bintang lima!"


Our room
Handuk binatang imut, tiap hari ada di kamar


Kita bisa tahu lokasi kapal dari TV di kamar
 
 

Kami berempat mendapatkan dua kamar (stateroom) di deck 6. Untuk keluarga sebenarnya bisa pesan family room untuk berempat, atau connecting room. Kamar standar mempunyai tempat tidur ukuran king, yang bisa dipisah menjadi dua single bed.

Fasilitas kamar kami ini lengkap seperti layaknya kamar hotel di darat. Ada sofa, televisi yang dilengkapi dengan program untuk anak-anak (Dreamworks), ketel listrik, kopi dan teh, minibar, lemari dan tentu saja pelampung. Kalau ada penghuni anak-anak, room attendant akan memberikan pelampung khusus anak-anak. Colokan listriknya sama dengan di Indonesia, jadi tidak perlu menggunakan konektor.  

Kamar mandinya cukup nyaman dan bersih. Sabun, sampo, dan handuk sudah disediakan, tapi kita perlu membawa sikat dan pasta gigi sendiri. Alat pengering rambut juga tersedia.

Kasurnya sangat nyaman untuk tidur. Kalau sudah ketemu kasur, rasanya susah buat keluar kamar lagi, hehehe. Beberapa kali kami niatnya rehat sejenak di antara aktivitas di kapal, eh jadinya Big A atau Little A malah tidur siang. Little A juga senang setiap kali menyalakan TV, ada film kartun dari Dreamworks. Setelah nonton filmnya bisa langsung meet and greet dengan karakter aslinya, sesuai jadwal yang diadakan.

Setiap kamar punya room attendant atau buttler yang akan membersihkan kamar sehari dua kali. Kamar kami, 6668, room attendant-nya Pak Awit dari Indonesia. Enak kan, kalau mau minta apa-apa bisa pakai bahasa Indonesia aja :D Pak Awit ini sopan, ramah, dan rajin. Room attendant juga yang memastikan setiap penghuni kapal ikut "drill", latihan penyelamatan dalam keadaan darurat. Sebelum kapal berangkat, sekitar jam 4 sore sirine dibunyikan. Semua penghuni harus keluar kapal sesuai dengan nomor titik berkumpul yang ada di seapass card. Setelah berkumpul, kami diberi peragaan cara menggunakan pelampung. Anak-anak diberi gelang sesuai nomor titik kumpul tadi.   

From where I sleep ;)
Tumben Big A mau berpose :p
Little A menikmati pemandangan Langkawi

Foto oleh Nabila Azzahra
Apa yang paling asyik di kamar kami? Jawabnya adalah balkon! Dari balkon, kita bisa melihat kesibukan di pelabuhan, laut lepas, dan pemandangan pulau atau kota ketika kapal akan berlabuh. Tiap pagi bisa melihat matahari terbit, dan sorenya bisa melihat matahari terbenam. Kadang kami juga dihadiahi pelangi yang cantik setelah hujan usai. Kalau menginap di hotel, kami hanya bisa melihat satu view yang sama. Tapi kalau ikut cruise, pemandangannya bisa beda-beda tiap hari.


Rute kapal kami yang berlayar selama 4 malam adalah Singapura - Port Klang (KL) - Langkawi - Singapura. Di hari pertama kami bisa menikmati pemandangan pelabuhan Singapura yang sibuk. Di hari kedua, kami disuguhi pemandangan Port Klang Malaysia yang relatif lebih sepi dan tenang. Hari ketiga pemandangannya super sekali, gugusan pulau di Langkawi.
 
Saya sendiri cukup senang bisa duduk bengong di balkon sambil minum minuman hangat. Melihat air bergerak pelan ditinggalkan kapal yang melaju benar-benar membuat saya rileks. Tidak ada di antara kami berempat yang mabuk laut :D





Ada beberapa pilihan kamar di kapal pesiar Royal Caribbean. Yang paling istimewa adalah suite dengan balkon pribadi, bath tub, dan juga pelayan pribadi. Setingkat di bawahnya adalah kamar dengan balkon. Yang lebih hemat lagi adalah kamar dengan sea view, jendela yang menghadap laut. Pilihan yang paling hemat adalah stateroom interior, yaitu kamar yang menghadap ke dalam kapal. Ada yang mempunyai balkon menghadap ke promenade (semacam Mal di dalam kapal). Keuntungannya, penghuninya bisa melihat parade atau atraksi di promenade, cukup dari dalam kamar.


Tarif stateroom interior sekitar $400 per orang untuk cruise selama 4 malam. Sementara untuk stateroom dengan balkon, harganya sekitar $600 per orang untuk cruise 4 malam. Harga ini sudah termasuk pajak, biaya pelabuhan, tip, makanan, dan hiburan di kapal. Tarif selengkapnya bisa dicek di website www.royalcaribbean.com.

Harga segitu, dibandingkan dengan apa yang didapat (biaya liburan all in), tidaklah begitu mahal. Tahu sendiri kan, harga kamar hotel di Singapura aja semalam nyampai berapa. Benefit lain dari cruising adalah nggak perlu ribet bongkar koper dan cek in pesawat, tapi sudah nyampai ke beberapa destinasi. Keuntungannya mirip dengan liburan naik campervan, hanya saja ini memakai jalur laut.

Balkon yang menghadap promenade

Balkon kamar interior

Budget liburan dengan kapal pesiar atau cruising sudah fullboard, artinya biaya yang kita keluarkan sudah termasuk makanan 3x sehari. Selain cruising, biasanya ada resort yang menawarkan liburan full board juga. Tapi keuntungan naik kapal pesiar, kita tidak hanya makannya saja yang dijamin, tapi juga ada hiburan dan aktivitas seru lainnya yang bisa dicoba. Untuk aktivitas yang cocok dilakukan oleh keluarga akan saya buatkan post tersendiri ya.

Makanan di kapal pesiar Royal Caribbean melimpah ruah. Dijamin tidak akan kelaparan di sini. Kalau memilih leyeh-leyeh di kamar pun, kita bisa pesan room servis, gratis! Biaya hanya dikenakan untuk pemesanan tengah malam.



Untuk sarapan prasmanan seperti di hotel, ada restoran Windjammer. Kalau bisa datang pagi dan langit kebetulan cerah, kita bakal sarapan dengan pemandangan sunrise yang cantik. Meski pilihan makanan berlimpah, saya dan anak-anak ternyata nggak bisa mengubah kebiasaan sarapan favorit kami. Saya tetap sarapan dengan buah potong, salad sayuran, dan kopi. Big A sarapan dengan hash brown dan omelet, sementara Little A dengan roti panggang dioles selai. Alhamdulillah ada susu full cream untuk melengkapi sarapan duo precils.

Selain Windjammer, kita bisa sarapan di restoran ala carte seperti di Rhapsody in Blue atau Top Hat and Tails. Di sini kita harus antre untuk mendapatkan tempat duduk, dan menu sarapannya pun akan disiapkan pelayan. Kita bisa minta dibuatkan bagel salmon atau french toast. Tapi di sini pun saya tetap sarapan dengan granola, buah, dan yoghurt. Yang penting kopinya enak!


Untuk makan siang, kita bisa tetap makan di Windjammer. Menu untuk makan siang tentu berbeda dengan menu sarapan. Atau kalau bosen prasmanan, bisa mencoba beberapa restoran yang berbayar, seperti Johnny Rockets yang menyajikan hamburger atau Giovannis' Table yang merupakan restoran Italia.

Tetap setia sama yang gratisan saja? Bisa mencoba gerai hot dog atau gerai es krim di dekat kolam renang.



Masih lapar di luar jam makan? Ada kafe yang buka 24 jam! Kafe Promenade ini letaknya di 'Mal' di dalam kapal. Menunya makanan ringan seperti sandwich, pizza, puding, cheesecake, cookies, muffin, dan berbagai minuman hangat maupun dingin.

Kalau di kapal pesiar, sudah biasa makannya nggak 3 kali, tapi 5 kali sehari, hehehe.

Buka 24 jam!


Pengalaman makan yang tak terlupakan di kapal pesiar adalah fine dining setiap malam. Setiap penumpang kapal sudah dialokasikan meja tertentu untuk makan malam. Jadwal makan malam kami setiap jam 5.30 sore di restoran Top Hat and Tails. Menunya 3 course, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Setiap hari menunya ganti-ganti. 

Tidak semua makanan di sini halal, jadi untuk yang muslim sila menghindari masakan yang ada pork/ham-nya. Untuk yang ragu makan daging tanpa sertifikat halal, bisa memilih hidangan laut atau vegetarian. Di setiap pilihan menu pasti ada pilihan hidangan vegetarian dan sea food-nya. Salah satu teman dalam rombongan kami vegetarian dan dia asyik-asyik aja, tetap makan enak dan kenyang :)

Rombongan kami berjumlah 12 orang dan duduk di dua meja. Waiter yang melayani kami adalah Xiaolong, dan asistennya adalah Pak I Gede dari Bali. Servis mereka bagus sekali, selalu menjelaskan pilihan makanan ke kami, memastikan kami suka dengan hidangannya, dan minumnya tidak pernah kekurangan. Little A sangat terkesan dengan Xiaolong yang membuatkannya mainan dari serbet. Di malam terakhir, Xiaolong membuatkan topi dari serbet yang cantik banget. Little A berasa seperti princess, hehehe.

Di hari terakhir, ada malam apresiasi untuk seluruh kru yang bertugas di restoran. Mereka melakukan parade dan chef-nya malah menyumbangkan lagu untuk menghibur. Suasananya hangat dan akrab sekali, rasa-rasanya saya tidak ingin kembali ke dunia nyata, hahaha. 


yummy dinner bread roll and appetizer
New Zealand Mussels




Merasakan kemewahan kapal pesiar ini, saya berasa naik Titanic, sayangnya mamas Leonardo-nya nggak ikut ;)

~ The Emak 

Previous post: Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean
Next post: 10 Aktivitas Seru Untuk Keluarga di Kapal Pesiar


Sebelum naik ke kapal pesiar Royal Caribbean, saya deg-deg-an membayangkan bagaimana nanti kalau saya mabuk laut. Maklum lah, nenek moyang saya bukan pelaut. Saya kembali teringat pengalaman ngehe menyeberang selat Bass dari Tasmania, pusing banget terombang-ambing di lautan meski cuma berlayar semalam. Juga pengalaman terakhir kami LOB menyusuri sungai Sekonyer di Tanjung Puting National Park. Kapal kelotoknya sih jalan pelan-pelan, tapi dua hari setelah kembali ke darat, rasanya badan masih terayun-ayun di sungai.

Tapi rasa penasaran saya pada kapal pesiar mengalahkan kecemasan saya. Dan... begitu lihat kamar dan balkonnya, rasa gugup saya langsung lenyap, berganti dengan excitement. Batin saya, "Ini sih hotel terapung bintang lima!"


Our room
Handuk binatang imut, tiap hari ada di kamar


Kita bisa tahu lokasi kapal dari TV di kamar
 
 

Kami berempat mendapatkan dua kamar (stateroom) di deck 6. Untuk keluarga sebenarnya bisa pesan family room untuk berempat, atau connecting room. Kamar standar mempunyai tempat tidur ukuran king, yang bisa dipisah menjadi dua single bed.

Fasilitas kamar kami ini lengkap seperti layaknya kamar hotel di darat. Ada sofa, televisi yang dilengkapi dengan program untuk anak-anak (Dreamworks), ketel listrik, kopi dan teh, minibar, lemari dan tentu saja pelampung. Kalau ada penghuni anak-anak, room attendant akan memberikan pelampung khusus anak-anak. Colokan listriknya sama dengan di Indonesia, jadi tidak perlu menggunakan konektor.  

Kamar mandinya cukup nyaman dan bersih. Sabun, sampo, dan handuk sudah disediakan, tapi kita perlu membawa sikat dan pasta gigi sendiri. Alat pengering rambut juga tersedia.

Kasurnya sangat nyaman untuk tidur. Kalau sudah ketemu kasur, rasanya susah buat keluar kamar lagi, hehehe. Beberapa kali kami niatnya rehat sejenak di antara aktivitas di kapal, eh jadinya Big A atau Little A malah tidur siang. Little A juga senang setiap kali menyalakan TV, ada film kartun dari Dreamworks. Setelah nonton filmnya bisa langsung meet and greet dengan karakter aslinya, sesuai jadwal yang diadakan.

Setiap kamar punya room attendant atau buttler yang akan membersihkan kamar sehari dua kali. Kamar kami, 6668, room attendant-nya Pak Awit dari Indonesia. Enak kan, kalau mau minta apa-apa bisa pakai bahasa Indonesia aja :D Pak Awit ini sopan, ramah, dan rajin. Room attendant juga yang memastikan setiap penghuni kapal ikut "drill", latihan penyelamatan dalam keadaan darurat. Sebelum kapal berangkat, sekitar jam 4 sore sirine dibunyikan. Semua penghuni harus keluar kapal sesuai dengan nomor titik berkumpul yang ada di seapass card. Setelah berkumpul, kami diberi peragaan cara menggunakan pelampung. Anak-anak diberi gelang sesuai nomor titik kumpul tadi.   

From where I sleep ;)
Tumben Big A mau berpose :p
Little A menikmati pemandangan Langkawi

Foto oleh Nabila Azzahra
Apa yang paling asyik di kamar kami? Jawabnya adalah balkon! Dari balkon, kita bisa melihat kesibukan di pelabuhan, laut lepas, dan pemandangan pulau atau kota ketika kapal akan berlabuh. Tiap pagi bisa melihat matahari terbit, dan sorenya bisa melihat matahari terbenam. Kadang kami juga dihadiahi pelangi yang cantik setelah hujan usai. Kalau menginap di hotel, kami hanya bisa melihat satu view yang sama. Tapi kalau ikut cruise, pemandangannya bisa beda-beda tiap hari.


Rute kapal kami yang berlayar selama 4 malam adalah Singapura - Port Klang (KL) - Langkawi - Singapura. Di hari pertama kami bisa menikmati pemandangan pelabuhan Singapura yang sibuk. Di hari kedua, kami disuguhi pemandangan Port Klang Malaysia yang relatif lebih sepi dan tenang. Hari ketiga pemandangannya super sekali, gugusan pulau di Langkawi.
 
Saya sendiri cukup senang bisa duduk bengong di balkon sambil minum minuman hangat. Melihat air bergerak pelan ditinggalkan kapal yang melaju benar-benar membuat saya rileks. Tidak ada di antara kami berempat yang mabuk laut :D





Ada beberapa pilihan kamar di kapal pesiar Royal Caribbean. Yang paling istimewa adalah suite dengan balkon pribadi, bath tub, dan juga pelayan pribadi. Setingkat di bawahnya adalah kamar dengan balkon. Yang lebih hemat lagi adalah kamar dengan sea view, jendela yang menghadap laut. Pilihan yang paling hemat adalah stateroom interior, yaitu kamar yang menghadap ke dalam kapal. Ada yang mempunyai balkon menghadap ke promenade (semacam Mal di dalam kapal). Keuntungannya, penghuninya bisa melihat parade atau atraksi di promenade, cukup dari dalam kamar.


Tarif stateroom interior sekitar $400 per orang untuk cruise selama 4 malam. Sementara untuk stateroom dengan balkon, harganya sekitar $600 per orang untuk cruise 4 malam. Harga ini sudah termasuk pajak, biaya pelabuhan, tip, makanan, dan hiburan di kapal. Tarif selengkapnya bisa dicek di website www.royalcaribbean.com.

Harga segitu, dibandingkan dengan apa yang didapat (biaya liburan all in), tidaklah begitu mahal. Tahu sendiri kan, harga kamar hotel di Singapura aja semalam nyampai berapa. Benefit lain dari cruising adalah nggak perlu ribet bongkar koper dan cek in pesawat, tapi sudah nyampai ke beberapa destinasi. Keuntungannya mirip dengan liburan naik campervan, hanya saja ini memakai jalur laut.

Balkon yang menghadap promenade

Balkon kamar interior

Budget liburan dengan kapal pesiar atau cruising sudah fullboard, artinya biaya yang kita keluarkan sudah termasuk makanan 3x sehari. Selain cruising, biasanya ada resort yang menawarkan liburan full board juga. Tapi keuntungan naik kapal pesiar, kita tidak hanya makannya saja yang dijamin, tapi juga ada hiburan dan aktivitas seru lainnya yang bisa dicoba. Untuk aktivitas yang cocok dilakukan oleh keluarga akan saya buatkan post tersendiri ya.

Makanan di kapal pesiar Royal Caribbean melimpah ruah. Dijamin tidak akan kelaparan di sini. Kalau memilih leyeh-leyeh di kamar pun, kita bisa pesan room servis, gratis! Biaya hanya dikenakan untuk pemesanan tengah malam.



Untuk sarapan prasmanan seperti di hotel, ada restoran Windjammer. Kalau bisa datang pagi dan langit kebetulan cerah, kita bakal sarapan dengan pemandangan sunrise yang cantik. Meski pilihan makanan berlimpah, saya dan anak-anak ternyata nggak bisa mengubah kebiasaan sarapan favorit kami. Saya tetap sarapan dengan buah potong, salad sayuran, dan kopi. Big A sarapan dengan hash brown dan omelet, sementara Little A dengan roti panggang dioles selai. Alhamdulillah ada susu full cream untuk melengkapi sarapan duo precils.

Selain Windjammer, kita bisa sarapan di restoran ala carte seperti di Rhapsody in Blue atau Top Hat and Tails. Di sini kita harus antre untuk mendapatkan tempat duduk, dan menu sarapannya pun akan disiapkan pelayan. Kita bisa minta dibuatkan bagel salmon atau french toast. Tapi di sini pun saya tetap sarapan dengan granola, buah, dan yoghurt. Yang penting kopinya enak!


Untuk makan siang, kita bisa tetap makan di Windjammer. Menu untuk makan siang tentu berbeda dengan menu sarapan. Atau kalau bosen prasmanan, bisa mencoba beberapa restoran yang berbayar, seperti Johnny Rockets yang menyajikan hamburger atau Giovannis' Table yang merupakan restoran Italia.

Tetap setia sama yang gratisan saja? Bisa mencoba gerai hot dog atau gerai es krim di dekat kolam renang.



Masih lapar di luar jam makan? Ada kafe yang buka 24 jam! Kafe Promenade ini letaknya di 'Mal' di dalam kapal. Menunya makanan ringan seperti sandwich, pizza, puding, cheesecake, cookies, muffin, dan berbagai minuman hangat maupun dingin.

Kalau di kapal pesiar, sudah biasa makannya nggak 3 kali, tapi 5 kali sehari, hehehe.

Buka 24 jam!


Pengalaman makan yang tak terlupakan di kapal pesiar adalah fine dining setiap malam. Setiap penumpang kapal sudah dialokasikan meja tertentu untuk makan malam. Jadwal makan malam kami setiap jam 5.30 sore di restoran Top Hat and Tails. Menunya 3 course, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Setiap hari menunya ganti-ganti. 

Tidak semua makanan di sini halal, jadi untuk yang muslim sila menghindari masakan yang ada pork/ham-nya. Untuk yang ragu makan daging tanpa sertifikat halal, bisa memilih hidangan laut atau vegetarian. Di setiap pilihan menu pasti ada pilihan hidangan vegetarian dan sea food-nya. Salah satu teman dalam rombongan kami vegetarian dan dia asyik-asyik aja, tetap makan enak dan kenyang :)

Rombongan kami berjumlah 12 orang dan duduk di dua meja. Waiter yang melayani kami adalah Xiaolong, dan asistennya adalah Pak I Gede dari Bali. Servis mereka bagus sekali, selalu menjelaskan pilihan makanan ke kami, memastikan kami suka dengan hidangannya, dan minumnya tidak pernah kekurangan. Little A sangat terkesan dengan Xiaolong yang membuatkannya mainan dari serbet. Di malam terakhir, Xiaolong membuatkan topi dari serbet yang cantik banget. Little A berasa seperti princess, hehehe.

Di hari terakhir, ada malam apresiasi untuk seluruh kru yang bertugas di restoran. Mereka melakukan parade dan chef-nya malah menyumbangkan lagu untuk menghibur. Suasananya hangat dan akrab sekali, rasa-rasanya saya tidak ingin kembali ke dunia nyata, hahaha. 


yummy dinner bread roll and appetizer
New Zealand Mussels




Merasakan kemewahan kapal pesiar ini, saya berasa naik Titanic, sayangnya mamas Leonardo-nya nggak ikut ;)

~ The Emak 

Previous post: Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean
Next post: 10 Aktivitas Seru Untuk Keluarga di Kapal Pesiar


Sebelum naik ke kapal pesiar Royal Caribbean, saya deg-deg-an membayangkan bagaimana nanti kalau saya mabuk laut. Maklum lah, nenek moyang saya bukan pelaut. Saya kembali teringat pengalaman ngehe menyeberang selat Bass dari Tasmania, pusing banget terombang-ambing di lautan meski cuma berlayar semalam. Juga pengalaman terakhir kami LOB menyusuri sungai Sekonyer di Tanjung Puting National Park. Kapal kelotoknya sih jalan pelan-pelan, tapi dua hari setelah kembali ke darat, rasanya badan masih terayun-ayun di sungai.

Tapi rasa penasaran saya pada kapal pesiar mengalahkan kecemasan saya. Dan... begitu lihat kamar dan balkonnya, rasa gugup saya langsung lenyap, berganti dengan excitement. Batin saya, "Ini sih hotel terapung bintang lima!"


Our room
Handuk binatang imut, tiap hari ada di kamar


Kita bisa tahu lokasi kapal dari TV di kamar
 
 

Kami berempat mendapatkan dua kamar (stateroom) di deck 6. Untuk keluarga sebenarnya bisa pesan family room untuk berempat, atau connecting room. Kamar standar mempunyai tempat tidur ukuran king, yang bisa dipisah menjadi dua single bed.

Fasilitas kamar kami ini lengkap seperti layaknya kamar hotel di darat. Ada sofa, televisi yang dilengkapi dengan program untuk anak-anak (Dreamworks), ketel listrik, kopi dan teh, minibar, lemari dan tentu saja pelampung. Kalau ada penghuni anak-anak, room attendant akan memberikan pelampung khusus anak-anak. Colokan listriknya sama dengan di Indonesia, jadi tidak perlu menggunakan konektor.  

Kamar mandinya cukup nyaman dan bersih. Sabun, sampo, dan handuk sudah disediakan, tapi kita perlu membawa sikat dan pasta gigi sendiri. Alat pengering rambut juga tersedia.

Kasurnya sangat nyaman untuk tidur. Kalau sudah ketemu kasur, rasanya susah buat keluar kamar lagi, hehehe. Beberapa kali kami niatnya rehat sejenak di antara aktivitas di kapal, eh jadinya Big A atau Little A malah tidur siang. Little A juga senang setiap kali menyalakan TV, ada film kartun dari Dreamworks. Setelah nonton filmnya bisa langsung meet and greet dengan karakter aslinya, sesuai jadwal yang diadakan.

Setiap kamar punya room attendant atau buttler yang akan membersihkan kamar sehari dua kali. Kamar kami, 6668, room attendant-nya Pak Awit dari Indonesia. Enak kan, kalau mau minta apa-apa bisa pakai bahasa Indonesia aja :D Pak Awit ini sopan, ramah, dan rajin. Room attendant juga yang memastikan setiap penghuni kapal ikut "drill", latihan penyelamatan dalam keadaan darurat. Sebelum kapal berangkat, sekitar jam 4 sore sirine dibunyikan. Semua penghuni harus keluar kapal sesuai dengan nomor titik berkumpul yang ada di seapass card. Setelah berkumpul, kami diberi peragaan cara menggunakan pelampung. Anak-anak diberi gelang sesuai nomor titik kumpul tadi.   

From where I sleep ;)
Tumben Big A mau berpose :p
Little A menikmati pemandangan Langkawi

Foto oleh Nabila Azzahra
Apa yang paling asyik di kamar kami? Jawabnya adalah balkon! Dari balkon, kita bisa melihat kesibukan di pelabuhan, laut lepas, dan pemandangan pulau atau kota ketika kapal akan berlabuh. Tiap pagi bisa melihat matahari terbit, dan sorenya bisa melihat matahari terbenam. Kadang kami juga dihadiahi pelangi yang cantik setelah hujan usai. Kalau menginap di hotel, kami hanya bisa melihat satu view yang sama. Tapi kalau ikut cruise, pemandangannya bisa beda-beda tiap hari.


Rute kapal kami yang berlayar selama 4 malam adalah Singapura - Port Klang (KL) - Langkawi - Singapura. Di hari pertama kami bisa menikmati pemandangan pelabuhan Singapura yang sibuk. Di hari kedua, kami disuguhi pemandangan Port Klang Malaysia yang relatif lebih sepi dan tenang. Hari ketiga pemandangannya super sekali, gugusan pulau di Langkawi.
 
Saya sendiri cukup senang bisa duduk bengong di balkon sambil minum minuman hangat. Melihat air bergerak pelan ditinggalkan kapal yang melaju benar-benar membuat saya rileks. Tidak ada di antara kami berempat yang mabuk laut :D





Ada beberapa pilihan kamar di kapal pesiar Royal Caribbean. Yang paling istimewa adalah suite dengan balkon pribadi, bath tub, dan juga pelayan pribadi. Setingkat di bawahnya adalah kamar dengan balkon. Yang lebih hemat lagi adalah kamar dengan sea view, jendela yang menghadap laut. Pilihan yang paling hemat adalah stateroom interior, yaitu kamar yang menghadap ke dalam kapal. Ada yang mempunyai balkon menghadap ke promenade (semacam Mal di dalam kapal). Keuntungannya, penghuninya bisa melihat parade atau atraksi di promenade, cukup dari dalam kamar.


Tarif stateroom interior sekitar $400 per orang untuk cruise selama 4 malam. Sementara untuk stateroom dengan balkon, harganya sekitar $600 per orang untuk cruise 4 malam. Harga ini sudah termasuk pajak, biaya pelabuhan, tip, makanan, dan hiburan di kapal. Tarif selengkapnya bisa dicek di website www.royalcaribbean.com.

Harga segitu, dibandingkan dengan apa yang didapat (biaya liburan all in), tidaklah begitu mahal. Tahu sendiri kan, harga kamar hotel di Singapura aja semalam nyampai berapa. Benefit lain dari cruising adalah nggak perlu ribet bongkar koper dan cek in pesawat, tapi sudah nyampai ke beberapa destinasi. Keuntungannya mirip dengan liburan naik campervan, hanya saja ini memakai jalur laut.

Balkon yang menghadap promenade

Balkon kamar interior

Budget liburan dengan kapal pesiar atau cruising sudah fullboard, artinya biaya yang kita keluarkan sudah termasuk makanan 3x sehari. Selain cruising, biasanya ada resort yang menawarkan liburan full board juga. Tapi keuntungan naik kapal pesiar, kita tidak hanya makannya saja yang dijamin, tapi juga ada hiburan dan aktivitas seru lainnya yang bisa dicoba. Untuk aktivitas yang cocok dilakukan oleh keluarga akan saya buatkan post tersendiri ya.

Makanan di kapal pesiar Royal Caribbean melimpah ruah. Dijamin tidak akan kelaparan di sini. Kalau memilih leyeh-leyeh di kamar pun, kita bisa pesan room servis, gratis! Biaya hanya dikenakan untuk pemesanan tengah malam.



Untuk sarapan prasmanan seperti di hotel, ada restoran Windjammer. Kalau bisa datang pagi dan langit kebetulan cerah, kita bakal sarapan dengan pemandangan sunrise yang cantik. Meski pilihan makanan berlimpah, saya dan anak-anak ternyata nggak bisa mengubah kebiasaan sarapan favorit kami. Saya tetap sarapan dengan buah potong, salad sayuran, dan kopi. Big A sarapan dengan hash brown dan omelet, sementara Little A dengan roti panggang dioles selai. Alhamdulillah ada susu full cream untuk melengkapi sarapan duo precils.

Selain Windjammer, kita bisa sarapan di restoran ala carte seperti di Rhapsody in Blue atau Top Hat and Tails. Di sini kita harus antre untuk mendapatkan tempat duduk, dan menu sarapannya pun akan disiapkan pelayan. Kita bisa minta dibuatkan bagel salmon atau french toast. Tapi di sini pun saya tetap sarapan dengan granola, buah, dan yoghurt. Yang penting kopinya enak!


Untuk makan siang, kita bisa tetap makan di Windjammer. Menu untuk makan siang tentu berbeda dengan menu sarapan. Atau kalau bosen prasmanan, bisa mencoba beberapa restoran yang berbayar, seperti Johnny Rockets yang menyajikan hamburger atau Giovannis' Table yang merupakan restoran Italia.

Tetap setia sama yang gratisan saja? Bisa mencoba gerai hot dog atau gerai es krim di dekat kolam renang.



Masih lapar di luar jam makan? Ada kafe yang buka 24 jam! Kafe Promenade ini letaknya di 'Mal' di dalam kapal. Menunya makanan ringan seperti sandwich, pizza, puding, cheesecake, cookies, muffin, dan berbagai minuman hangat maupun dingin.

Kalau di kapal pesiar, sudah biasa makannya nggak 3 kali, tapi 5 kali sehari, hehehe.

Buka 24 jam!


Pengalaman makan yang tak terlupakan di kapal pesiar adalah fine dining setiap malam. Setiap penumpang kapal sudah dialokasikan meja tertentu untuk makan malam. Jadwal makan malam kami setiap jam 5.30 sore di restoran Top Hat and Tails. Menunya 3 course, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Setiap hari menunya ganti-ganti. 

Tidak semua makanan di sini halal, jadi untuk yang muslim sila menghindari masakan yang ada pork/ham-nya. Untuk yang ragu makan daging tanpa sertifikat halal, bisa memilih hidangan laut atau vegetarian. Di setiap pilihan menu pasti ada pilihan hidangan vegetarian dan sea food-nya. Salah satu teman dalam rombongan kami vegetarian dan dia asyik-asyik aja, tetap makan enak dan kenyang :)

Rombongan kami berjumlah 12 orang dan duduk di dua meja. Waiter yang melayani kami adalah Xiaolong, dan asistennya adalah Pak I Gede dari Bali. Servis mereka bagus sekali, selalu menjelaskan pilihan makanan ke kami, memastikan kami suka dengan hidangannya, dan minumnya tidak pernah kekurangan. Little A sangat terkesan dengan Xiaolong yang membuatkannya mainan dari serbet. Di malam terakhir, Xiaolong membuatkan topi dari serbet yang cantik banget. Little A berasa seperti princess, hehehe.

Di hari terakhir, ada malam apresiasi untuk seluruh kru yang bertugas di restoran. Mereka melakukan parade dan chef-nya malah menyumbangkan lagu untuk menghibur. Suasananya hangat dan akrab sekali, rasa-rasanya saya tidak ingin kembali ke dunia nyata, hahaha. 


yummy dinner bread roll and appetizer
New Zealand Mussels




Merasakan kemewahan kapal pesiar ini, saya berasa naik Titanic, sayangnya mamas Leonardo-nya nggak ikut ;)

~ The Emak 

Previous post: Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean
Next post: 10 Aktivitas Seru Untuk Keluarga di Kapal Pesiar