pelatihan SPSS
PELATIHAN SPSS
Kepada
pengunjung blog yang saya cintai.
Permohonan
maaf yang sebesar-besarnya khususnya pengunjung yang menggunakan
artikel SPSS di blog saya, karena pembahasannya belum
tuntas-setuntas-tuntasnya.
Saya
pahami, bahwa sudah tersedia jasa konsultan tentang pengolahan data
statistik yang juga dapat anda segera mengikuti pelatihannya tapi
karena keterbatasan biaya sehingga saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya karena sudah memanfaatkan artikel yang sudah saya
muat pada blog saya.
Artikel
tentang SPSS saya buah sendiri atas adanya pengalaman keseharian saya
dalam melakukan pengolahan data statistik menggunakan SPSS khususnya
pada penelitian-penelitian kesehatan masyarakat dan sudah banyak dari
teman, dosen dan sahabat telah saya bantu dalam penyelenggaraan
penelitiannya.
Saya
sendiri belajar SPSS secara autodidak (belajar sendiri dan membaca
buku). Proses pembelajaran saya lakukan selama kurang lebih 2 minggu
yang kemudian saya terapkan dalam keseharian menerima pengolahan data
khususnya penelitian kesehatan masyarakat.
Jadi
kawan-kawan, pengunjung atau pun masyarakat luas yang hendak
memperoleh pengetahuan lebih lanjut tentang olah data menggunakan
SPSS, kiranya jangan berhenti untuk tidak mengunjungi blog saya.
Ikuti
perkembangan tentang teknik pengolahan data menggunakan SPSS dan
berikan dukungan dan doa kepada saya agar kiranya diberi kesehatan
dan kemampuan yang lebih untuk dapat menyajikan materi artikel olah
data statistik menggunakan SPSS dengan sebaik-baiknya dan
selengkap-lengkapnya. Jikalau ada dari kawan-kawan pengunjung
sekalian yang punya kritik, saran, trik kiranya dapat dikirim ke
alamat email saya.
Makasih
Wassalam
Tertanda
M.
Joeharno, SKM.,M.Kes
Email
: joeh_com@yahoo.com atau
Email
: mjoeharno@gmail.com
PELATIHAN SPSS
Kepada
pengunjung blog yang saya cintai.
Permohonan
maaf yang sebesar-besarnya khususnya pengunjung yang menggunakan
artikel SPSS di blog saya, karena pembahasannya belum
tuntas-setuntas-tuntasnya.
Saya
pahami, bahwa sudah tersedia jasa konsultan tentang pengolahan data
statistik yang juga dapat anda segera mengikuti pelatihannya tapi
karena keterbatasan biaya sehingga saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya karena sudah memanfaatkan artikel yang sudah saya
muat pada blog saya.
Artikel
tentang SPSS saya buah sendiri atas adanya pengalaman keseharian saya
dalam melakukan pengolahan data statistik menggunakan SPSS khususnya
pada penelitian-penelitian kesehatan masyarakat dan sudah banyak dari
teman, dosen dan sahabat telah saya bantu dalam penyelenggaraan
penelitiannya.
Saya
sendiri belajar SPSS secara autodidak (belajar sendiri dan membaca
buku). Proses pembelajaran saya lakukan selama kurang lebih 2 minggu
yang kemudian saya terapkan dalam keseharian menerima pengolahan data
khususnya penelitian kesehatan masyarakat.
Jadi
kawan-kawan, pengunjung atau pun masyarakat luas yang hendak
memperoleh pengetahuan lebih lanjut tentang olah data menggunakan
SPSS, kiranya jangan berhenti untuk tidak mengunjungi blog saya.
Ikuti
perkembangan tentang teknik pengolahan data menggunakan SPSS dan
berikan dukungan dan doa kepada saya agar kiranya diberi kesehatan
dan kemampuan yang lebih untuk dapat menyajikan materi artikel olah
data statistik menggunakan SPSS dengan sebaik-baiknya dan
selengkap-lengkapnya. Jikalau ada dari kawan-kawan pengunjung
sekalian yang punya kritik, saran, trik kiranya dapat dikirim ke
alamat email saya.
Makasih
Wassalam
Tertanda
M.
Joeharno, SKM.,M.Kes
Email
: joeh_com@yahoo.com atau
Email
: mjoeharno@gmail.com
PELATIHAN SPSS
Kepada
pengunjung blog yang saya cintai.
Permohonan
maaf yang sebesar-besarnya khususnya pengunjung yang menggunakan
artikel SPSS di blog saya, karena pembahasannya belum
tuntas-setuntas-tuntasnya.
Saya
pahami, bahwa sudah tersedia jasa konsultan tentang pengolahan data
statistik yang juga dapat anda segera mengikuti pelatihannya tapi
karena keterbatasan biaya sehingga saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya karena sudah memanfaatkan artikel yang sudah saya
muat pada blog saya.
Artikel
tentang SPSS saya buah sendiri atas adanya pengalaman keseharian saya
dalam melakukan pengolahan data statistik menggunakan SPSS khususnya
pada penelitian-penelitian kesehatan masyarakat dan sudah banyak dari
teman, dosen dan sahabat telah saya bantu dalam penyelenggaraan
penelitiannya.
Saya
sendiri belajar SPSS secara autodidak (belajar sendiri dan membaca
buku). Proses pembelajaran saya lakukan selama kurang lebih 2 minggu
yang kemudian saya terapkan dalam keseharian menerima pengolahan data
khususnya penelitian kesehatan masyarakat.
Jadi
kawan-kawan, pengunjung atau pun masyarakat luas yang hendak
memperoleh pengetahuan lebih lanjut tentang olah data menggunakan
SPSS, kiranya jangan berhenti untuk tidak mengunjungi blog saya.
Ikuti
perkembangan tentang teknik pengolahan data menggunakan SPSS dan
berikan dukungan dan doa kepada saya agar kiranya diberi kesehatan
dan kemampuan yang lebih untuk dapat menyajikan materi artikel olah
data statistik menggunakan SPSS dengan sebaik-baiknya dan
selengkap-lengkapnya. Jikalau ada dari kawan-kawan pengunjung
sekalian yang punya kritik, saran, trik kiranya dapat dikirim ke
alamat email saya.
Makasih
Wassalam
Tertanda
M.
Joeharno, SKM.,M.Kes
Email
: joeh_com@yahoo.com atau
Email
: mjoeharno@gmail.com
Lawan Dokter ! Tuntaskan Malpraktik
Sekiranya memang persoalan profesionalisme bidang kesehatan khususnya dokter tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Tapi apakah kode etik kedokteran Indonesia sudah terlupakan berdasarkan janji sumpah yang telah mereka ikrarkan.
Mungkin banyak mereka yang telah menerima malpraktik baik pada diri pribadinya sendiri maupun dengan anggota keluarganya. Namun karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pelayanan medik kedokteran menyebabkan dirinya sulit untuk membuktikan bahwa diri atau anggota keluarga mereka mengalami malpraktik.
Hal ini memang wajar jika kita masih berpikir picik dengan masyarakat sehingga kita menyatakan bahwa masyarakat masih tabu akan prosedur pelayanan kesehatan. Indonesia layak sudah dijadikan ladang narapidana yang bukan hanya narapidana tahanan tapi narapidana batin, kehormatan, narapidana berdasi dan narapidana intelektual.
Sudah cukup banyak kasus malpraktik khususnya di bidang pelayanan medis kedokteran tapi keseluruhannya masih belum mendapat penanganan dan belum didapatkan penyelesaiannya. Sungguh masyarakat korban malpraktik yang sudah terhina.
Tanya pada dokter yang memeriksa anda. Apakah anda juga bersedia jika diperlakukan sendiri. atau bagi dokter silahkan balikkan pada diri pribadi anda sendiri. Nilai-nilai kehormatan anda sebagai makhluk-Nya sudah menjauhi dari nilai yang terbenak dalam hati kecil anda sebagai manusia.
Harta, kekayaan, ilmu bukanlah segalanya tapi menjadi amanah yang harus anda pertanggung jawabkan nantinya di hari kemudian. Kehidupan dunia hanya bersifat fhana belaka dan sesungguhnya kematian itu ada dan dekat diantara kamu, layaknya kehormatan dan keagungan nama dokter sudah memudar di kalangan masyarakat.
Dalam tulisan ini saya punya solusi tuntas bagi masyarakat untuk tidak lagi terjebak dengan pelayanan medis kedokteran. Bukannya saya mengingkari akan pentingnya dokter sebagai tenaga kesehatan yang mendukung berbagai upaya pelayanan kesehatan. Tapi masyarakat harus sadar bahwa upaya-upaya mewujudkan kesehatan itu sendiri tidak hanya terpaku dengan adanya dokter saja.
Upaya-upaya untuk mewujudkan status kesehatan pada dasarnya di bedakan atas 4 yaitu :
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
Dari 4 upaya-upaya tersebut tenaga medis kedokteran (dokter) berada pada upaya ke 3 yaitu kuratif dengan bentuk tindakan pelayanan berupa pengobatan dan tindakan medis klinis.
Masyarakat khususnya lagi masyarakat Indonesia masih menganggap tabu akan pelayanan pada tingkat 1 dan 2 yaitu promotif dan preventif.
Hal yang perlu dipahami oleh masyarakat bahwa upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang paling dahsyat untuk mewujudkan status kesehatan anda. Mengapa demikian ?
1. Upaya promotif akan menambah pengetahuan anda tentang berbagai upaya untuk menjaga kesehatan anda yang selalu dalam keadaan sehat
2. Upaya preventif akan meningkatkan kemampuan anda untuk tetap menjaga kesehatan anda sehingga dengan kesadaran sendiri menghindari berbagai perilaku yang berdampak pada penurunan status kesehatan anda
Selanjutnya hal yang juga masyarakat harus ketahui adalah konsep terjadinya sakit. Bagaimana itu ?
Sakit didefinisikan oleh banyak ahli dengan keadaan yang tidak sehat yaitu suatu keadaan tidak senang, gangguan, adanya gejala kelainan. Dalam ilmu epidemiologi menyatakan tentang konsep sehat sakit digambarkan dalam bentuk interaksi antara agent sebagai penyebab penyakit, host penjamu dalam hal ini manusia (anda sendiri) dan lingkungan sekitar anda
Sakit terjadi berdasarkan segi tiga epidemiologi tersebut jika :
1. Agent penyebab sakit meningkat sehingga host mudah mengalami sakit. Penyebab terjadinya peningkatan agent penyebab penyakit dapat oleh banyak faktor
2. Terjadinya penurunan daya tahan tubuh dari pejamu dalam hal ini manusia atau anda sendiri yang dapat pula disebabkan oleh banyak faktor sehubungan dengan aktivitas atau perilaku anda sehari-hari
3. Terjadinya perubahan keadaan lingkungan misalnya karena musim penghujan sehingga anda harus waspada terhadap DBD, Malaria, Diare dan lain sebagainya atau karena terjadinya bencana alam atau karena akibat perlaku manusia sendiri sehingga terjadi perubahan lingkungan yang buruk.
Selanjutnya menurut Hendrik L. Bloom, keadaan sehat sakit dipengaruhi oleh 4 faktor :
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan
Faktor perilaku dan lingkungan merupakan hal yang dapat anda tangani secara mandiri. Anda sendiri tidak akan mendapat perlakuan tindakan medis oleh tenaga dokter untuk menangani masalah ini. Tenaga dokter pastinya hanya memberikan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran anda pribadi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga keadaan lingkungan anda yang tetap kondusif yang mendukung kesehatan anda.
Jadi jika anda telah mandiri menangani aspek perilaku dan lingkungan, anda tidak perlu bersusah payah lagi ke pelayanan kesehatan untuk bertemu dokter lagi untuk memperoleh pelayanan medis dari dokter dan lebih parah lagi jika anda sampai menjadi korban malpraktik.
Jika ditinjau dari upaya-upaya yang mewujudkan kehidupan yang sehat pada diri anda, saran penulis kepada masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti bentuk kegiatan pada upaya promotif dan preventif. Jika anda sudah dilakukan semuanya anda tidak perlu repot lagi bertemu dokter yang telah banyak melakukan malpraktik.
Jadi maksud tulisan ini bukannya kita harus melawan dokter dengan mengajaknya berduel secara fisik tapi kita harus merubah perilaku dari dokter untuk sadar akan pentingnya masyarakat sebagai konsumen yang harus di nomor satukan dan diberikan pelayanan yang memuaskan seperti yang dikemukakan dalam Surat Keputusan Menpan No 63 tentang pelayanan prima.
Untuk memperkaya informasi anda tentang hidup sehat, anda tidak harus mendapat perlakuan medis seperti yang dokter lakukan. Masyarakat dapat menghubungi tenaga kesehatan lain selain dokter dan lebih disarankan pada tenaga kesehatan masyarakat dengan gelar kesarjanaan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Tenaga SKM merupakan tenaga kesehatan yang bergerak dalam bidang pelayanan promotif dan preventif jadi tidak ada perlakuan seperti yang diberikan pada tindakan pelayanan medis dokter. Tapi mereka akan memberi informasi kepada anda untuk meningkatkan kesadaran anda tentang pentingnya hidup sehat yang menunjang produktifitas anda, keluarga dan orang sekitar anda.
Tenaga SKM akan menjadi media konsultasi anda untuk mewujudkan perilaku hidup sehat anda yang lebih optimal yang menunjang produktifitas anda dalam melaksanakan aktivitas keseharian termasuk aktifitas keprofesian anda. Meskipun tenaga SKM masih belum menjadi tenaga yang dikatakan profesionalisme karena belum mendapat pengakuan dalam aspek keprofesian tapi masyarakat tidak perlu ragu dengan berbagai upaya yang akan mereka lakukan. Karena perlakuan yang dilaksanakan tidak ada unsur perlakuan seperti halnya yang dilakukan dalam bidang medis kedokteran.
Masyarakat harus belajar menghargai diri sendiri khususnya mensyukuri nikmat kesehatan yang telah diberikan Tuhan kepada anda. Hal yang mendasar juga anda perlu pahami bahwa dalam ajaran Islam, sakit merupakan ujian yang diberikan kepada Allah SWT kepada umat manusia yang sesungguhnya untuk menguji tingkat keimanan dan ketakwaan manusia. Olehnya itu, sakit datang oleh-Nya dan sembuh dari sakit atas kehendak-Nya.
Sekiranya memang persoalan profesionalisme bidang kesehatan khususnya dokter tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Tapi apakah kode etik kedokteran Indonesia sudah terlupakan berdasarkan janji sumpah yang telah mereka ikrarkan.
Mungkin banyak mereka yang telah menerima malpraktik baik pada diri pribadinya sendiri maupun dengan anggota keluarganya. Namun karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pelayanan medik kedokteran menyebabkan dirinya sulit untuk membuktikan bahwa diri atau anggota keluarga mereka mengalami malpraktik.
Hal ini memang wajar jika kita masih berpikir picik dengan masyarakat sehingga kita menyatakan bahwa masyarakat masih tabu akan prosedur pelayanan kesehatan. Indonesia layak sudah dijadikan ladang narapidana yang bukan hanya narapidana tahanan tapi narapidana batin, kehormatan, narapidana berdasi dan narapidana intelektual.
Sudah cukup banyak kasus malpraktik khususnya di bidang pelayanan medis kedokteran tapi keseluruhannya masih belum mendapat penanganan dan belum didapatkan penyelesaiannya. Sungguh masyarakat korban malpraktik yang sudah terhina.
Tanya pada dokter yang memeriksa anda. Apakah anda juga bersedia jika diperlakukan sendiri. atau bagi dokter silahkan balikkan pada diri pribadi anda sendiri. Nilai-nilai kehormatan anda sebagai makhluk-Nya sudah menjauhi dari nilai yang terbenak dalam hati kecil anda sebagai manusia.
Harta, kekayaan, ilmu bukanlah segalanya tapi menjadi amanah yang harus anda pertanggung jawabkan nantinya di hari kemudian. Kehidupan dunia hanya bersifat fhana belaka dan sesungguhnya kematian itu ada dan dekat diantara kamu, layaknya kehormatan dan keagungan nama dokter sudah memudar di kalangan masyarakat.
Dalam tulisan ini saya punya solusi tuntas bagi masyarakat untuk tidak lagi terjebak dengan pelayanan medis kedokteran. Bukannya saya mengingkari akan pentingnya dokter sebagai tenaga kesehatan yang mendukung berbagai upaya pelayanan kesehatan. Tapi masyarakat harus sadar bahwa upaya-upaya mewujudkan kesehatan itu sendiri tidak hanya terpaku dengan adanya dokter saja.
Upaya-upaya untuk mewujudkan status kesehatan pada dasarnya di bedakan atas 4 yaitu :
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
Dari 4 upaya-upaya tersebut tenaga medis kedokteran (dokter) berada pada upaya ke 3 yaitu kuratif dengan bentuk tindakan pelayanan berupa pengobatan dan tindakan medis klinis.
Masyarakat khususnya lagi masyarakat Indonesia masih menganggap tabu akan pelayanan pada tingkat 1 dan 2 yaitu promotif dan preventif.
Hal yang perlu dipahami oleh masyarakat bahwa upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang paling dahsyat untuk mewujudkan status kesehatan anda. Mengapa demikian ?
1. Upaya promotif akan menambah pengetahuan anda tentang berbagai upaya untuk menjaga kesehatan anda yang selalu dalam keadaan sehat
2. Upaya preventif akan meningkatkan kemampuan anda untuk tetap menjaga kesehatan anda sehingga dengan kesadaran sendiri menghindari berbagai perilaku yang berdampak pada penurunan status kesehatan anda
Selanjutnya hal yang juga masyarakat harus ketahui adalah konsep terjadinya sakit. Bagaimana itu ?
Sakit didefinisikan oleh banyak ahli dengan keadaan yang tidak sehat yaitu suatu keadaan tidak senang, gangguan, adanya gejala kelainan. Dalam ilmu epidemiologi menyatakan tentang konsep sehat sakit digambarkan dalam bentuk interaksi antara agent sebagai penyebab penyakit, host penjamu dalam hal ini manusia (anda sendiri) dan lingkungan sekitar anda
Sakit terjadi berdasarkan segi tiga epidemiologi tersebut jika :
1. Agent penyebab sakit meningkat sehingga host mudah mengalami sakit. Penyebab terjadinya peningkatan agent penyebab penyakit dapat oleh banyak faktor
2. Terjadinya penurunan daya tahan tubuh dari pejamu dalam hal ini manusia atau anda sendiri yang dapat pula disebabkan oleh banyak faktor sehubungan dengan aktivitas atau perilaku anda sehari-hari
3. Terjadinya perubahan keadaan lingkungan misalnya karena musim penghujan sehingga anda harus waspada terhadap DBD, Malaria, Diare dan lain sebagainya atau karena terjadinya bencana alam atau karena akibat perlaku manusia sendiri sehingga terjadi perubahan lingkungan yang buruk.
Selanjutnya menurut Hendrik L. Bloom, keadaan sehat sakit dipengaruhi oleh 4 faktor :
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan
Faktor perilaku dan lingkungan merupakan hal yang dapat anda tangani secara mandiri. Anda sendiri tidak akan mendapat perlakuan tindakan medis oleh tenaga dokter untuk menangani masalah ini. Tenaga dokter pastinya hanya memberikan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran anda pribadi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga keadaan lingkungan anda yang tetap kondusif yang mendukung kesehatan anda.
Jadi jika anda telah mandiri menangani aspek perilaku dan lingkungan, anda tidak perlu bersusah payah lagi ke pelayanan kesehatan untuk bertemu dokter lagi untuk memperoleh pelayanan medis dari dokter dan lebih parah lagi jika anda sampai menjadi korban malpraktik.
Jika ditinjau dari upaya-upaya yang mewujudkan kehidupan yang sehat pada diri anda, saran penulis kepada masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti bentuk kegiatan pada upaya promotif dan preventif. Jika anda sudah dilakukan semuanya anda tidak perlu repot lagi bertemu dokter yang telah banyak melakukan malpraktik.
Jadi maksud tulisan ini bukannya kita harus melawan dokter dengan mengajaknya berduel secara fisik tapi kita harus merubah perilaku dari dokter untuk sadar akan pentingnya masyarakat sebagai konsumen yang harus di nomor satukan dan diberikan pelayanan yang memuaskan seperti yang dikemukakan dalam Surat Keputusan Menpan No 63 tentang pelayanan prima.
Untuk memperkaya informasi anda tentang hidup sehat, anda tidak harus mendapat perlakuan medis seperti yang dokter lakukan. Masyarakat dapat menghubungi tenaga kesehatan lain selain dokter dan lebih disarankan pada tenaga kesehatan masyarakat dengan gelar kesarjanaan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Tenaga SKM merupakan tenaga kesehatan yang bergerak dalam bidang pelayanan promotif dan preventif jadi tidak ada perlakuan seperti yang diberikan pada tindakan pelayanan medis dokter. Tapi mereka akan memberi informasi kepada anda untuk meningkatkan kesadaran anda tentang pentingnya hidup sehat yang menunjang produktifitas anda, keluarga dan orang sekitar anda.
Tenaga SKM akan menjadi media konsultasi anda untuk mewujudkan perilaku hidup sehat anda yang lebih optimal yang menunjang produktifitas anda dalam melaksanakan aktivitas keseharian termasuk aktifitas keprofesian anda. Meskipun tenaga SKM masih belum menjadi tenaga yang dikatakan profesionalisme karena belum mendapat pengakuan dalam aspek keprofesian tapi masyarakat tidak perlu ragu dengan berbagai upaya yang akan mereka lakukan. Karena perlakuan yang dilaksanakan tidak ada unsur perlakuan seperti halnya yang dilakukan dalam bidang medis kedokteran.
Masyarakat harus belajar menghargai diri sendiri khususnya mensyukuri nikmat kesehatan yang telah diberikan Tuhan kepada anda. Hal yang mendasar juga anda perlu pahami bahwa dalam ajaran Islam, sakit merupakan ujian yang diberikan kepada Allah SWT kepada umat manusia yang sesungguhnya untuk menguji tingkat keimanan dan ketakwaan manusia. Olehnya itu, sakit datang oleh-Nya dan sembuh dari sakit atas kehendak-Nya.
Sekiranya memang persoalan profesionalisme bidang kesehatan khususnya dokter tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Tapi apakah kode etik kedokteran Indonesia sudah terlupakan berdasarkan janji sumpah yang telah mereka ikrarkan.
Mungkin banyak mereka yang telah menerima malpraktik baik pada diri pribadinya sendiri maupun dengan anggota keluarganya. Namun karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pelayanan medik kedokteran menyebabkan dirinya sulit untuk membuktikan bahwa diri atau anggota keluarga mereka mengalami malpraktik.
Hal ini memang wajar jika kita masih berpikir picik dengan masyarakat sehingga kita menyatakan bahwa masyarakat masih tabu akan prosedur pelayanan kesehatan. Indonesia layak sudah dijadikan ladang narapidana yang bukan hanya narapidana tahanan tapi narapidana batin, kehormatan, narapidana berdasi dan narapidana intelektual.
Sudah cukup banyak kasus malpraktik khususnya di bidang pelayanan medis kedokteran tapi keseluruhannya masih belum mendapat penanganan dan belum didapatkan penyelesaiannya. Sungguh masyarakat korban malpraktik yang sudah terhina.
Tanya pada dokter yang memeriksa anda. Apakah anda juga bersedia jika diperlakukan sendiri. atau bagi dokter silahkan balikkan pada diri pribadi anda sendiri. Nilai-nilai kehormatan anda sebagai makhluk-Nya sudah menjauhi dari nilai yang terbenak dalam hati kecil anda sebagai manusia.
Harta, kekayaan, ilmu bukanlah segalanya tapi menjadi amanah yang harus anda pertanggung jawabkan nantinya di hari kemudian. Kehidupan dunia hanya bersifat fhana belaka dan sesungguhnya kematian itu ada dan dekat diantara kamu, layaknya kehormatan dan keagungan nama dokter sudah memudar di kalangan masyarakat.
Dalam tulisan ini saya punya solusi tuntas bagi masyarakat untuk tidak lagi terjebak dengan pelayanan medis kedokteran. Bukannya saya mengingkari akan pentingnya dokter sebagai tenaga kesehatan yang mendukung berbagai upaya pelayanan kesehatan. Tapi masyarakat harus sadar bahwa upaya-upaya mewujudkan kesehatan itu sendiri tidak hanya terpaku dengan adanya dokter saja.
Upaya-upaya untuk mewujudkan status kesehatan pada dasarnya di bedakan atas 4 yaitu :
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
Dari 4 upaya-upaya tersebut tenaga medis kedokteran (dokter) berada pada upaya ke 3 yaitu kuratif dengan bentuk tindakan pelayanan berupa pengobatan dan tindakan medis klinis.
Masyarakat khususnya lagi masyarakat Indonesia masih menganggap tabu akan pelayanan pada tingkat 1 dan 2 yaitu promotif dan preventif.
Hal yang perlu dipahami oleh masyarakat bahwa upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang paling dahsyat untuk mewujudkan status kesehatan anda. Mengapa demikian ?
1. Upaya promotif akan menambah pengetahuan anda tentang berbagai upaya untuk menjaga kesehatan anda yang selalu dalam keadaan sehat
2. Upaya preventif akan meningkatkan kemampuan anda untuk tetap menjaga kesehatan anda sehingga dengan kesadaran sendiri menghindari berbagai perilaku yang berdampak pada penurunan status kesehatan anda
Selanjutnya hal yang juga masyarakat harus ketahui adalah konsep terjadinya sakit. Bagaimana itu ?
Sakit didefinisikan oleh banyak ahli dengan keadaan yang tidak sehat yaitu suatu keadaan tidak senang, gangguan, adanya gejala kelainan. Dalam ilmu epidemiologi menyatakan tentang konsep sehat sakit digambarkan dalam bentuk interaksi antara agent sebagai penyebab penyakit, host penjamu dalam hal ini manusia (anda sendiri) dan lingkungan sekitar anda
Sakit terjadi berdasarkan segi tiga epidemiologi tersebut jika :
1. Agent penyebab sakit meningkat sehingga host mudah mengalami sakit. Penyebab terjadinya peningkatan agent penyebab penyakit dapat oleh banyak faktor
2. Terjadinya penurunan daya tahan tubuh dari pejamu dalam hal ini manusia atau anda sendiri yang dapat pula disebabkan oleh banyak faktor sehubungan dengan aktivitas atau perilaku anda sehari-hari
3. Terjadinya perubahan keadaan lingkungan misalnya karena musim penghujan sehingga anda harus waspada terhadap DBD, Malaria, Diare dan lain sebagainya atau karena terjadinya bencana alam atau karena akibat perlaku manusia sendiri sehingga terjadi perubahan lingkungan yang buruk.
Selanjutnya menurut Hendrik L. Bloom, keadaan sehat sakit dipengaruhi oleh 4 faktor :
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan
Faktor perilaku dan lingkungan merupakan hal yang dapat anda tangani secara mandiri. Anda sendiri tidak akan mendapat perlakuan tindakan medis oleh tenaga dokter untuk menangani masalah ini. Tenaga dokter pastinya hanya memberikan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran anda pribadi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga keadaan lingkungan anda yang tetap kondusif yang mendukung kesehatan anda.
Jadi jika anda telah mandiri menangani aspek perilaku dan lingkungan, anda tidak perlu bersusah payah lagi ke pelayanan kesehatan untuk bertemu dokter lagi untuk memperoleh pelayanan medis dari dokter dan lebih parah lagi jika anda sampai menjadi korban malpraktik.
Jika ditinjau dari upaya-upaya yang mewujudkan kehidupan yang sehat pada diri anda, saran penulis kepada masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti bentuk kegiatan pada upaya promotif dan preventif. Jika anda sudah dilakukan semuanya anda tidak perlu repot lagi bertemu dokter yang telah banyak melakukan malpraktik.
Jadi maksud tulisan ini bukannya kita harus melawan dokter dengan mengajaknya berduel secara fisik tapi kita harus merubah perilaku dari dokter untuk sadar akan pentingnya masyarakat sebagai konsumen yang harus di nomor satukan dan diberikan pelayanan yang memuaskan seperti yang dikemukakan dalam Surat Keputusan Menpan No 63 tentang pelayanan prima.
Untuk memperkaya informasi anda tentang hidup sehat, anda tidak harus mendapat perlakuan medis seperti yang dokter lakukan. Masyarakat dapat menghubungi tenaga kesehatan lain selain dokter dan lebih disarankan pada tenaga kesehatan masyarakat dengan gelar kesarjanaan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Tenaga SKM merupakan tenaga kesehatan yang bergerak dalam bidang pelayanan promotif dan preventif jadi tidak ada perlakuan seperti yang diberikan pada tindakan pelayanan medis dokter. Tapi mereka akan memberi informasi kepada anda untuk meningkatkan kesadaran anda tentang pentingnya hidup sehat yang menunjang produktifitas anda, keluarga dan orang sekitar anda.
Tenaga SKM akan menjadi media konsultasi anda untuk mewujudkan perilaku hidup sehat anda yang lebih optimal yang menunjang produktifitas anda dalam melaksanakan aktivitas keseharian termasuk aktifitas keprofesian anda. Meskipun tenaga SKM masih belum menjadi tenaga yang dikatakan profesionalisme karena belum mendapat pengakuan dalam aspek keprofesian tapi masyarakat tidak perlu ragu dengan berbagai upaya yang akan mereka lakukan. Karena perlakuan yang dilaksanakan tidak ada unsur perlakuan seperti halnya yang dilakukan dalam bidang medis kedokteran.
Masyarakat harus belajar menghargai diri sendiri khususnya mensyukuri nikmat kesehatan yang telah diberikan Tuhan kepada anda. Hal yang mendasar juga anda perlu pahami bahwa dalam ajaran Islam, sakit merupakan ujian yang diberikan kepada Allah SWT kepada umat manusia yang sesungguhnya untuk menguji tingkat keimanan dan ketakwaan manusia. Olehnya itu, sakit datang oleh-Nya dan sembuh dari sakit atas kehendak-Nya.
Belajar SPSS
Assalaamu Alaikum Wr. Wb.
Kepada pengunjung webblog yang terhormat yang telah membaca berbagai tulisan saya seputar penggunaan SPSS 15, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih karena telah memanfaatkan artikel blog tersebut.
Namun karena keterbatasan secara pribadi, mungkin informasi yang dimuat dalam blog saya masih kurang memuaskan anda belum lagi keterbatasan fasilitas dan keilmuan tentang browsing yang saya miliki merupakan kendala yang dihadapi sehingga berbagai prinsip dasar dalam penggunaan SPSS 15 tidak dapat saya muat dalam artikel saya.
Namun dengan kerendahan hati saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan informasi kepada kaum blogger meskipun dibawah naungan ketidakmampuan tersebut.
Beberapa informasi tentang penggunaan SPSS 15 saya sadari masih kurang dan belum rampung secara keseluruhan. Namun bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan SPSS 15 kiranya dapat mengikuti berbagai pelatihan sehubungan dengan hal tersebut. Dan jika kehendak pengunjung meminta, dengan segala upaya saya bisa berpartisipasi sebagai mentor dalam program pelatihan tersebut.
Keterbatasan yang saya hadapi adalah akses internet yang masih rumit maklum saya berada dilokasi Makassar yang hanya menggunakan jasa warnet dan belum memiliki basis jaringan website sendiri yang lagi-lagi karena keterbatasan finansial, sehingga menyulitkan saya untuk mengupload berbagai gambar pendukung untuk memperjelas materi yang disampaikan.
Sekali lagi saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kiranya bagi pengunjung yang berkehendak mengadakan pelatihan tentang pengoperasian SPSS 15 dalam pengolahan data statistik saya bersedia untuk dipanggil sebagai pemateri, konselor, mentor, ataupun fasilitator bagi rekan-rekan sekalian.
Terima kasih atas perhatian, kritik dan saran yang diberikan kepada saya selaku penulis di komunitas blogger.
Wassalaam.
Tertanda
M. Joeharno, SKM
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Assalaamu Alaikum Wr. Wb.
Kepada pengunjung webblog yang terhormat yang telah membaca berbagai tulisan saya seputar penggunaan SPSS 15, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih karena telah memanfaatkan artikel blog tersebut.
Namun karena keterbatasan secara pribadi, mungkin informasi yang dimuat dalam blog saya masih kurang memuaskan anda belum lagi keterbatasan fasilitas dan keilmuan tentang browsing yang saya miliki merupakan kendala yang dihadapi sehingga berbagai prinsip dasar dalam penggunaan SPSS 15 tidak dapat saya muat dalam artikel saya.
Namun dengan kerendahan hati saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan informasi kepada kaum blogger meskipun dibawah naungan ketidakmampuan tersebut.
Beberapa informasi tentang penggunaan SPSS 15 saya sadari masih kurang dan belum rampung secara keseluruhan. Namun bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan SPSS 15 kiranya dapat mengikuti berbagai pelatihan sehubungan dengan hal tersebut. Dan jika kehendak pengunjung meminta, dengan segala upaya saya bisa berpartisipasi sebagai mentor dalam program pelatihan tersebut.
Keterbatasan yang saya hadapi adalah akses internet yang masih rumit maklum saya berada dilokasi Makassar yang hanya menggunakan jasa warnet dan belum memiliki basis jaringan website sendiri yang lagi-lagi karena keterbatasan finansial, sehingga menyulitkan saya untuk mengupload berbagai gambar pendukung untuk memperjelas materi yang disampaikan.
Sekali lagi saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kiranya bagi pengunjung yang berkehendak mengadakan pelatihan tentang pengoperasian SPSS 15 dalam pengolahan data statistik saya bersedia untuk dipanggil sebagai pemateri, konselor, mentor, ataupun fasilitator bagi rekan-rekan sekalian.
Terima kasih atas perhatian, kritik dan saran yang diberikan kepada saya selaku penulis di komunitas blogger.
Wassalaam.
Tertanda
M. Joeharno, SKM
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Assalaamu Alaikum Wr. Wb.
Kepada pengunjung webblog yang terhormat yang telah membaca berbagai tulisan saya seputar penggunaan SPSS 15, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih karena telah memanfaatkan artikel blog tersebut.
Namun karena keterbatasan secara pribadi, mungkin informasi yang dimuat dalam blog saya masih kurang memuaskan anda belum lagi keterbatasan fasilitas dan keilmuan tentang browsing yang saya miliki merupakan kendala yang dihadapi sehingga berbagai prinsip dasar dalam penggunaan SPSS 15 tidak dapat saya muat dalam artikel saya.
Namun dengan kerendahan hati saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan informasi kepada kaum blogger meskipun dibawah naungan ketidakmampuan tersebut.
Beberapa informasi tentang penggunaan SPSS 15 saya sadari masih kurang dan belum rampung secara keseluruhan. Namun bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan SPSS 15 kiranya dapat mengikuti berbagai pelatihan sehubungan dengan hal tersebut. Dan jika kehendak pengunjung meminta, dengan segala upaya saya bisa berpartisipasi sebagai mentor dalam program pelatihan tersebut.
Keterbatasan yang saya hadapi adalah akses internet yang masih rumit maklum saya berada dilokasi Makassar yang hanya menggunakan jasa warnet dan belum memiliki basis jaringan website sendiri yang lagi-lagi karena keterbatasan finansial, sehingga menyulitkan saya untuk mengupload berbagai gambar pendukung untuk memperjelas materi yang disampaikan.
Sekali lagi saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kiranya bagi pengunjung yang berkehendak mengadakan pelatihan tentang pengoperasian SPSS 15 dalam pengolahan data statistik saya bersedia untuk dipanggil sebagai pemateri, konselor, mentor, ataupun fasilitator bagi rekan-rekan sekalian.
Terima kasih atas perhatian, kritik dan saran yang diberikan kepada saya selaku penulis di komunitas blogger.
Wassalaam.
Tertanda
M. Joeharno, SKM
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
- Latar Belakang
- Rumusan masalah
- Apakah umur ibu menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah jarak kehamilan menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah paritas ibu menjadi faktor risko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah kadar Hb menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah pemeriksaan kehamilan/ANC menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Tujuan penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
- Untuk mengetahui umur ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui jarak kehamilan sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui paritas ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui kadar Hb sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006
- Untuk mengetahui pemeriksaan kehamilan/ANC sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-fatah Ambon tahun 2006.
- Manfaat Penelitian
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
- Tinjauan umum tentang bayi berat lahir rendah
- Pengertian bayi dengan berat badan lahir rendah
- Karakteristik bayi berat lahir rendah
- Upaya mencegah terjadinya persalinan prematuritas atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Tinjauan umum tentang umur ibu
- Tinjauan Umum Tentang Jarak Kelahiran
- Tinjauan umum tentang paritas ibu
- Tinjauan umum tentang pemeriksaan kehamilan/ANC
- Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Pola Variabel Yang Diteliti
- Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
- Berat badan lahir
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Kadar Hb Ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Jarak Kelahiran Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Kadar Haemoglobin Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Terhadap Kejadian BBLR
- Kesimpulan
- Paritas merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan paritas lebih dari 3 anak berrisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Jarak kelahiran merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan jarak antara kelahiran <>
- Kadar Haemoglobin merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan kadar haemoglobin dalam darah yang kurang dari 11 g/dl berrisiko 2,2 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Pemanfaatan pelayanan ANC merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu yang kurang memanfaatkan pelayanan ANC dengan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap minimal 4 kali berrisiko 5 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Saran
- Perlunya peningkatan pembinaan kepada masyarakat tentang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga yang tidak hanya melibatkan ibu namun dengan adanya dukungan dari suami sehingga perwujudan masyarakat sehat dapat dicapai secara optimal.
- Perlunya pemberian informasi secara aktual kepada ibu dan suami untuk mengatur jarak kelahiran dalam rangka mencegah timbulnya berbagai dampak kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan.
- Perlunya pula peningkatan kesadaran dari ibu tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan pada masa kehamilan yang dilakukan secara lengkap melalui pemberian informasi akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka kontrol kesehatan ibu dan bayi pada masa kehamilan
- Adanya pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat pada ibu khususnya pada masa kehamilan dengan penerapan pola makan teratur dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi yang dikandungnya yang juga merupakan unsur pendukung pencapaian status kesehatan yang optimal baik ibu maupun bayi yang dikandungnya.
- Latar Belakang
- Rumusan masalah
- Apakah umur ibu menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah jarak kehamilan menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah paritas ibu menjadi faktor risko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah kadar Hb menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah pemeriksaan kehamilan/ANC menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Tujuan penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
- Untuk mengetahui umur ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui jarak kehamilan sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui paritas ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui kadar Hb sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006
- Untuk mengetahui pemeriksaan kehamilan/ANC sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-fatah Ambon tahun 2006.
- Manfaat Penelitian
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
- Tinjauan umum tentang bayi berat lahir rendah
- Pengertian bayi dengan berat badan lahir rendah
- Karakteristik bayi berat lahir rendah
- Upaya mencegah terjadinya persalinan prematuritas atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Tinjauan umum tentang umur ibu
- Tinjauan Umum Tentang Jarak Kelahiran
- Tinjauan umum tentang paritas ibu
- Tinjauan umum tentang pemeriksaan kehamilan/ANC
- Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Pola Variabel Yang Diteliti
- Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
- Berat badan lahir
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Kadar Hb Ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Jarak Kelahiran Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Kadar Haemoglobin Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Terhadap Kejadian BBLR
- Kesimpulan
- Paritas merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan paritas lebih dari 3 anak berrisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Jarak kelahiran merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan jarak antara kelahiran <>
- Kadar Haemoglobin merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan kadar haemoglobin dalam darah yang kurang dari 11 g/dl berrisiko 2,2 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Pemanfaatan pelayanan ANC merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu yang kurang memanfaatkan pelayanan ANC dengan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap minimal 4 kali berrisiko 5 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Saran
- Perlunya peningkatan pembinaan kepada masyarakat tentang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga yang tidak hanya melibatkan ibu namun dengan adanya dukungan dari suami sehingga perwujudan masyarakat sehat dapat dicapai secara optimal.
- Perlunya pemberian informasi secara aktual kepada ibu dan suami untuk mengatur jarak kelahiran dalam rangka mencegah timbulnya berbagai dampak kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan.
- Perlunya pula peningkatan kesadaran dari ibu tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan pada masa kehamilan yang dilakukan secara lengkap melalui pemberian informasi akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka kontrol kesehatan ibu dan bayi pada masa kehamilan
- Adanya pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat pada ibu khususnya pada masa kehamilan dengan penerapan pola makan teratur dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi yang dikandungnya yang juga merupakan unsur pendukung pencapaian status kesehatan yang optimal baik ibu maupun bayi yang dikandungnya.
- Latar Belakang
- Rumusan masalah
- Apakah umur ibu menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah jarak kehamilan menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah paritas ibu menjadi faktor risko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah kadar Hb menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Apakah pemeriksaan kehamilan/ANC menjadi faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006 ?
- Tujuan penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
- Untuk mengetahui umur ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui jarak kehamilan sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui paritas ibu sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006.
- Untuk mengetahui kadar Hb sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-Fatah Ambon tahun 2006
- Untuk mengetahui pemeriksaan kehamilan/ANC sebagai faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah di RS Al-fatah Ambon tahun 2006.
- Manfaat Penelitian
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
- Tinjauan umum tentang bayi berat lahir rendah
- Pengertian bayi dengan berat badan lahir rendah
- Karakteristik bayi berat lahir rendah
- Upaya mencegah terjadinya persalinan prematuritas atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Tinjauan umum tentang umur ibu
- Tinjauan Umum Tentang Jarak Kelahiran
- Tinjauan umum tentang paritas ibu
- Tinjauan umum tentang pemeriksaan kehamilan/ANC
- Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Pola Variabel Yang Diteliti
- Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
- Berat badan lahir
- Umur ibu
- Jarak kelahiran
- Paritas ibu
- Kadar Hb Ibu
- Pemeriksaan kehamilan/ANC
- Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Jarak Kelahiran Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Kadar Haemoglobin Terhadap Kejadian BBLR
- Analisis Faktor Risiko Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Terhadap Kejadian BBLR
- Kesimpulan
- Paritas merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan paritas lebih dari 3 anak berrisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Jarak kelahiran merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan jarak antara kelahiran <>
- Kadar Haemoglobin merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan kadar haemoglobin dalam darah yang kurang dari 11 g/dl berrisiko 2,2 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Pemanfaatan pelayanan ANC merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu yang kurang memanfaatkan pelayanan ANC dengan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap minimal 4 kali berrisiko 5 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
- Saran
- Perlunya peningkatan pembinaan kepada masyarakat tentang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga yang tidak hanya melibatkan ibu namun dengan adanya dukungan dari suami sehingga perwujudan masyarakat sehat dapat dicapai secara optimal.
- Perlunya pemberian informasi secara aktual kepada ibu dan suami untuk mengatur jarak kelahiran dalam rangka mencegah timbulnya berbagai dampak kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan.
- Perlunya pula peningkatan kesadaran dari ibu tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan pada masa kehamilan yang dilakukan secara lengkap melalui pemberian informasi akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka kontrol kesehatan ibu dan bayi pada masa kehamilan
- Adanya pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat pada ibu khususnya pada masa kehamilan dengan penerapan pola makan teratur dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi yang dikandungnya yang juga merupakan unsur pendukung pencapaian status kesehatan yang optimal baik ibu maupun bayi yang dikandungnya.
Kinerja Kader Posyandu
Skripsi
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POMPANUA KECAMATAN AJANGALE
KABUPATEN BONE TAHUN 2006
Oleh
Sahrul, SKM
ABSTRAK
“Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006”
xiii + 14 tabel + 82 halaman + 7 lampiran
Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya bidang kesehatan. Masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi didalam sebuah komunitas masyarakat tidak terlepas dari peranan yang dilakukan kader disebuah posyandu. Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan, pelatihan, pekerjaan, status perkawinan dan motivasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan tujuan penyelenggaraan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pompanua. Besar sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 49 kader posyandu dengan penentuan besar sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data variabel penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for windows versi 12.0 yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dari variabel penelitian dan tabel silang antara variabel dependen dan independen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian. Analisis data penelitian dengan menggunakan analisis Chi Square Test dengan memperhitungkan nilai probabilitas (p value) dengan interpretasi p value < α = 0,05 sehingga Ho ditolak.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan pengetahuan, pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja kader posyandu sehingga kader dengan pengetahuan yang cukup, pelatihan cukup dan memperoleh motivasi yang cukup memiliki kinerja yang cukup dan tidak terdapat hubungan status kerja dan status perkawinan dengan kinerja kader posyandu sehingga jenis kerja yang dilakukan kader dan kader dengan status kawin tidak mempengaruhi kader untuk tetap aktif dalam berbagai kegiatan posyandu.
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah dalam rangka peningkatan keaktifan kader sebagai wujud kinerja kader terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu, peningkatan pemahaman dan pengetahuan perlu menjadi bahan pertimbangan yang dapat dilaksanakan melalui pemberian informasi yang cukup kepada kader atau dengan menyelenggarakan pelatihan kepada kader yang bersangkutan dan pemberian imbalan sebagai wujud motivator sudah merupakan kebutuhan kader mengingat semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat sehingga dalam rangka peningkatan keaktifan kader, aspek ini perlu mendapat perhatian dikarenakana setiap aktivitas memerlukan suatu bentuk penghargaan pada aktivitas kerja yang dilaksanakan.
Daftar pustaka : 32 (1979 – 2004)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 6
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Geografi 9
Keadaan Demografi 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kinerja 11
B. Tinjauan Umum Kader 14
C. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 18
D. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 26
BAB IV KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti 41
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti 46
C. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 47
D. Hipotesis Penelitian 49
BAB V METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 50
B. Populasi dan Sampel 50
C. Pengumpulan Data 51
D. Pengolahan dan Penyajian Data 51
E. Analisis Data 52
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 53
Pembahasan 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 81
Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. | Judul | Halaman |
2.1 | Distribusi Penduduk Menurut Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Ajangale Tahun 2005 |
10 |
6.1 | Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
54 |
6.2 | Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten BoneTahun 2006 |
55 |
6.3 | Distribusi Responden Berdasarkan Ikatan Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
55 |
6.4 | Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.5 | Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.6 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.7 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.8 | Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.9 | Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.10 | Hubungan Pengetahuan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
59 |
6.11 | Hubungan Pelatihan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
60 |
6.12 | Hubungan Status Kerja dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
61 |
6.13 | Hubungan Status Kawin dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
62 |
6.14 | Hubungan Status Pekerjaan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
63 |
Dokument lengkap dapat menghubungi
Rhano
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Skripsi
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POMPANUA KECAMATAN AJANGALE
KABUPATEN BONE TAHUN 2006
Oleh
Sahrul, SKM
ABSTRAK
“Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006”
xiii + 14 tabel + 82 halaman + 7 lampiran
Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya bidang kesehatan. Masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi didalam sebuah komunitas masyarakat tidak terlepas dari peranan yang dilakukan kader disebuah posyandu. Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan, pelatihan, pekerjaan, status perkawinan dan motivasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan tujuan penyelenggaraan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pompanua. Besar sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 49 kader posyandu dengan penentuan besar sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data variabel penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for windows versi 12.0 yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dari variabel penelitian dan tabel silang antara variabel dependen dan independen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian. Analisis data penelitian dengan menggunakan analisis Chi Square Test dengan memperhitungkan nilai probabilitas (p value) dengan interpretasi p value < α = 0,05 sehingga Ho ditolak.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan pengetahuan, pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja kader posyandu sehingga kader dengan pengetahuan yang cukup, pelatihan cukup dan memperoleh motivasi yang cukup memiliki kinerja yang cukup dan tidak terdapat hubungan status kerja dan status perkawinan dengan kinerja kader posyandu sehingga jenis kerja yang dilakukan kader dan kader dengan status kawin tidak mempengaruhi kader untuk tetap aktif dalam berbagai kegiatan posyandu.
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah dalam rangka peningkatan keaktifan kader sebagai wujud kinerja kader terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu, peningkatan pemahaman dan pengetahuan perlu menjadi bahan pertimbangan yang dapat dilaksanakan melalui pemberian informasi yang cukup kepada kader atau dengan menyelenggarakan pelatihan kepada kader yang bersangkutan dan pemberian imbalan sebagai wujud motivator sudah merupakan kebutuhan kader mengingat semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat sehingga dalam rangka peningkatan keaktifan kader, aspek ini perlu mendapat perhatian dikarenakana setiap aktivitas memerlukan suatu bentuk penghargaan pada aktivitas kerja yang dilaksanakan.
Daftar pustaka : 32 (1979 – 2004)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 6
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Geografi 9
Keadaan Demografi 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kinerja 11
B. Tinjauan Umum Kader 14
C. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 18
D. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 26
BAB IV KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti 41
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti 46
C. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 47
D. Hipotesis Penelitian 49
BAB V METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 50
B. Populasi dan Sampel 50
C. Pengumpulan Data 51
D. Pengolahan dan Penyajian Data 51
E. Analisis Data 52
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 53
Pembahasan 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 81
Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. | Judul | Halaman |
2.1 | Distribusi Penduduk Menurut Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Ajangale Tahun 2005 |
10 |
6.1 | Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
54 |
6.2 | Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten BoneTahun 2006 |
55 |
6.3 | Distribusi Responden Berdasarkan Ikatan Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
55 |
6.4 | Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.5 | Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.6 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.7 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.8 | Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.9 | Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.10 | Hubungan Pengetahuan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
59 |
6.11 | Hubungan Pelatihan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
60 |
6.12 | Hubungan Status Kerja dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
61 |
6.13 | Hubungan Status Kawin dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
62 |
6.14 | Hubungan Status Pekerjaan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
63 |
Dokument lengkap dapat menghubungi
Rhano
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Skripsi
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POMPANUA KECAMATAN AJANGALE
KABUPATEN BONE TAHUN 2006
Oleh
Sahrul, SKM
ABSTRAK
“Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006”
xiii + 14 tabel + 82 halaman + 7 lampiran
Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya bidang kesehatan. Masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi didalam sebuah komunitas masyarakat tidak terlepas dari peranan yang dilakukan kader disebuah posyandu. Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan, pelatihan, pekerjaan, status perkawinan dan motivasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan tujuan penyelenggaraan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pompanua. Besar sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 49 kader posyandu dengan penentuan besar sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data variabel penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer program Microsoft Excel 2003 dan SPSS for windows versi 12.0 yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dari variabel penelitian dan tabel silang antara variabel dependen dan independen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian. Analisis data penelitian dengan menggunakan analisis Chi Square Test dengan memperhitungkan nilai probabilitas (p value) dengan interpretasi p value < α = 0,05 sehingga Ho ditolak.
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan pengetahuan, pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja kader posyandu sehingga kader dengan pengetahuan yang cukup, pelatihan cukup dan memperoleh motivasi yang cukup memiliki kinerja yang cukup dan tidak terdapat hubungan status kerja dan status perkawinan dengan kinerja kader posyandu sehingga jenis kerja yang dilakukan kader dan kader dengan status kawin tidak mempengaruhi kader untuk tetap aktif dalam berbagai kegiatan posyandu.
Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah dalam rangka peningkatan keaktifan kader sebagai wujud kinerja kader terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu, peningkatan pemahaman dan pengetahuan perlu menjadi bahan pertimbangan yang dapat dilaksanakan melalui pemberian informasi yang cukup kepada kader atau dengan menyelenggarakan pelatihan kepada kader yang bersangkutan dan pemberian imbalan sebagai wujud motivator sudah merupakan kebutuhan kader mengingat semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat sehingga dalam rangka peningkatan keaktifan kader, aspek ini perlu mendapat perhatian dikarenakana setiap aktivitas memerlukan suatu bentuk penghargaan pada aktivitas kerja yang dilaksanakan.
Daftar pustaka : 32 (1979 – 2004)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 6
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Geografi 9
Keadaan Demografi 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kinerja 11
B. Tinjauan Umum Kader 14
C. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 18
D. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 26
BAB IV KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti 41
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti 46
C. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 47
D. Hipotesis Penelitian 49
BAB V METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 50
B. Populasi dan Sampel 50
C. Pengumpulan Data 51
D. Pengolahan dan Penyajian Data 51
E. Analisis Data 52
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 53
Pembahasan 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 81
Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. | Judul | Halaman |
2.1 | Distribusi Penduduk Menurut Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Ajangale Tahun 2005 |
10 |
6.1 | Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
54 |
6.2 | Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten BoneTahun 2006 |
55 |
6.3 | Distribusi Responden Berdasarkan Ikatan Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
55 |
6.4 | Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.5 | Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
56 |
6.6 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.7 | Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
57 |
6.8 | Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.9 | Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
58 |
6.10 | Hubungan Pengetahuan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
59 |
6.11 | Hubungan Pelatihan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
60 |
6.12 | Hubungan Status Kerja dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
61 |
6.13 | Hubungan Status Kawin dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
62 |
6.14 | Hubungan Status Pekerjaan dan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone Tahun 2006 |
63 |
Dokument lengkap dapat menghubungi
Rhano
Email : joeh_com@yahoo.com
Phone : 085242854524
Kualitas Air Sumur Gali (SGL)
- Bagaimana gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjuau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencamaran.
- Bagaimana gambaran kualitas kimia air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencemaran.
- Bagaimana gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek dinding, bibir dan jarak sumur gali dari sumber pencemaran.
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas kimia air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak instansi yang terkait dalam upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
- Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan utamanya di bidang kesehatan lingkungan serta dapat menjadi bahan bacaan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya.
- Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.
- Suhu
- Warna
- Bau
- Rasa
- Kekeruhan
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas fisik air
- Konstruksi sumur gali
- Kualitas fisik air
- Kualitas kimia air
- Populasi
- Sampel
- Pengolahan Data
- Penyajian Data
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas Fisik Air Sumur Gali
- Kualitas Kimia Air Sumur gali
- Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali
- Kesimpulan
- Konstruksi sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (66,7 %).
- Kualitas fisik air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung memenuhi syarat (60,0 %)
- Kualitas kimia air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %)
- Kualitas bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %).
- Saran
- Perlunya pemberian informasi tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat yang disertai dengan pemberian bantuan material kepada masyarakat
- Pemurnian terhadap kualitas fisik, kimia dan bakteriologis perlu dilaksanakan baik dalam bentuk mekanis maupun kimia sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai sumber air minum.
- Perlunya pemberian informasi tentang upaya yang dapat dilakukan masyarakat menyangkut tentang pemurnian fisik, kimia dan bakteriologs air sehingga masyarakat secara mandiri dengan informasi yang diperolehnya dapat melakukan sendiri proses pemurnian terhadap air sumur gali yang dimilikinya dan hal ini pula akan membantu menurunkan angka kejadian penyakit menular yang ditularkan melalui media air (Water borne disease).
- Bagaimana gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjuau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencamaran.
- Bagaimana gambaran kualitas kimia air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencemaran.
- Bagaimana gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek dinding, bibir dan jarak sumur gali dari sumber pencemaran.
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas kimia air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak instansi yang terkait dalam upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
- Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan utamanya di bidang kesehatan lingkungan serta dapat menjadi bahan bacaan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya.
- Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.
- Suhu
- Warna
- Bau
- Rasa
- Kekeruhan
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas fisik air
- Konstruksi sumur gali
- Kualitas fisik air
- Kualitas kimia air
- Populasi
- Sampel
- Pengolahan Data
- Penyajian Data
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas Fisik Air Sumur Gali
- Kualitas Kimia Air Sumur gali
- Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali
- Kesimpulan
- Konstruksi sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (66,7 %).
- Kualitas fisik air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung memenuhi syarat (60,0 %)
- Kualitas kimia air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %)
- Kualitas bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %).
- Saran
- Perlunya pemberian informasi tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat yang disertai dengan pemberian bantuan material kepada masyarakat
- Pemurnian terhadap kualitas fisik, kimia dan bakteriologis perlu dilaksanakan baik dalam bentuk mekanis maupun kimia sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai sumber air minum.
- Perlunya pemberian informasi tentang upaya yang dapat dilakukan masyarakat menyangkut tentang pemurnian fisik, kimia dan bakteriologs air sehingga masyarakat secara mandiri dengan informasi yang diperolehnya dapat melakukan sendiri proses pemurnian terhadap air sumur gali yang dimilikinya dan hal ini pula akan membantu menurunkan angka kejadian penyakit menular yang ditularkan melalui media air (Water borne disease).
- Bagaimana gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjuau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencamaran.
- Bagaimana gambaran kualitas kimia air sumur gali berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek keadaan dinding, bibir dan jarak sumur dari sumber pencemaran.
- Bagaimana gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali ditinjau dari aspek dinding, bibir dan jarak sumur gali dari sumber pencemaran.
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui gambaran kualitas fisik air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas kimia air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Untuk mengetahui gambaran kualitas bakteriologis air berdasarkan konstruksi sumur gali.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak instansi yang terkait dalam upaya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
- Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan utamanya di bidang kesehatan lingkungan serta dapat menjadi bahan bacaan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya.
- Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.
- Suhu
- Warna
- Bau
- Rasa
- Kekeruhan
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas fisik air
- Konstruksi sumur gali
- Kualitas fisik air
- Kualitas kimia air
- Populasi
- Sampel
- Pengolahan Data
- Penyajian Data
- Konstruksi Sumur Gali
- Kualitas Fisik Air Sumur Gali
- Kualitas Kimia Air Sumur gali
- Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali
- Kesimpulan
- Konstruksi sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (66,7 %).
- Kualitas fisik air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung memenuhi syarat (60,0 %)
- Kualitas kimia air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %)
- Kualitas bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja Puskesmas Antang cenderung tidak memenuhi syarat (53,3 %).
- Saran
- Perlunya pemberian informasi tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat yang disertai dengan pemberian bantuan material kepada masyarakat
- Pemurnian terhadap kualitas fisik, kimia dan bakteriologis perlu dilaksanakan baik dalam bentuk mekanis maupun kimia sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai sumber air minum.
- Perlunya pemberian informasi tentang upaya yang dapat dilakukan masyarakat menyangkut tentang pemurnian fisik, kimia dan bakteriologs air sehingga masyarakat secara mandiri dengan informasi yang diperolehnya dapat melakukan sendiri proses pemurnian terhadap air sumur gali yang dimilikinya dan hal ini pula akan membantu menurunkan angka kejadian penyakit menular yang ditularkan melalui media air (Water borne disease).