-->
Global Warning
Lihat Detail

Global Warning

Memahami Masalah Global dan Penanganannya

Global Warning

Apa sebenarnya global warning itu ? Suatu pertanyaan mendasar tentang masalah yang sudah menjadi masalah umat manusia seantero jagad raya.
Global warning diindikasikan karena adanya dampak langsung yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya hayati planet yang tercinta
termasuk pula perusakan lingkungan hidup yang masih tinggi menjadi komoditi utama permasalahan global warning.

Global warning mengkhawatirkan planet bumi mengalami gangguan kesehatan layaknya tubuh manusia.  Atmosfer bumi sudah tidak dapat
menangkal sinar ultraviolet secara langsung yang dapat menyebabkan kanker kulit dan gangguan sistem syaraf manusia, terjadinya pencairan
padang es di daerah kutub yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume air laut yang berdampak terjadinya banjir diberbagai daerah
belum lagi dengan berbagai bencana yang timbul oleh banyak negara di dunia bukan tidak mungkin karena dampak dari global warning.

Berapa banyak yang akan dirugikan ? Belum tahu jumlahnya dan yang jelas semua pihak akan dirugikan jikalau dampak dari global warning itu terjadi.
Secara alamiah, manusia hidup dan berinteraksi satu sama lain antar manusia namun juga terhadap alam dan penciptanya. Khusus interaksi dengan
alam (lingkungan hidupnya) manusia harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang sewajarnya. Upaya pemborosan yang berlangsung terus menerus
menyebabkan semakin terkurasnya komposisi penyusun planet bumi yang kita cintai. Hal mendasar yang perlu kita pahami bahwa segala ciptaan dari
Sang Pencipta (ALLAH SWT/ Tuhan Yang Maha Esa) pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bagi umatnya (manusia) namun ketersediaan
tersebut tidak dengan semata-mata digunakan secara seenaknya karena akan berdampak pada ketidaksetimbangan komposisi planet layaknya jika tubuh kita
sendiri mengalami kelelahan maka harus istirahat, konsumsi makanan yang cukup dan lain sebagainya. Begitu pula pada planet bumi yang kita
tempati ini kiranya untuk dapat dicintai layaknya diri kita.

Upaya perbaikan sistem tata kota oleh pemerintah di sejumlah daerah sudah dilakukan dengan melakukan upaya penanaman sejuta pohon dalam rangka
penghijauan seperti halnya reboisasi. Jikalau negara ini (Indonesia) yang lebih diharapkan untuk dapat melakukan upaya kearah tersebut, bagaimana
dengan negara lain yang juga menempati isi planet bumi ini. Global warning adalah masalah bersama diantara umat manusia dan jika hanya dilakukan
upaya penanggulangan pada tingkat individu, alangkah tidak bergunanya perubahan yang diharapkan. Tolong menolong, kerjasama dan bahu membahu dengan
negara lain di dunia kiranya harus berlangsung dengan etiked baik untuk menangani masalah global warning.

Indonesia melakukan upaya penghijauan sampai merambah pada daerah perkotaannya. Bagaimana dengan negara lain yang sudah melakukan revolusi industri ?
Bukan tidak mungkin negara tersebut lah yang menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan kelestarian lingkungan. Pengekskplorasian sumber daya alam
yang tidak bijak lebih banyak terjadi pada negara-negara industri yang sudah maju. Selanjutnya, kenapa harus Indonesia yang harus menerima kritikan
tajam terutama terhadap berkurangnya lahan hutan sebagai paru-paru dunia. Mengapa tidak negara-negara industri juga harus disalahkan, terkesan
negara-negara industri yang sudah maju "lempar batu sembunyi tangan".

Sekiranya seluruh negara-negara didunia untuk saling membenah diri dan jangan melimpahkan kesalahan pada negara lain. Perlunya kesetaraan hak dan
kewajiban bersama dari seluruh negara dunia. Dengan menggunakan teori hambatan sistem dapat dipaparkan bahwa seluruh manusia yang menempati planet bumi
merupakan suatu sistem kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lain, begitupun pada konteks negara bahwa seluruh negara di dunia merupakan satu
kesatuan sistem yang harus saling mendukung. Adanya hambatan pada suatu negara lain terhadap penanganan masalah yang timbul kiranya untuk mendapatkan
realokasi dan rekonsturiksasi dari negara lain yang dilakukan serta merta tanpa adanya pengimbalan demi penyelesaian masalah bersama yang mendunia ini.
Memahami Masalah Global dan Penanganannya

Global Warning

Apa sebenarnya global warning itu ? Suatu pertanyaan mendasar tentang masalah yang sudah menjadi masalah umat manusia seantero jagad raya.
Global warning diindikasikan karena adanya dampak langsung yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya hayati planet yang tercinta
termasuk pula perusakan lingkungan hidup yang masih tinggi menjadi komoditi utama permasalahan global warning.

Global warning mengkhawatirkan planet bumi mengalami gangguan kesehatan layaknya tubuh manusia.  Atmosfer bumi sudah tidak dapat
menangkal sinar ultraviolet secara langsung yang dapat menyebabkan kanker kulit dan gangguan sistem syaraf manusia, terjadinya pencairan
padang es di daerah kutub yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume air laut yang berdampak terjadinya banjir diberbagai daerah
belum lagi dengan berbagai bencana yang timbul oleh banyak negara di dunia bukan tidak mungkin karena dampak dari global warning.

Berapa banyak yang akan dirugikan ? Belum tahu jumlahnya dan yang jelas semua pihak akan dirugikan jikalau dampak dari global warning itu terjadi.
Secara alamiah, manusia hidup dan berinteraksi satu sama lain antar manusia namun juga terhadap alam dan penciptanya. Khusus interaksi dengan
alam (lingkungan hidupnya) manusia harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang sewajarnya. Upaya pemborosan yang berlangsung terus menerus
menyebabkan semakin terkurasnya komposisi penyusun planet bumi yang kita cintai. Hal mendasar yang perlu kita pahami bahwa segala ciptaan dari
Sang Pencipta (ALLAH SWT/ Tuhan Yang Maha Esa) pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bagi umatnya (manusia) namun ketersediaan
tersebut tidak dengan semata-mata digunakan secara seenaknya karena akan berdampak pada ketidaksetimbangan komposisi planet layaknya jika tubuh kita
sendiri mengalami kelelahan maka harus istirahat, konsumsi makanan yang cukup dan lain sebagainya. Begitu pula pada planet bumi yang kita
tempati ini kiranya untuk dapat dicintai layaknya diri kita.

Upaya perbaikan sistem tata kota oleh pemerintah di sejumlah daerah sudah dilakukan dengan melakukan upaya penanaman sejuta pohon dalam rangka
penghijauan seperti halnya reboisasi. Jikalau negara ini (Indonesia) yang lebih diharapkan untuk dapat melakukan upaya kearah tersebut, bagaimana
dengan negara lain yang juga menempati isi planet bumi ini. Global warning adalah masalah bersama diantara umat manusia dan jika hanya dilakukan
upaya penanggulangan pada tingkat individu, alangkah tidak bergunanya perubahan yang diharapkan. Tolong menolong, kerjasama dan bahu membahu dengan
negara lain di dunia kiranya harus berlangsung dengan etiked baik untuk menangani masalah global warning.

Indonesia melakukan upaya penghijauan sampai merambah pada daerah perkotaannya. Bagaimana dengan negara lain yang sudah melakukan revolusi industri ?
Bukan tidak mungkin negara tersebut lah yang menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan kelestarian lingkungan. Pengekskplorasian sumber daya alam
yang tidak bijak lebih banyak terjadi pada negara-negara industri yang sudah maju. Selanjutnya, kenapa harus Indonesia yang harus menerima kritikan
tajam terutama terhadap berkurangnya lahan hutan sebagai paru-paru dunia. Mengapa tidak negara-negara industri juga harus disalahkan, terkesan
negara-negara industri yang sudah maju "lempar batu sembunyi tangan".

Sekiranya seluruh negara-negara didunia untuk saling membenah diri dan jangan melimpahkan kesalahan pada negara lain. Perlunya kesetaraan hak dan
kewajiban bersama dari seluruh negara dunia. Dengan menggunakan teori hambatan sistem dapat dipaparkan bahwa seluruh manusia yang menempati planet bumi
merupakan suatu sistem kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lain, begitupun pada konteks negara bahwa seluruh negara di dunia merupakan satu
kesatuan sistem yang harus saling mendukung. Adanya hambatan pada suatu negara lain terhadap penanganan masalah yang timbul kiranya untuk mendapatkan
realokasi dan rekonsturiksasi dari negara lain yang dilakukan serta merta tanpa adanya pengimbalan demi penyelesaian masalah bersama yang mendunia ini.
Memahami Masalah Global dan Penanganannya

Global Warning

Apa sebenarnya global warning itu ? Suatu pertanyaan mendasar tentang masalah yang sudah menjadi masalah umat manusia seantero jagad raya.
Global warning diindikasikan karena adanya dampak langsung yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya hayati planet yang tercinta
termasuk pula perusakan lingkungan hidup yang masih tinggi menjadi komoditi utama permasalahan global warning.

Global warning mengkhawatirkan planet bumi mengalami gangguan kesehatan layaknya tubuh manusia.  Atmosfer bumi sudah tidak dapat
menangkal sinar ultraviolet secara langsung yang dapat menyebabkan kanker kulit dan gangguan sistem syaraf manusia, terjadinya pencairan
padang es di daerah kutub yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume air laut yang berdampak terjadinya banjir diberbagai daerah
belum lagi dengan berbagai bencana yang timbul oleh banyak negara di dunia bukan tidak mungkin karena dampak dari global warning.

Berapa banyak yang akan dirugikan ? Belum tahu jumlahnya dan yang jelas semua pihak akan dirugikan jikalau dampak dari global warning itu terjadi.
Secara alamiah, manusia hidup dan berinteraksi satu sama lain antar manusia namun juga terhadap alam dan penciptanya. Khusus interaksi dengan
alam (lingkungan hidupnya) manusia harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang sewajarnya. Upaya pemborosan yang berlangsung terus menerus
menyebabkan semakin terkurasnya komposisi penyusun planet bumi yang kita cintai. Hal mendasar yang perlu kita pahami bahwa segala ciptaan dari
Sang Pencipta (ALLAH SWT/ Tuhan Yang Maha Esa) pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bagi umatnya (manusia) namun ketersediaan
tersebut tidak dengan semata-mata digunakan secara seenaknya karena akan berdampak pada ketidaksetimbangan komposisi planet layaknya jika tubuh kita
sendiri mengalami kelelahan maka harus istirahat, konsumsi makanan yang cukup dan lain sebagainya. Begitu pula pada planet bumi yang kita
tempati ini kiranya untuk dapat dicintai layaknya diri kita.

Upaya perbaikan sistem tata kota oleh pemerintah di sejumlah daerah sudah dilakukan dengan melakukan upaya penanaman sejuta pohon dalam rangka
penghijauan seperti halnya reboisasi. Jikalau negara ini (Indonesia) yang lebih diharapkan untuk dapat melakukan upaya kearah tersebut, bagaimana
dengan negara lain yang juga menempati isi planet bumi ini. Global warning adalah masalah bersama diantara umat manusia dan jika hanya dilakukan
upaya penanggulangan pada tingkat individu, alangkah tidak bergunanya perubahan yang diharapkan. Tolong menolong, kerjasama dan bahu membahu dengan
negara lain di dunia kiranya harus berlangsung dengan etiked baik untuk menangani masalah global warning.

Indonesia melakukan upaya penghijauan sampai merambah pada daerah perkotaannya. Bagaimana dengan negara lain yang sudah melakukan revolusi industri ?
Bukan tidak mungkin negara tersebut lah yang menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan kelestarian lingkungan. Pengekskplorasian sumber daya alam
yang tidak bijak lebih banyak terjadi pada negara-negara industri yang sudah maju. Selanjutnya, kenapa harus Indonesia yang harus menerima kritikan
tajam terutama terhadap berkurangnya lahan hutan sebagai paru-paru dunia. Mengapa tidak negara-negara industri juga harus disalahkan, terkesan
negara-negara industri yang sudah maju "lempar batu sembunyi tangan".

Sekiranya seluruh negara-negara didunia untuk saling membenah diri dan jangan melimpahkan kesalahan pada negara lain. Perlunya kesetaraan hak dan
kewajiban bersama dari seluruh negara dunia. Dengan menggunakan teori hambatan sistem dapat dipaparkan bahwa seluruh manusia yang menempati planet bumi
merupakan suatu sistem kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lain, begitupun pada konteks negara bahwa seluruh negara di dunia merupakan satu
kesatuan sistem yang harus saling mendukung. Adanya hambatan pada suatu negara lain terhadap penanganan masalah yang timbul kiranya untuk mendapatkan
realokasi dan rekonsturiksasi dari negara lain yang dilakukan serta merta tanpa adanya pengimbalan demi penyelesaian masalah bersama yang mendunia ini.